![]() |
Kapal nelayan di sekitar pulau Gosong |
Ketika pemandu mengatakan rombongan kami bisa menuju pulau Gosong, aku kembali antusias. Rasanya tidak sia-sia menyempatkan waktu akhir pekan mengunjungi Lasem. Mengeksplor destinasi yang ada di sini, khususnya di Desa Dasun.
Mungkin nama pulau Gosong ini agak asing di telinga kalian. Pun sama dengan aku, walaupun Rembang & Jepara masih satu karisidenan, nyatanya aku baru mendengar nama pulau tersebut kala berkunjung di Lasem. Selain pulau Gosong, masih ada pulau lainnya yang ada di Rembang.
Sempat kulirik rombongan lain, di bawah terik mentari yang panas. Mereka tampak menikmati perjalanan di atas kapal. Topi lebar, payung, dan alat penutup lainnya sudah terpasang di kepala. Sementara sang nakhoda kapal sibuk mengurusi mesin yang rewel. Sedari tadi, sejak menyusuri sungai Dasun, mesin kapal bermasalah. Orang laut bilang mesinnya masuk angin.
![]() |
Mesin kapal yang kami naiki sedikit bermasalah |
Mesin kapal masuk angin biasanya karena terkena hujan semalaman. Jeriken yang berisi solar tercampur air, sehingga mesin tidak sepenuhnya bekerja maksimal. Salah satu cara agar air keluar dari jeriken tersebut adalah dengan meniup leher/lubang bagian atas. Sehingga airnya keluar, dan mesin kembali normal.
Perjalanan ditempuh sekitar 20 menit dari pantai Dasun. Sampai di tengah sudah terlihat hamparan gosong tersebut. Tepat di tengah pulau gosong terdapat batang kayu tertancap sebagai penanda. Pun dengan bendera merah putih yang sudah sobek-sobek termakan waktu. Mesin kapal yang kami naiki dimatikan, membiarkan kapal ini melaju pelan.
Batang kayu penanda pantai gosong ini berfungsi kala air pasang. Ketika air pasang, dan hamparan pulau gosong ini terendam air laut, nelayan tetap paham jika tempat itu airnya dangkal. Sehingga mereka tidak akan melewati area tersebut. Berbeda jika sedang surut, hamparan pulau Gosong terlihat jelas dari kejauhan.

![]() |
Pulau Gosong di Lasem, Rembang berasal dari endapan koral dan karang |
Aku terkesiap, pulau Gosong ini bukanlah pasir putih yang mengendap di tengah-tengah laut seperti di Karimunjawa. Kulihat lebih seksama, ini adalah endapan koral dan karang dalam jumlah banyak. Jika dilihat secara detail, pulau gosong mirip Atol/Cincin Karang. Bagaimana tidak, endapan karang dan koral ini membentuk sebuah pulau.
Pulau Gosong ini cukup luas, dari artikel yang sempat kubaca; luas keseluruhan pulau ini sekitar 5 hektare. Rombongan kami dari awal ada niat ingin turun ke pulau gosong (yang kami kira awalnya pasir). Melihat kenyataannya ini adalah karang, kami menangguhkan untuk turun.
Hamparan karang ini kebanyakan sudah mati, namun di sudut-sudut lainnya masih tampak karang yang hidup, jenisnya karang Jahe. Karang-karang tersebut berjuang untuk tetap hidup walau saat surut harus terkena terik matahari.
“Karangnya ada yang hidup!” Teriak salah satu teman dari atas kapal.
Dari sekian hamparan karang mati, berwarna kusam; dan tercecar patah-patah karena faktor alam, tetap saja ada sedikit karang yang masih berjuang untuk hidup. Terumbu karang yang masih hidup berwarna lebih cerah.
Sepanjang di Kawasan pulau Gosong air laut sangat dangkal. Jika aku lihat dari atas kapal kecil ini, kedalaman air tepat di bawah kapal hanyalah satu meter. Bisa jadi kurang dari itu, sesekali terasa bagian bawah kapal tandas ke dasar.
Kami cukup menikmati pulau ini dari atas kapal. Dua alasan yang membuat rombongan kami mengurungkan untuk turun; pertama, masih terlihat beberapa karang hidup. Takutnya ketika kami turun malah menginjak karang yang masih hidup; kedua, di pulau Gosong tersebar banyak Bulu Babi.
![]() |
Banyak Bulu Babi yang tersebar di dekat pulau gosong |
Tahu Bulu Babi kan? Jika kaki kita menginjak hewan tersebut nantinya kaki terasa perih. Sebagai anak pantai, aku sudah pernah mengalaminya sewaktu masih kecil. Aku pernah terkena sengatan Ikan Pari, Bulu Babi, dan Ubur-ubur. Menurutku dari ketiga itu yang paling parah adalah Ikan Pari, Ubur-ubur, dan Bulu Babi. Namun selain ketiga itu masih ada lagi satu ikan yang lebih ganas, Namanya Ikan Kalajengking.
Aku mengabadikan Bulu Babi yang tersebar di berbagai penjuru. Cukup mudah menemukan Bulu Babi. Bahkan di bawah kapal yang kami naiki pun banyak. Tak hanya aku, teman-teman rombongan juga sibuk mengabadikan Bulu Babi, terkadang mereka menjerit kegirangan kala melihat ikan kecil berseliweran.
Di beberapa akun Instagram, ada foto-foto yang bertebaran pengunjung di pulau Gosong. Pulau ini sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mereka berfoto di hamparan endapan karang mati ini. Namun, lagi-lagi rombongan kami tidak ada yang berniat turun. Agak riskan rasanya turun dan menginjak karang, biarpun karang-karang tersebut dominan sudah mati dan membentuk pulau.
Aku tidak mengatakan dilarang turun atau diperbolehkan turun ke sini. Kembali pada diri kita masing-masing. Memang di sini tidak ada larangan untuk turun (plang tertulis); namun aku dan teman-teman sudah memutuskan dari awal untuk tidak turun. Ada semacam keraguan dari kami untuk turun, lebih baik tidak turun; itu adalah pilihan terbaik yang kami ambil.
![]() |
Nelayan memancing ikan karang di sekitaran pulau gosong |
Tidak jauh dari pulau Gosong, dan hanya berjarak sekitar 100 meter dari kapal kami, terdapat kapal nelayan. Kapal yang berukuran sama dengan kami naiki terdapat lima orang di atasnya. Mereka asyik memancing, sesekali menarik jorang yang terpasang kail. Ikan-ikan yang mereka dapatkan di sini jenis ikan karang; seperti ikan Kerapu.
Tempat seperti ini memang banyak ikannya. Terumbu karang menjadi tempat hidup ekosistem laut. Semakin banyak terumbu karang yang hidup, di sana sudah tentu dipenuhi biota laut. Melihat kapal kami dipenuhi rombongan yang menenteng kamera, mereka (di kapal nelayan) melambaikan tangan; suara kencang bersenda gurau menyapa kami.
Panas siang semakin terik, dari kejauhan pantai Dasun terlihat jelas. Kapal yang kami naiki beranjak meninggalkan pulau Gosong. Kembali menuju sungai Dasun, dan pulang ke tempat menginap. Siang ini aku bersiap meninggalkan Lasem dengan oleh-oleh banyak dokumentasi destinasi wisata alam & heritage. *Lasem; 18-19 November 2017.
Kalo sing ndek rembang bisa buat camping kayaknya mas. Mirip-mirip pulau panjang di jepara.
BalasHapusIyo mas. Besok-besok kayake asyik dikunjungi
HapusSering lihat bulu babi kalau ke pantai, nah suka mikir, apa beneran bisa dimakan? Soalnya dulu sering lihat di jejak petualang atau bolang, mereka makan daging bulu babi yang katanya enak.
BalasHapusNah pas kebetulan nemu beneran, gak tega aja gitu mukulin bulunya supaya rontok, trus belah cangkang untuk ambil daging, padahal penasaran banget xD
Ahahahhaa, kamu orangnya nggak tegaan mbak. Ada yang makan kok
HapusMeski sejenak, tentulah tetap sangat berkesan. Memang baiknya tidak turun, kalau saya. Eman tempatnya dan eman kakinya. Hehehe.
BalasHapusSemoga banyak yg punya self awareness dengan alam. Aamiiin.
Mbak agendakan main ke pulau lainnya yuk :-)
HapusBiar bisa renang heheehheh
wuih ternyata bukan dari pasir yo mas,,,,
BalasHapusIya mas, ini yang membuat kami terus menahan diri tidak turun
HapusWaduh banyak bulu babi ya? Mending ga usah turun. Dlm hidup sekali kena bulu babi di Gorontalo, kalau ubur-ubur kena di pulau seribu. Pari belum pernah .sakit banget ya!?
BalasHapusUbur-ubur masih lebih santai rasanya dibanding Ikan Pari ahhahahah
HapusNgga coba ambil bulu babinya Mas, apa beneran bisa dimakan?
BalasHapusNggak minat mas ahhaha. Di Karimunjawa banyak banget :-D
Hapuswaduh sampe gosong gitu ya mas :D
BalasHapusGosong-gosongan kakakakkakak
HapusSudah cukup lama gak merasakan nyebrang naik pompong gini. Baguuuuuuus!
BalasHapusJadi kapan kita main bareng lagi ahhahahhah
Hapuspadahal jarak kota Pati ke Rembang cuma 1 jam, tapi saya justru belum pernah main kesini.. hahaha.. traveler macam apalah saya ini.
BalasHapusdisengat hewan laut buat saya yang paling parah itu ikan lepo alias stonefish. itu sakitnya masya Allah!! belum abis itu bengkaknya ampe seminggu, gak bisa jalan deh
cukup sekali dehh..
Yap Ikan Lepo itu adalah Ikan Kalajengking. Orang kampung di Karimunjawa menyebutnya nama "Ripo", kalau bugis menyebutnya "Lepo"
HapusPernah denger kalo kuliner bulu babi itu enak, tapi isinya ya mas
BalasHapusIya mas, hany saja sedikit
HapusTak kira efek samping dari sengatan ketiga makhluk laut itu sama aja mas. Ternyata punya kelas dan level yang berbeda. Nanya mas, efek paling parah yang pernah njenengan rasakan setelah disengat ikan pari itu, seperti apa? ^^
BalasHapusHampir seminggu gak bisa jalan waktu kena ikan pari hahahahhaha
HapusKuudah liat vlognya. Kayanya enak ngrasain sensasi mancing sambil naik kapal goyang-goyang gituu.. huaaa pingin...
BalasHapusOh ya, jadi dari sekian pengunjung yang bertandang ke Pulau Gosong tuh ga ada yang turun ya mas? hanya diliat dari kejauhan gitu?
semacam dekat tapi sulit disentuh
Situ ajak mas Mawi buat mancing hahahhahah
HapusDi Instagram ada beberapa pengunjung yang turun dan foto di sana mbak.
serius aku baru tahu ini. Rembang ada pulaunya? Pantai Dasun ini sebelah mananya mas? Pengen euyy explore kemari
BalasHapusKalau ke Dasun, mbak turun tepat setelah terminal Lasem, bilang turun di Jembatan Babagan. Nanti searh masuk ke Omabh Candu, hanya 1 km dari babagan
HapusAku belum pernah kena bulu babi, tapi kalo makan malah sudah pernah. Rasanya enak :D
BalasHapusAku ga bsa bayangin gmana rasanya disengat ikan pari :D
Bisa semacam lumpuh beberapa hari ahahhahhaahha
HapusIngin main ke sini ahhh. Tapi gak gosong beneran kan, kak?
BalasHapusKalau mau gosong tinggal dibalik bang :-D
Hapusnamanya pas banget ya .. pulau gosong ... kosong melompng apalagi datangnya disiang bolong .. haha
BalasHapuskalau masih ada karang2 hidup sebaiknya memang tidak seenaknya saja kita turun dan menginjak2 karang disana
Benar kang. Kalau mau turun jadi sayang rasanya ahahahh
HapusKata dosen geomofologiku, baik gosong sungai ataupun pulau gosong, semua diberi nama gosong karena.....lama tidak dibalik. :3
BalasHapusMashokkkk
HapusIni kuliah 4 sks kah? hahahhaahhah
Keren pulaunya nih,terbentuk dari endapan pecahan karang ya.
BalasHapusCuma kalo nyoba mendarat disana harus pake sepatu khusus penyelaman, kalo ngga ... bisa ancur telapak kaki kegores2 karang dan kena tusuk racun bulu babi 😓
Iya mas, bekas-bekas karang yang hancur kadang tajam. Jadi takut malah kena kulit kaki
HapusSuka sama bulu babinya. Andai waktu itu gak pusing, pengen nyebur, hahaha
BalasHapusApa pusing? Kakakkakkaka masa segitu aja udah pusing
HapusDi blog agan ini saya baru tau kalau bulu babi hidupnya di laut, saya pernah dengar namanya tapi ngak tau hidupnya di darat atau di laut. terimakasih gan perjalan yang sangat menarik, tapi sepertinya si Agan ikut gosong ya wkwkwkwkwk...
BalasHapusHehehehhe; Bulu Babi itu namanya sama dengan Landak Laut. Hidupnya di antara karang-karang perairan dangkal
Hapusbaru tahu kalo mesin juga bisa masuk angin :P
BalasHapussekarang udah kebal dong kalo kena bulu babi? hehe
sha tuh emang kadang terlalu baper. Baca karang yang berjuang hidup kena sengat matahari aja langsung terharu dan sedih..
Mesin juga tau pengen diobati hahahhaha
HapusNggak ada kebal teh kalau kena binatang laut, rasanya tetep sama :-)