Menyajikan kopi dengan metode V60 |
“Aman Kuba Coffee tutup,” Tulisku di sebaris pesan WA.
“Kita pindah tempat yang dekat daerah sini saja.”
Ardian yang mengajakku menyeduh kopi daerah selatan. Dia lebih paham kedai kopi di sana. Kami putuskan singgah di Ruang Tengah Café. Kedai kopi yang tidak terlalu besar dan berada di dekat Alun-alun Kidul. Lokasiny ada di Jalan Patehan Lor No.8, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta.
Tulisan kecil Ruang Tengah temaram, barisan meja kayu kecil dikelilingi kursi tertata rapi di depan. Hampir semua tempat sudah penuh. Aku masuk lewat pintu samping. Sempat kebingungan mencari tempat duduk.
“Untuk berapa orang mas? Tanya server-nya.
“Empat orang mas.”
Satu-satunya tempat yang kosong adalah meja memanjang dinding tepat di depan kasir. Tak apalah, toh tujuan kami ke sini hanya untuk berbincang dengan teman-teman yang lanjut kuliah S2 di Jogja.
Sembari menunggu teman yang lainnya, aku memesan kopi. Stoples berisi biji kopi ada di depan. Sempat kuhirup bau biji kopi, lantas meminta untuk dibuatkan menggunakan metode V60. Terkadang meminta dibuatkan dengan metode Aeropress. Tergantung minat.
Daftar menu dan harga kedai kopi Ruang Tengah Cafe |
Menu minuman juga beragam. Pecinta nonkopi bisa memilih menu yang diinginkan. Oya, di sini juga tersedia biji kopi Luwak. Mungkin bagi yang ingin mencicipi kopi Luwak bisa merapat. Untuk harga minuman di Ruang Tengah Café cukup sesuai dengan kantung saku mahasiswa.
Menurutku malah harga kopi di kedai daerah selatan ini lebih murah dibanding kedai kopi di sekitaran Demangan. Di Demangan, mencari minuman kopi yang manual brew dengan harga di bawah 20 ribu rupiah lumayan susah.
Waktu masih panjang, satu teman belum datang. Aku menjelajah tiap sudut kedai kopi ini. Sebelumnya, aku meminta izin dari barista untuk memotret.
Ruang Tengah Café dibuka pada bulan November 2017. Kedai ini simpel, tidak banyak dekorasi yang berlebihan. Tatanan tempatnya juga asyik. Pengaturan tempat menurutku lebih luas di luar dibanding area dalam. Sudut-sudut tertentu menjadi spot paling bagus untuk bersantai.
Kedai yang buka pukul 10.00 WIB mempunyai tiga barista. Tiap berjaga satu server dan satu barista. Sewaktu aku datang, pria yang bekerja bernama Mas Putra. Untuk beberapa saat, aku berbincang dengan beliau yang sibuk meracik kopi.
Meja kecil barista berbentuk L digunakan untuk tempat kasir sekaligus barista. Rak tinggi kecil tepat di meja barista digunakan sebagai dinding sekaligus tempat berbagai majalah. Di sini kita bisa membayar langsung ataupun membayar ketika mau pulang.
Kombinasi sofa dan meja kayu terlihat di ruang dalam. Menurutku tempat duduk paling nyaman ada di sofa. Hanya saja meja yang terpajang lebih kecil berbentuk bulat. Jika kita datang untuk bekerja, pasti agak susah untuk meletakkan laptop lebih dari satu.
Ada yang menarik di dinding yang berwarna putih. Tulisan besar berwarna hitam “Rindukan aku, sesempatmu saja” menjadi pembeda. Dari tempat berjarak, aku mengabadikan tulisan tersebut. di bawahnya, tiga orang sedang sibuk sendiri.
Tempat duduk pengunjung di kedai kopi Ruang Tengah |
Ruangan di kedai terbagi menjadi tiga sekatan besar. Area luar, dalam, dan satu lagi yang ada di belakang. Pintu kecil menuju area belakang sesekali terbuka. Dari kaca transparan terlihat di sana tidak ada kursi banyak. Hanya ada sumur yang atasnya ditutup dan difungsikan menjadi meja.
Area yang lainnya dan bisa ditempati adalah lesehan. Satu tempat yang berdekatan dengan pintu masuk dijadikan tempat lesehan. Meja bulat kecil dilengkapi kursi bean bag untuk duduk. Lucu juga jika tiap tempat ada kursi bean bag-nya.
Teman kumpul sudah lengkap, pesanan juga disajikan. Obrolan panjang seputaran pariwisata menjadi topik yang menarik diulas. Aku lebih banyak diam, mendengarkan obrolan para teman yang lebih lama bergelut di seputaran pariwisata.
Satu hal yang dapat kusimpulkan dari kedai kopi Ruang Tengah Café ini. tempat ini jauh lebih cocok untuk sekadar kumpul dengan teman dibanding untuk bekerja. Meja-meja yang tetata berukuran kecil, bagi yang dayang sendiri tidak masalah, hanya saja jika berdua dan membawa laptop semua agak kesulitan.
Lesehan menggunakan kursi bean bag |
Meski begitu, aku yakin ada sebagian pengunjung yang datang untuk bekerja/mengerjakan tugas kampus bersama. Mungkin lebih baik meja yang ada di sofa dalam maupun di lesehan lebih besar, sehingga bisa menampung tiga laptop.
Ini sekadar saran saja sih, terlepas dari itu semua, kedai kopi ini cukup nyaman untuk bersantai. Bagi kalian yang main di sekitaran Alun-alun Selatan Jogja, dan ingin menyeduh kopi. Kedai kopi Ruang Tengah Café ini bisa menjadi opsi untuk dikunjungi. *Ruang Tengah Café; 02 Oktober 2018.
Tempat duduk e sing gawe betah nongki di sana. Btw itu mbak yang diapit dua teman laki-lakinya sibuk bikin tugas, atau menunggu disepik salah satu temannya sih? Hahaha
BalasHapusMenunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan ahahhahaha
Hapuskerja di beanbag begitu jadi berasa kaya di perpus grhatama pustaka. wkwkwk
BalasHapusPankapan kita nongkrong di sana yuk. Aku gak pernah ke sana loh akkakkkakka
Hapuswuih ada menu Neslo, nescafe milo
BalasHapusjadi terinspirasi untuk bikin di rumah
Langsung bikin dan seduh sendiri ahahhaha
Hapuswah sumurnya di dalam mas? hihihi kalo percaya ama fengshui, itu ga bagus. ada sumur dlm ruangan :D. seharusnya di timbun dan dibongkar, ato ttp di luar . :p. kepercayaan aja sih . :D
BalasHapusMenarik ini mbak :-)
HapusKadang kepercayaan itu memang ada yang percaya dan tidak :-)
Jogja sekarang mulai banyak kafe2 ya.
BalasHapusWeh, ada tempat selonjorannya yah.
Asik banget. Beda yah dari yg lainnya.
Harganya juga lumayan murah.
Bagus nih rekomendasinya!
Jadi kapan mau ke Jogja? Ntar ngopi bareng. Janji deh nggak bakal kayak penjual di Bali yang mengira kamu bule :-)
Hapuswuihh mantap sepertinya nongkrong ngopi di sana, kek nyaman banget yah hehe
BalasHapusTempat ngopi di Jogja emang nyaman-nyaman kok ahahhaha
Hapusmakin penasaran saya, pengen main ke jogja hehe
HapusSemoga diberi kesempatan ke Jogja mas:-)
HapusSelain tulisan di dinding putih, tentunya sumur yang dijadikan meja menjadi keunikan tersendiri dari kedai kopi ini, apalagi kalau tidak dijadikan meja (dibiarkan saja + dengan ember kayu sebagai penimba air hahaha). Cuma harus hati2, mungkin itu yang menyebabkan sumur ditutup/jadi meja takut ada yang kepeleset hahaha 😁
BalasHapusAsyik sekali suasananya ya. Sederhana.
Saya belum mengecek meja yang memanfaatkan sumur. Tapi sekilas sih kuat koh hehehhehe. Toh sumurnya lumayan tinggi betonnya
HapusMungkin suatu saat bakal dibuka saja mejanya ahaha :D
HapusUdah lama gak BW ke sini, eh begitu mampir disuguhi kopi hehe.. sebelum sempat ke sana, aku nyeduh kopi susu aja dulu deh di dapur
BalasHapusHalo mbak, apa kabar hehehehehhe
HapusKapan menyeduh bareng?
Yang menyambut pelanggan di kedai kopi itu, disebut -server- ya, mas?
BalasHapusDi kedai kopi biasanya ada dua orang mas. Barista dan pelayan/server/peladen/pramusaji. Kadang ada juga kokinya :-)
Hapusasik ya, ada banyak pilihan tempat ngopi yang harganya masih sangat terjangkau
BalasHapuslumayan loh, 15k sudah dapat kopi enak
di Jayapura mah nda ada harga segitu hahaha
Ahahahhaha, di Jogja sudah bisa ngopi sambil nggosip daeng :-D
Hapuskalau harganya " bersahabat " tempatnya cozy .. seharusnya bakalan tetap ramai dikunjungi ya mas sitam ..
BalasHapusRata-rata seperti itu kang. Apalagi kalau lokasinya strategis
HapusMana pricelist tim nonkopinyaaaa... hufff
BalasHapuskayaknya nyaman ya, ada deanbag nya. Tp kalau uda sampe sini mah mending numpang gegoleran di beanbag limasan sekalian. wkwkwk
Oya lupa hahahahahah.
HapusAman, ada kok nonkopi. Bisalah gegoleran di sini.
Waah ruang tengah jadi rekomendasi kalau ditanya tempat ngopi di sekitar alun2 selatan, biar gak perlu ke daerah Prawirotaman dan sekitarnya.. :D
BalasHapusKalau memang di dekat Alun-alun Selatan mending ke sini mas. Tapi kadang teman pengen cari tempat yang sudah dikenal hahahhaha
Hapuscangkirnya unik, ngopi memang asyik
BalasHapus