Sunset di tepian sungai Brantas, Jombang |
Rona jingga di ufuk barat menjadi pemandangan indah kala di tepian sungai Brantas, Jombang. Aku beserta rombongan berusaha mengabadikan foto sebanyak mungkin. Hari ini cukup cerah, menjadikan sang baskara terlihat jelas tanpa ada awan yang menutupi.
“Sungai Brantas ini spot terbaik menikmati senja, melihat keindahan sunset,” Ujar Mas Alid selaku pemandu.
Kami hanya mendengar celetukannya saja. Toh yang paling penting adalah bagaimana agar momen senja ini terekam oleh kami. Kami ingin menikmati senja pertama di sudut Kabupaten Jombang.
*****
Sungai Brantas terletak di Kecamatan Megaluh, Jombang. Mobil yang kami naiki melintasi jalan padat, kemudian masuk ke daerah pemukiman warga, diselingi hamparan sawah luas. Tepat di depan sana, sebuah aliran sungai deras menanti. Tanggul-tanggul pembatas jalan terlihat di tepi jalan.
Di tepi jalan terdapat beberapa orang sedang bersantai, menghadap ke barat. Sungai Brantas ini menjadi spot yang sering dikunjungi oleh wisatawan maupun warga setempat yang ingin menikmati waktu senja.
Hilir-mudik kapal kayu menyeberang di sungai Brantas. Aku penasaran melihat muatan tiap kapal didominasi kendaraan roda dua. Ada juga kapal yang memuat mobil, dan menyeberangkan ke daratan di seberang.
Kapal menyeberangkan sepeda motor dan mobil dari Megaluh ke Jatikalen |
Dari informasi Mas Alid, aku baru tahu kalau sungai Brantas ini adalah pembatas antara dua kabupaten. Kabupaten Jombang (di tempatku berpijak), sementara yang ada di seberang adalah Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
Tiap kapal menyeberangkan motor/mobil beserta penumpang untuk menyingkat waktu dan jarak tempuh. Jika perjalanan melalui jalan darat, atau melintas Jembatan Ploso. Perjalanan akan menempuh jarak lebih dari 10 KM.
Karena jarak itulah banyak warga yang lebih suka melintasi penyeberangan kapal. Mereka hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit (waktu lama karena menunggu motor berkumpul). Cukup memangkas waktu perjalanan.
Di Jogja, aku pernah melihat jasa transportasi seperti ini. perbatasan antara Srandakan (Bantul) dengan Lendah (Kulon Progo), tepatnya di Desa Ngentak Mangir, ada jasa menyeberangkan kendaraan bermotor dan sepeda. Namun di sana hanya musiman saja, jika sedang air tidak meluap, penyeberangan menggunakan jembatan sesek.
Sementara rasa penasaran tentang transportasi penyeberangan (kapal kayu) tersebut kutangguhkan. Aku menikmati pemandangan senja dari tepian sungai. Teman-teman yang lain juga sudah mengeluarkan kameranya, lalu membidik sang baskara.
Pemandangan senja di sungai Brantas, Jombang |
Matahari tanpa terhalang pepohonan ketika mulai sinarnya tidak menyilaukan mata. Pantulan cahaya menyebar di aliran sungai Brantas. Cahaya senja menyebar, membuat suasana di aliran sungai Brantas menjadi asyik untuk dipandang.
Jika kita menikmati senja di tepian pantai, selain matahari yang ingin terlelap, kita juga berusaha mengabadikan objek lainnya; seperti kapal atau nelayan yang menyeberang tepat di lingkaran matahari. Di sungai Brantas, lalu-lalang kapal penyeberangan menjadi objek tambahannya.
Berkali-kali kapal menyeberang dalam kurun waktu 10 menit. Aku mengabadikan kesibukan para penduduk yang menawarkan jasa penyeberangan kala senja. Sepanjang jalan sungai Brantas ini cukup lengang. Jalan kecil ini memang bukan jalan utama; hanya jalan kampung, dan para pecinta senja hanya parkir di tepi jalan serta menghadap ke barat.
Kapal menyeberang kala senja di sungai Brantas |
Tidak ada kios-kios yang berjualan air mineral di sini. Jalan kecil ini hanya menjadi akses warga setempat. Lebih banyak malah warga setempat naik sepeda, atau jalan kaki sembari melihat kami yang berkumpul sembari memegang kamera. Sungai Brantas memang indah kala senja, sepi, serta menghanyutkan layaknya aliran di dalam sungai.
Benar kata kawan, jika ingin menikmati senja di Jombang; sepanjang aliran sungai Brantas yang terletak di Megaluh inilah pilihan terbaik. Kita bisa mengabadikan mentari menjelang terbenam di peraduan, sembari menikmati sepoi angin di tepian sungai.
*****
Kapal-kapal penyeberangan di sungai Brantas
Mentari mulai tenggelam, di sungai Brantas tidak serta-merta gelap. Aku melangkahkan kaki ke salah satu tempat kapal penyeberangan, melihat dari dekat orang-orang yang menyeberang ke Jatikalen, Nganjuk. Rencananya aku ingin ikut menyeberang ke Nganjuk, tapi tidak turun; langsung balik ke Megaluh lagi.
Tidak hanya aku, beberapa teman ikut menyeberang, tiga teman lainnya sudah ada di belakangku. Kami naik ke atas kapal dan berdiri, menunggu muatan kapal penuh berjejeran motor. Bentuk kapal di sini tidak seperti kapal pada umumnya. Palka kapal datar, dari ujung depan sampai belakang. Mesin penggerak berada belakang, kemudi kapal dikendalikan menggunakan tangan
Selama menyeberang kapal, aku berbincang dengan Pak Arifin, beliau salah satu penyedia jasa penyeberangan Megaluh – Jatikalen. Kapal beliau sementara belum mampu menyeberangkan mobil. Hal ini dikarenakan tepian jembatan kayu yang dibuat belum dipondasi. Sehingga mobil belum berani lewat tempatnya, ditakutkan jembatan kayunya tidak kuat menahan beban mobil.
Kapal milik pak Arifin lumayan besar. Beliau bersama temannya setiap hari menyeberangkan puluhan motor roda dua. Tiap kapal mempunyai jembatan kecil sendiri-sendiri tiap tepian sungai. Jasa penyeberangan Megaluh – Jatikalen atau sebaliknya hanya ditempuh dalam waktu kurang dari lima menit.
Ikut naik kapal penyeberangan Megaluh - Jatikalen |
Jasa penyeberangan ini dimulai sejak pukul 03.30 WIB. Pak Arifin maupun warga lainnya sudah mulai bersiap menyeberangkan warga yang ingin menyeberang. Sedangkan untuk penyeberangan terakhir pada pukul 23.00 WIB. Kapal pak Arifin bisa menampung sebanyak 30 motor sekali jalan.
Teman pak Arifin menata motor yang ada di atas, selama kapal berjalan; beliau mendekati tiap pemilik motor untuk menerima bayaran uang jasa penyeberangan. Mas Alid membayari kami berempat. Agar mudah, kami dihitung seharga motor. Pak Arifin dan warga yang menyeberang tertawa saat melihat kami sibuk merekam video.
“Kalau motor harganya Rp2000. Mobil biasanya Rp10.000, sekali jalan,” Terang Pak Arifin.
Aku menikmati penyeberangan menuju Jatikalen. Ketika para pengendara motor mulai turun, diganti penumpang lain yang sudah menunggu di ujung dermaga kecil. Begitu motor-motor turun, dengan cepat motor yang sudah menunggu langsung naik. Aku dan teman lainnya sengaja tidak menginjakkan kaki di Jatikalen.
Kapal berputar balik ke dermaga kecil tempat kami naik. Selama kapal menyeberang, aku lebih banyak berbincang dengan pak Arifin. Selain dapat menyaksikan keindahan senja di tepian sungai Brantas, kalian bisa mencoba sensasi menyeberang sungai Brantas kala senja. Melihat cahaya jingga menghias di langit saat sang baskara terlelap dalam peraduan. *Menikmati senja di tepian sungai Brantas pada hari sabtu, 19 Agustus 2017
Keren sunset-nya!
BalasHapusTerima kasih :-)
HapusPenyebrangan seperti mengingatkan saya ketika di Thailand. Tapi bedanya di sana sudah bisa menyebrangkan mobil sampai 10 unit.
BalasHapusNah, sekiranya untuk kedepan bisa diperbaiki, lalu dibuat menjadi destinasi wisata. Kan keren tuh xD
Ciyeeeee kamu gak baca ya? Tertulis jelas ada kapal yang menyebrangkan mobil kok.
HapusBtw sebagai warga Jombang tentu saja kami mengharapkan dibangunnya jembatan baru untuk akses transportasi.
Ada kapal yang menyeberangkan mobil kok, hanya saja perahu yang kunaiki tidak bisa menaiki mobil karena dermaganya kurang kuat pondasinya.
HapusAq gak ikutan nyebrang
BalasHapusSitu foto ala-ala di tepian suangi Brantas
HapusPenutup hari yang mengena di Jombang ya? Hahhaa. Setuju sih ini spot terbaik buat sunset-an di Jombang. Perahu dengan canthik naga-nagaan juga fotogenik banget ditangkap kamera. Nunggu undangan bupati Jombang asal Ploso lagi ahh. ^^
BalasHapusPenutup hari pertama, kejutan berlangsung di hari terakhir buahahahah.
HapusCalon bupati Jombang lagi sibuk kampanye/ngevlog
kaya di kalimantan ya, dengan sungai sungai lebar nya
BalasHapusKalau sungai ini panjang banget ahahhahah
Hapusmemotret sunset selalu menarik ya mas ... apalagi landscape-nya sungai lebar seperti ini yang ada perahu perahunya menambah menarik fotonya
BalasHapusBenar kang. Ada semacam rasa gembira sendiri kalau sudah mengabadikannya
HapusHloh buka 24 jam kok kapal-kapal di Megaluh ini. Yuk ke Jombang lagi :D
BalasHapusKemajuan hahahha.
HapusAgendakan, cari destinasi lain :-D
sue ra nyunset e..lihat gini langsung galau kapan dolan sore sore iki
BalasHapusNeng Parangtritis ae, apik loh
HapusHuahaha kukira mobil bisa mas, kalo bisa enak ini. Lumayan loh motong 10km 🙈
BalasHapusDulu di belakang rumahku ya ada kapal ginian, pas sd aku suka naik gt 🙈 padahal sungainya surabaya kotor wkwkw
Mobil bisa kok, tapi tidak dengan kapal yang kunaiki ahhahahha
HapusHanya saat BW ke sini, aku menjaga kursos agar berada di sisi kanan. Gak rela saat scroll down, kursornya kena foto dan warnanya jadi hitam putih hahaha.
BalasHapusHayo main ke Palembang, ini mirip Danau Jakabaring :)
omnduut.com
Hahahha, semoga tidak direpotkan oleh krusor om. Insyaallah om saya akan main ke Palembang :-)
Hapuscantik banget..
BalasHapuskalo di jakarta mah ketutupan gedung2. :(
Di Jakarta cakep motret gedung kala senja mbak
HapusIni sungainya lumayan lebar mas? waktu 10 menitan lumayan bisa menikmati :) disambi ngobrol-ngobrol dengan penumpang lainnya. Kalau lewat jembatan besar, mana mungkin interaksi bisa terjalin dengan dekat :')
BalasHapusmakanyaa aku sukaa naik getek dan biasanya tanpa mesin. Kalau dengan mesin kan beda lagi sensasinya meskipun tetap dikendalikan dengan tangan. Ah pingiiin selalu naik kaya begini :)
Kamu suka naik getek atau suka sama mbah-mbah yang bantu menyeberangkan ke hilir? hahahahah
Hapustumben alid baik banget mau guide :p
BalasHapuskampung halaman dia emang cakep.. kecuali alid gak cakep.
Dia yang ngundang kami koh. Hahahahahahha
HapusBrantas sungai terpanjang di jawa, baru tahu kalau sungi ini seiindah ini mas RUllah. jarang orng lihat sisi keindahan sungai ini ya
BalasHapusTiap sungai sebenarnya indah semua kok :-)
Hapuswah, mirip-mirip pantai Logending bang :)
BalasHapusternyata sungai brantas...
hmmm...
keren bang!
Memang senja itu indah hehehhehe
HapusWaaah indaaaah banget itu sunsetnya..
BalasHapusKalau cerah memang indah banget kok
HapusSenja adalah salah satu hiburan buat saya. Bagai bioskop yang tayang tiap Hari, murah, mudah tinggal menengadah. Indah. Mewah. Great story and shots like always
BalasHapusSelain itu cahaya senja jauh lebih lama daripada sunrise mas :-D
HapusKeren sunset-nya!
BalasHapusPas dapat cerah mas :-)
Hapus