Pengunjung keluar dari salah satu ruangan di Restoran Bale Raoe |
“Kita makan di mana?” Tanya salah satu rombongan kepadaku.
“Malam ini kita makan di Bale Raos. Lokasinya di area keraton,” Jawabku.
Ini menjadi pengalaman perdana bagiku menemani delegasi dari salah satu universitas ternama di Thailand. Biasanya aku hanya menjadi pemandu mahasiswa internasional, ketika berbincang pun sedikit lebih santai.
Kukenakan celana panjang lengkap dengan batik lengan panjang. Selama perjalanan acapkali aku menjelaskan perihal kota Jogja dengan bahasa terbata-bata. Lengkap sudah rasanya, Bahasa Inggrisku belum lihai ditambah sedikit gugup.
Beruntung lokasi penginapan dengan restoran tidak jauh, dalam kurun waktu kurang dari setengah jam, kami sudah sampai di pelataran Restoran Bale Raos. Gapura menjulang tinggi bertuliskan Bale Raos seperti menyapa kami. Ditambah bangunan kecil di ujung pintu masuk dipenuhi orang duduk.
Lampu temaram di terlihat dari halaman |
Rombongan yang aku pandu memasuki area pelataran restoran. Gedung restoran sedikit temaram. Terdengar suara musik gamelan dari pelantang suara. Aku bergegas mendahului para rombongan, memastikan tempat yang sudah kupesan jauh-jauh hari siap.
Area Bale Raos cukup luas. Melintasi semacam kebun kecil, setelah itu sampai di halaman restoran. Di sisi kiri ada satu gedung yang bersampingan dengan tempat resepsionis. Sisi kanan dua gedung sama besarnya, salah satunya adalah gedung yang kami pesan.
Terdapat semacam tempat cawan kecil yang dipenuhi bunga. Kental sekali nuansa Jawa di restoran ini. Ornamen pada tiap bangunan juga penuh manik-manik khas Jawa. Bagi yang ingin salat, tepat di sisi bangunan barat terdapat ruangan salat yang memanjang.
Satu gedung isinya hanya rombongan kami. Para delegasi tak langsung duduk di kursi, mereka malah asyik menatap langit yang cerah. Gemerlap bintang terlihat jelas, salah satu delegasi mengeluarkan gawai dan membuka aplikasi peta langit.
Pengunjung Bale Raos melihat langit yang cerah |
“Benar, tempatnya nyaman,” Tambah delegasi yang lainnya.
Beruntung kami memilih Bale Raos. Setidaknya ketika mereka suka dengan suasananya, ini adalah hal yang baik. Tinggal bagaimana nanti mengenalkan citarasa kuliner Indonesia, khususnya Jogja kepada rombongan.
Riuh rendah suara mereka yang heboh. Aku bersama kawan yang sudah di sana langsung mengisyaratkan pramusaji untuk mengeluarkan menu pembuka. Menu pembuka kami nikmati sembari melihat perfom tari yang sudah kami pesan.
Aku sendiri sengaja memilih Restoran Bale Raos karena lokasinya nyaman. Pun dengan makanannya yang khas. Sejak awal kami ingin mengenalkan kepada delegasi ini bahwa di Jogja ada menu khas keraton yang bisa dicicipi.
Sebelumnya, perwakilan dari kami menjelaskan kenapa memilih Bale Raos, lokasi yang berada di Keraton, serta citarasa menu yang cenderung manis. Beruntung delegasi dari Thailand ini sangat antusias dengan suasana dan kulinernya.
Menu yang disediakan santap malam |
Setelah itu menu utama disajikan. Nasi Liwet Teri, Bistik Lidah, Udang Bakar Madu, Ayam Bumbu Rujak, dan Tumis Kacang Panjang. Tidak ketinggalan makanan penutup Prawan Kenes dan buah iris. Sementara itu minuman yang kami pilih adalah Bir Pletok.
Bagi kalian yang berasal dari luar Jogja dan ingin kulineran khas menu keraton di Bale Raos, pilihan yang tepat adalah Bistik Lidah. Sajian bistik lidah sapi ini dilumuri bumbu kental. Ini adalah menu kesukaan keraton.
Bistik Lidah Sapi, menu favorit di Bale Raos Restoran |
Pada waktu datang tersebut, beberapa masukan kami berikan antara lain Bistik Lidah agak manis dan Sayur Kacang Panjang agak asin. Namun mala mini sajiannya sesuai dengan masukan yang kami berikan. Aku melihat para delegasi menikmati santap malam tersebut.
Sesekali berpakaian rapi saat makan malam |
Jika kalian ingin santap malam di Jogja dan berada tepat di tengah kota. Mungkin Restoran Bale Raos bisa menjadi alternatif pilihan untuk dikunjungi. *Bale Raos; 09 Agustus 2018.
makan nyaman makan pun kenyang hehe, mantul pak berbatik
BalasHapusKenyang dan gratis akakkakakaka
HapusLuar biasa, Lur. Aku pernah ke sini. Asli enak. Suasananya yo nyuaman. Duh resto kelas tinggi lah ini. Yang jelas harganya bukan buat anak kos lah. wkwk
BalasHapusAku dulu pas siang ke sininya. Katanya suka ada pertunjukan juga.
Pertunjukan kadang ada, kadang gak ada. Kalau pas aku di sini sengaja minta ada pertunjukan, mayan juga bayarnya hahahahha
HapusAku sukaaa Bale Raos.
BalasHapusbtw menu buka puasanya yg All You Can Eat juga enak, banyak ragam dan lebih murah dibanding punya hotel2.
Gimana kalau buka bareng di sini saja kakakakakka
Hapuswah keren ... baru tahu ada resto di area keraton ... apakah ini baru atau sudah lama mas .. ?
BalasHapusSudah lama kang. Lokasinya memang di area kraton
HapusLokasinya sebelah mana Keraton Mas?
BalasHapusDi belakang, masuknya lewat pasar ngasem ke arah tamansari. Nanti ada pertigaan beringin. Ambil yang ke kiri.
Hapusmuantep, sering nonton liputannya di TV, pengen kesana belum kesampaian
BalasHapusKudu ke sini mas kalau pas main ke Jogja lagi.
Hapuswaaahhhh kebayang empuk dan gurihnya pas liat bistiknya maaaas :D. bistik dengan gravy kental gini nih yg aku suka.. Beda ama solo yg cendrung encer yaa :). Sering denger bale raos, tapi aku blm prnh ksana :)
BalasHapusCoba ke sini pas main di Jogja mbak. Menunya enak-enak :-)
HapusBerkali-kali makan di bale raos dan selalu dibayarin ahahaha. Perawan kenesnya enak.
BalasHapusAku nggak sering sih ke sini. Cuma ya itu dibayarin juga semuanya hahahahah
HapusTuan rumah yang baik. Hehehe. Gagal fokus sama batiknya ... Rapinyaaaaaa 🤗 btw bistik lidah sapi itu bikin penasaran.
BalasHapusHahahahha, kudu rapi biar sesuai dengan yang dibawa akakkakak
HapusCuma komen "Mantap!!"...hahaha...
BalasHapusMas, aku dadi kepikiran. Kuliner di Cilacap apa ya? ahhahahah
Hapusyah pas kemarin ke Jogja malah gak ke sini, malah milih ngemper di Malioboro. Tapi itu juga Bistiknya dikit amat porsinya, mana kenyang.. hahahhaha
BalasHapusHehehehhe, masa malah ngemper di Malioboro? Padahal sekitar malioboro banyak kulinernya juga kok mbak
Hapus