Sajian Kuliner Sambel Wader |
Di berbagai kesempatan saat mengunjungi kota tertentu, jelajah kuliner menjadi aktivitas yang pasti dilakukan. Selain menjelajah destinasi wisatanya, aku upayakan bisa menikmati cita rasa kuliner kota tersebut.
Setengah hari kami mengunjungi peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan. Destinasi wisata heritage ini membuat kami begitu menikmati perjalanan. Aku sudah memilah-milah foto dan berpikir sudah memiliki konten yang nantinya kutulis di blog.
“Makan siang sambel Wader ya. Pokoknya enak!” Alid meyakinkan.
Pas rasanya. Hari sudah siang dan waktunya makan. Tentu kuliner Sambel Wader menjadi sangat menggiurkan. Untuk tambahan informasi saja, sejauh ini aku belum pernah mencicipi ikan wader. Bisa jadi ini menjadi kali pertama aku menyantap ikan wader.
Warung kuliner yang kami tuju adalah Sambel Wader Cak Mat. Warung ini berlokasi di Jalan Bubat, Ngelinguk, Trowulan, Mojokerto. Beruntungnya ketika kami datang, rombongan sebelumnya sudah selesai makan, sehingga ada tempat yang kosong.
Warung Sambel Wader dan Botok Cak Mat Mojokerto |
Kami memilih meja di luar. Sementara itu di dalam warung sudah ramai. Tulisan spanduk di depan warung cukup mencolok. Mengingatkanku spanduk Sop Ayam Pak Min di Jogja dan sekitarnya.
Aku beserta rombongan memesan empat porsi sambel wader. Satu porsi sambel wader bisa dimakan dua orang. setelah memesan, kualihkan pemandangan pada sekeliling warung. Di seberang jalan terdapat orang berjualan Es Tebu, serta dibalik pagar terdapat bendungan. Banyak orang mancing.
Aku iseng melihat di Maps, apa nama bendungan ini. Ternyata ini adalah Kolam Segaran Majapahit. Dari literatur yang aku baca, kolam ini ditemukan pada tahun 1962 oleh Ir. Marc Lain Pont (orang Belanda), kemudian sempat dipugar secara bertahap pada tahun 1966, 1974, dan tahun 1984.
Kolam Segaran ini merupakan salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Pada masanya kolam Segaran berfungsi sebagai penampung air. Menurut informasi, panjang kolam sekitar 375 meter dan lebar 175 meter, dengan kedalaman berkisar antara 2.8 meter. Membaca sekilas informasi ini membuatku makin antusias kala menjelajah Trowulan.
Kolam Segaran Majapahit dimanfaatkan untuk memancing |
Kembali ke Sambel Wader Cak Mat. Meja yang di luar awalnya kosong mulai dipenuhi pengunjung yang lain. Kami masih sabar menanti pesanan datang. Salah satu teman malah tergoda es tebu. Lantas dua orang dari kami membeli es tersebut.
Penantian itu tak perlu lama. Beberapa menit kemudian pesanan kami sudah datang. Empat porsi sambel wader siap dilahap. Setiap porsinya sudah ada ikan wader, sambel, irisan timun, dan sedikit daun kemangi.
Berhubung kami adalah blogger, tentu sajian datang tidak serta merta langsung makan. Kami silih berganti mengabadikan menu yang sudah ada di meja. Bahkan, duet Aji dan Alid pun beraksi. Mereka sedang melanjutkan aktivitas ngevlog.
Aku tidak begitu paham ikan wader. Sedari dulu, ikan air tawar yang familiar hanya lele dan mujair. Selebihnya aku tidak begitu paham. Berbeda dengan ikan laut, hampir sebagian besar ikan laut yang dikonsumsi, aku tahu namanya.
Pengunjung yang menikmati makan siang |
Jika kita cari tuliskan di pencarian dengan kata kunci ikan wader, nantinya diarahkan pada Ikan Wader Bintik Dua. Ikan ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan Filipina. Ukuran ikan wader kecil.
Ikan wader ini digoreng kering, sehingga rasanya renyah. Sambel yang disajikan adalah sambel tomat, namun cukup pedas. Satu porsi ikan wader ini harganya 15000 rupiah. Di warung Cak Mat, sambel wader menjadi menu andalan.
Warung Cak Mat ini buka sejak pagi pukul 07.00 – 18.00 WIB. Waktu siang paling ramai dikunjungi para wisatawan yang ingin makan siang. Jangan kaget jika di tepi jalan sudah berjejer rapi kendaraan roda empat parkir memanjang.
Bagi mereka yang ingin makan siang di sini harus rela antre jika ramai. Pelayanan dan penyajian makanan cepat. Urusan harga seperti yang sudah aku terangkan di atas, cukup terjangkau bagi para wisatawan. Selain sambel wader, di sini juga disediakan menu seperti botok, dan bebek.
Waktunya menikmati kuliner Sambel Wader |
Tertarik kulineran di warung sambel wader Cak Mat? Mungkin jika kalian berkunjung ke Trowulan bisa makan siang di warung ini. Menurutku sayang dilewatkan kuliner di sini jika kalian mempunyai rencana menjelajahi peninggalan Kerajaan Majapahit.
Makan siang telah usai, rangkaian kunjungan di destinasi wisata Trowulan sebagian besar sudah dikunjungi. Kami masih mempunyai rencana mengunjungi destinasi lain sebelum kembali ke Jombang dan menikmati sunset di sungai Brantas. *Kuliner Sambel Wader Cak Mat Mojokerto; Sabtu; 19 Agustus 2017.
Ngiler saya lihat sambel wadernya, segar gimana gitu ya disajikan di cobekan. Btw belum ketemu kedai kopi di sini? :P qiqiqiq.
BalasHapusKulinernya pas, dan di sini malah tidak ada agenda ngopi. Adanya santai-santai di penginapan sambil nggibah.
HapusAsyik juga itu santai-santai di penginapan, leyeh-leyeh, jadi ada traveling yang butuh tenaga extra untuk mengeksplor, ada pula yang santai tapi tetap dapat ide menulis/berbaginya.
HapusIya mbak. Jadi tidak ada target mau ngapain. Biar nggak capek juga sih sebenarnya
HapusWah kalau aku di situ yo mestine masyuk yang tergoda beli es tebu. Lha siang-siang, sambel wader e pedes ditambah cegluk-cegluk es tebu kan hakiki sekalii :p
BalasHapusKamu kan memang sukanya tergoda mbak. Ada tebu tergoda, ada pot bunga pengen sekalian bunganya.
HapusBener mas Nasrul, spanduk e mirip ro Pak Min :))
BalasHapusAku baru pernah makan soal ikan wader pas di Jogja lho. Di warung Ngudi Rejeki. Hahahaha.
Tapi cen enak sih. Apalagi kalau ada rumah makan yg menjadikan wader jadi makanan andalan gini. Mantep mesti.
Dan bener Mbak Dwi, minum e Es Tebu jelas sueger. Duhh
Aku di Jogja malah belum pernah beli ikan wader hahahahha.
HapusEntahlah, di Jogja belum begitu pengen kecuali di sekitaran Godean.
Kalo saya pertama kali nyicip wader pas di sidoarjo, jatim. Kirain wader tuh apa, ternyata kayak ikan mas berukuran kecil-kecil. Pas dimakan, enak ternyata, gurih, apalagi pake sambel. Padahal saya gak doyan ikan hahaa, mungkin karena praktis, tinggal lep tanpa mesti khawatir keselek duri.
BalasHapusIya mas, ikannya memang berukuran kecil hahahhahha. Weh ada toh yang gak suka ikan hahahahha
HapusAku sukaaa ikan ini. Pertama coba pas di malang. Lgs nagih ama rasa ikannya, apalagi dipakein sambal gitu :). Ga prnh nemu wader di jakarta :(. Jauh amat kalo kangen ikan ini hrs ke mojokerto ato malang dulu :D
BalasHapusHahahaha, berarti ada alasan main ke kota-kota tersebut untuk kuliner iwak wader :-D
HapusKangen makan wader!!! Dulu tuh ngambil di kali, goreng garing! Masa iya kudu ke Mojokerto yaaa
BalasHapusNunggu musim ujan, kali aja wadernya nongol hahahhah
Hapusbaru tahu ada ikan wader ..
BalasHapuslihat fotonya bener bener bikin ngecesss .. makan ikan sambil dicocol ke sambalnya :D
Enak banget kang. Ditambah makan lalapannya :-D
HapusSetau saya, ikan wader itu ikan lebutan "kecil-kecil" dari air tawar Mas. Memang kadang saat dikunyah agak sedikit bau tanah/lumut tapi enak dan gurih.
BalasHapusNah, aku juga berpikirnya seperti itu mas. Ini agak lebih besar dan enak hahahah
Hapusaku paling suka dengan sambel saking sukanya tiap hari pasti nyari makanan yang ada sambelnya. jadi penasaran dengan sambel wader cak mat
BalasHapusKudu main ke Trowulan mbak. Terus kulineran di sini :-)
HapusPembeli adalah raja. Saya beli nasi wader bungkus 2 aku bilang dikasir orangnya GK respon mlah bilang "bungkus mbk" espresi kyk orang ngece.
BalasHapusMungkin beliau pas lagi sibuk. Waktu kami di sini tetap dilayani dengan baik
Hapus