Swafoto di Ayunan Langit Watu Jaran Kulon Progo - Nasirullah Sitam

Swafoto di Ayunan Langit Watu Jaran Kulon Progo

Share This
Salah satu pengunjung swafoto di ayunan langit Watu Jaran Kulon Progo
Salah satu pengunjung swafoto di ayunan langit Watu Jaran Kulon Progo
Kurun waktu dua minggu aku dua kali berkunjung ke Kulon Progo. Kusempatkan kunjungan kali ini menyambangi beberapa tempat wisata. Sebelumnya, waktu ke sini aku hanya bisa menikmati berlikunya perbukitan menoreh terguyur hujan deras. Sore ini lumayan mendung, semoga tidak hujan.

“Kalau sudah sampai sini kalian harus swafoto di Ayunan Langit,” Terang salah satu ibu yang menyambut kami selama di Dukuh Beteng, Desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo.

Beliau mengatakan jika Ayunan Langit searah dengan jalur kami pulang ke Jogja. Sebuah ajakan yang tentunya tidak kami tolak. Seharian kami mengunjungi beberapa titik lokasi untuk keperluan lain. Kulihat teman-teman rombongan antusias ingin menyambanginya.

Lokasi Ayunan Langit Watu Jaran berada di Sabrangkidul, Purwosari. Dua mobil rombonganku mengikuti sepeda motor warga yang mengantar. Tepat di turunan, mobil berbelok ke kiri. Di kedua sisi jalan sudah terdapat plang petunjuk arah Ayunan Langit.
Petunjuk arah menuju area parkir Ayunan Langit Kulon Progo
Petunjuk arah menuju area parkir Ayunan Langit Kulon Progo
Seorang lelaki penjaga tiket memegang HT sigap menghitung rombonganku. Beliau menyobek kertas karcis yang bertuliskan harga nominal masuk. Tiap pengunjung dikenai biaya Rp.15000. Beliau berkomunikasi dengan temannya menggunakan HT, memberitahu kedatangan kami.

“Dua mobil masuk. Nanti parkir dekat gardu saja,” Ujar Pak Sarjiono.

Sebenarnya mobil tidak diperbolehkan parkir di dalam. Sudah ada lokasi parkir tepat sebelum pembelian tiket. Berhubung warga setempat yang biasa mengantarkan pengunjung menggunakan ojek sedang ada acara, jadi dua mobil kami diperkenankan masuk.

“Matur nuwun pak.”

Sembari mengambil tiket dari Pak Sarjiono, aku mencari sedikit informasi dari beliau berkaitan dengan objek wisata ayunan. Sebuah terobosan yang menurutku bagus. Di kala setiap bukit sebagian besar menyediakan spot foto, di sini ada tambahan sendiri yakni bermain ayunan. Permainan yang asyik bagi pecinta adrenalin tinggi.
Tiket masuk ke lokasi wisata
Tiket masuk ke lokasi wisata
Tidak dapat dipungkiri, spot swafoto berbentuk gardu atau lainnya sedang berkembang cepat di Indonesia. Ada yang menjadi menarik, namun ada juga yang tampak menjadi semacam dipaksakan.

Menyusuri jalan aspal, berlanjut jalan lebih kecil yang tepat berada di samping rumah warga. Sebuah plang bertuliskan “Ayunan Langit” mengarahkan jalur baru. Jalan kecil baru dibersihkan. Ranting pepohonan dipangkas, membuat jalur terlihat lebih luas.

Bukit tempat ayunan sore ini tidak ramai. Ada dua pengunjung yang sedang memacu adrenalin, bergelayutan pada ayunan sembari teriak kencang. Aku menunggu rombongan yang tertinggal di belakang. Gapura menjulang tinggi di depanku, jejeran bunga tertanam rapi sedang merekah.

Gapura tersebut berbalut bunga yang menjalar. Menutupi tulisan Ayunan Langit, menghadap ke jurang yang menganga. Dari atas, bagian bawah jurang adalah lahan sawah. Tidak luas sawahnya, tapi cukup membuat pemandangan indah.
Gerbang menuju Ayunan Langit Kulon Progo
Gerbang menuju Ayunan Langit Kulon Progo
Kedalaman jurang dari atas bukit ini 70 meter. Ketinggian bukit berada pada 800 mdpl, informasi ini aku dapatkan dari pelaku wisata yang menjadi pemandu ayunan. Ayunan kali ini tidak ramai, hanya antre sekitar tiga orang. Itupun dua di antaranya adalah rombonganku.

Wisata penuh adrenalin ini dibuka sejak Sembilan bulan lalu. Selama itu pula belum banyak wisatwan yang datang. Hanya pada akhir pekan saja wisatawan terlihat banyak. Jika akhir pekan, para wisatawan yang mencoba sensasi dilontarkan menggunakan ayunan ini tembus 50 orang.

Pemandu melengkapi peralatan keselamatan, sehingga para wisawatan yang dilontarkan yakin bahwa mereka aman. Pemandu juga sigap menarik ulur tuas tali yang mengendalikan pengguna. Jika calon wisatawan yang ingin mencicipi ayunan membludak, pemandu memberikan waktu tiga menit tiap orang.

“Nanti aku diabadikan ya mas,” Pinta teman rombonganku.

“Aku juga!” Teriak satu teman lainnya yang antusias ingin merasakan ayunan.

Dua pemandu sigap, mereka bekerja sama dalam melayani wisatawan. Satu pemandu memasangkan peralatan lengkap ke badan wisatawan, satu lagi memberikan intruksi selama proses dilontar.

“Kalau masih sangsi, lebih baik tidak usah naik ayunan,” Ujar pemandu memastikan.

Dua temanku sepertinya sangat siap. Raut mukanya saja bukan cemas, malah tersenyum sembari tak sabar ingin merasakan badannya dilontarkan ayunan. Mereka berdua antre, sementara itu aku menunggu untuk mengabadikan.
Menikmati sensasi di Ayunan Langit Kulon Progo
Menikmati sensasi di Ayunan Langit Kulon Progo
Tak berapa lama temanku gantian dilontarkan. Uniknya, mereka yang merasakan lontaran, namun kami yang menonton justru teriak heboh. Aku sempat mengabadikan beberapa dokumentasi. Kali ini kedua temanku lumayan lama main ayunan. 

“Mas Sitam nggak mau coba?” Tanya dia padaku.

Aku menggeleng tertawa. Entahlah, mainan yang memacu adrenalin seperti ini membuat nyaliku ciut lebih dulu. Setiap main ke tempat manapun, aku menghindari wahana permainan yang sedikit memacu adrenalin. Lebih baik aku menikmati raut mereka yang sedang merasakan degup jantung kencang.

Tidak bisa dipungkiri, tiap lokasi yang berada di perbukitan sekarang cukup banyak spot swafoto. Termasuk di Ayunan Langit. Setidaknya ada tiga spot swafoto terbuat dari kayu. Sebenarnya di sini juga terdapat destinasi lain, yakin masuk ke gua. Hanya saja waktu semakin petang dan mulai rintik hujan membuatku membatalkan berkunjung ke gua.

Aku dan rombongan berlarian menuju mobil, rinai hujan makin deras. Kurasakan pakaian ini sudah kuyup. Aku menyambar daun talas yang ada di kebun, kujadikan payung darurat. Kamera sudah terlebih dulu kumasukkan ke dalam drybag. Nyatanya sama seperti dua minggu lalu. Kulon Progo tetap diguyur hujan kala menjelang petang. *Kulon Progo, 22 Maret 2018.

36 komentar:

  1. lagi nge hits yo, ayunan adrenalin ini... heuheuheu
    sepertinya beberapa waktu lagi, ada juga di lombok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kontur lokasinya perbukitan kayaknya bakal ada mas hahahhaha

      Hapus
  2. Duh... tapak kakiku rasanya merinding mas bayanginnya.
    Soalnya ngeri juga tuh 70 meter.
    Tapi seru kayaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang hahahhaha.
      Akupun kalau disuruh mending nonton aja kakakkakaka

      Hapus
  3. aduh setinggi itu.
    ngeri-ngeri sedang euy

    BalasHapus
  4. jangankan ayunan setinggi iku, gardu pandang yg ga seberapa tinggi wae aku yo emoh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketahuan banget kalau takut ketinggian haahahaha

      Hapus
  5. Waduh kalo saya naik ayunan itu agak parno juga ya, maklum takut ketinggian. :D
    Btw patut dicoba kalo ke Kulon Progo nanti. Referensi bagus Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke Kulon Progo kudu bikin daftarnya mas, biar asyik hahahahha

      Hapus
  6. Spot wisata ayunan seperti ini makin nge-hits ya. Di mana2 ada. Bahkan di Bali yang udah dijejali spot wisata bagus aja juga 'latah' bikin ginian. Dan sama seperti di Kilen Pragi ini, background-nya selalu ijo royo royo :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu yang jadi permasalahan sekarang, konsep sama jadi harus ada yang berbeda biar tidak membosankan

      Hapus
  7. huaaaa. asik iki. Ketoke seru. Foto sing pertama itu keren euy, bikin pengen coba. 70 meter jurangnya, asal ada pemandunya mahhh mau aku. Tapi kalau harus antri 50 orang, ya pasti mikir juga sih. Nunggunya pasti lama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nggak mau antri kudu ke sini pagi-pagi dan weeksday hahahahha

      Hapus
  8. Limabelas ribu udah free tiap spotnya sekalian mas?
    Seremm sih, tetapi lebih serem digantungin gebetan tanpa kepastian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum mbak, untuk ayunannya bayar lagi hahahahha

      Hapus
  9. Itu pake sit harness ya? Ku jadi pengen nyoba. Seru ih kayaknya. Buat naik ayunan bayar berapa, mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Mau nyoba bareng Bre? Hahhahahah
      20ribu mbak tarifnya

      Hapus
  10. Kayaknya lebih asik ini daripada di Kalibiru yang statis gitu. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap saja tempat yang sudah tenar duluan menjadi daya tarik tersendiri

      Hapus
  11. ngeri ngeri sedap ya ...
    tapi demi bisa tampil swa foto .. kayakknya jadi banyak orang yang ngeberanikan diri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kang, selama aman sih gak masalah. Biarpun kalau aku tetap takut hahahhahah

      Hapus
  12. Ngeri dan menantang juga ya. Ayunan langit Coco bangat buat nguji adrenalin jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahha, bagi orang-orang yang suka permainan ekstrim bisa mencoba. Kalau aku sudah lari duluan hahahhahha

      Hapus
  13. wah,, cowo2 yg komen di sini pada takut ketinggian euy,, sama sih kaya sayaaa, hahaha..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah mas, cowok malah suka bersantai menikmati pemandangan hahahaha *alibi

      Hapus
  14. Walau keren, tapi aku emoh Naik ginian .seremnya semriwing .dulu pernah ditawarin di Brebes .Nonton ae lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok sama mas. Aku juga ditawarin, dan kutolak dengan halus buahahahha

      Hapus
  15. Ayunan nya tinggi banget tuh. Kalau aku yang di suruh naik itu ayunan bakalan nolak berkali kali, soalnya tinggi banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha; pun dengan aku mas. Nolak sambil nyari alasan yang pas

      Hapus
  16. Sempat lewat tempat ini pas hunting duren di perbatasan purworejo-kulonprogo

    BalasHapus
  17. sha tertarik nyoba juga. Jadi, bukan sekedar ayunan buat foto yg keliatan tinggi gitu? bener2 ngayun dibawah jurang yaa? hiiiyy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, kalau aku cukup lihat saja teh ahahahha.
      Ini diayunkan seperti kita main ayunan kok.

      Hapus
  18. Asik juga tuh kayaknya, jadi ingin nyoba deh hehhehe

    BalasHapus

Pages