Kedai Kopi Signatura |
Sejak Signatura Coffee dibuka, aku sudah sering mendapatkan ajakan untuk mengopi di sana. Kawan-kawan yang biasa ketemu di kedai kopi lain merekomendasikan tempat ini untuk dikunjungi. Aku sendiri sudah mengagendakan untuk berkunjung di bulan ini.
Berlokasi di Jalan Agro No 210, Kocoran, Caturtunggal. Kedai kopi Signatura berada di deretan kuliner gudeg. Sisi utara dari jalan Argo ini memang terkenal dengan sentra gudeg. Signatura Coffee tempatnya di bangunan kecil berlantai dua.
Sore ini pengunjung kedai banyak. Mereka menikmati minuman di teras. Rata-rata yang dipesan adalah minuman es kopi. Di sini ada beberapa minuman andalan yang banyak dipesan pengunjung, atau sekadar take away.
Pintu bertuliskan “geser” di depan. Aku memegang gagang pintu dan menggeser ke arah kiri. Tempat di dalam cukup sempit. Pemesanan langsung di depan pintu. Teman-teman yang pernah ke sini merekomendasikan minuman es kopi. Hanya saja aku sedang ingin menyesap manual brew.
“Kami ada beberapa beans yang tersedia, mas.”
Signatura Coffee di Jogja |
Dua barista muda-mudi menyapa sambil menerangkan terkait biji kopi. Aku melihat sekilas keterangan dari bungkus biji kopi yang tersedia. Aku memilih yang prosesnya semi wash, lidahku lebih cocok yang seperti itu.
Tidak ketinggalan barista menerangkan tentang rasa kopinya. Jika tidak salah, barista ini bernama Mas Fauzi. Sebelumnya aku memang mengenalkan diri sembari meminta izin untuk memotret kedai kopi.
“Halimun saja, mas. Pakai V60,” Celetukku.
Dua barista saling berkomunikasi mengerjakan banyak pesanan. Aku sejenak mengambil foto baristanya. Setelah itu, aku melakukan pembayaran. Di sini, kita juga bisa membayar menggunakan semacam uang digital.
Barista kedai kopi Signatura Coffee |
Minuman seperti Signatura, Messina, Javacina, hingga Conconita menjadi andalannya. Selama di sini, aku melihat sudah beberapa pengunjung yang memesan minuman tersebut. Mereka menikmati es kopi sembari bincang santai dengan kawan.
“Tiga minuman teratas yang paling ramai, mas,” Terang barista sembari menunjuk keterangan es kopi. Di tembok atas meman tertera nama-nama minuman dan komposisi bahannya.
Daftar harga dan menu di Signatura Coffee |
Keseluruhan barista di Signatura Coffee ada 9 orang. Tiap sif dua barista, dan nanti ada pergantian sif barista pukul 15.00 WIB. Aku pribadi sedari awal penasaran, apa yang membuat kedai ini ramai tiap kulewati.
Beberapa kali lewat, aku sempat melihat barista dari kedai kopi yang lain sedang nongkrong di sini. Tentu tiap barista mempunyai lingkaran sendiri. Ketika sedang luang, mereka berkumpul di satu tempat untuk bersantai.
Lantai satu kedai kopi Signatura tidak luas. Tempat ini mengingatkanku pada Kedai Kopi Tilasawa yang berada di Demangan. Luasnya mirip, hanya penataan ruangannya saja yang berbeda. Di Signatura Coffee terdapat meja-meja kecil untuk pengunjung.
Ruangan di lantai satu Signatura Coffee |
Meja yang lainnya ditempati cewek. Mereka membentuk kelompok sendiri. Dua cewek yang di dalam sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. Dimanfaatkan meja kecil untuk membuka laptop. Lantas mereka larut dalam kerjaan. Meski sesekali harus melihat pembeli silih berganti keluar-masuk.
Menurutku meja kecil ini kurang nyaman untuk membuka laptop, terlebih jika ukuran laptopnya besar. Namun, bagi pengunjung yang lain, mungkin mereka merasa nyaman. Selera orang memang beda-beda.
Jika memang mau fokus bekerja, kalian bisa menuju lantai dua. Di sana tempatnya memang ditata untuk pengunjung yang ingin bekerja. Tempatnya jauh lebih luas, dan tersedia meja panjang yang dilengkapi banyak kursi.
Lantai dua Signatura Coffee untuk bekerja |
Di sini modelnya mengambil pesanan sendiri. Jika nanti pesanan kita sudah siap, barista memanggil nama kita untuk mengambil minuman. Kadang mereka memanggil pengunjung dari jendela kecil yang menghadap ke teras, atau barista menghampiri pengunjung yang duduknya agak jauh.
Bagi yang suka suasana luar, duduk di teras bisa menjadi pilihan. Sembari duduk, kita bisa melihat lalu-lalang pengguna jalan. Tanpa terasa, pesananku sudah siap. Kuambil minuman dan menaruhnya di meja teras tepat di area pintu masuk.
Jika penggunaan minuman es menggunakan gelas plastik. Minuman kopi manual brew tetap seperti tempat kopi yang lainnya. Mug dan wadah kopinya hasil karya Kaloka. Wadahnya mengingatkanku pada cangkir di Sua Coffee.
Mungkin bagi yang sedikit ingin meminimalisir penggunaan gelas plastik, kalian bisa mebawa tumblr yang tutupnya lebar. Siapa tahu barista di sini melayani pembelian menggunakan tumblr sendiri. Di beberapa kedai kopi, layanan tersebut diperbolehkan.
Minuman Es di Signatura Coffee |
Aku masih menikmati tiap tegukan kopi, mumpung masih hangat. Tepat di samping pintu masuk disediakan air mineral untuk pengunjung. Menariknya, pengunjung di sini juga membawa makanan dari luar. Mungkin memang diperbolehkan membawa makanan dari luar.
Seingatku, tempat di teras depan akan teduh ketika lebih dari pukul 16.00 WIB. Matahari terhalang bangunan yang ada di sisi barat. Oya, dari jalan ini, kita bisa melihat baskara saat terbenam. Jika jalan sepi dan cuaca cerah, tempat ini bagus untuk memotret matahari menjelang terbenam.
Kedai ini seperti halnya beberapa kedai kopi yang lainnya. Jika kalian datang dan fokus untuk bersantai bersama kawan, tempat duduk di luar menjadi opsi yang tepat. Kalian bisa mengambil kursi di dekat pintu masuk yang tertumpuk rapi.
Pun jika memang datangnya untuk bekerja, aku lebih merekomendasikan untuk naik ke lantai dua. Tersedia stop kontak yang bisa kalian manfaatkan. Di teras pu tersedia colokan listrik. Rata-rata para pengunjung di sini mengopi sambil bermain menggunakan gawai.
Es kopi andalan Signatura Coffee |
Ada sedikit catatan jika ingin mengunjungi Signatura Coffee. Berhubung lokasinya di area sentra gudeg, dan pastinya ramai. Lebih baik jika ke sini menggunakan transportasi daring. Meski tetap ada area parkir. Namun, takutnya terbatas.
Selain itu, mungkin dari pihak Signatura Coffee menyediakan tempat sampah lebih banyak. Tujuannya agar sampah gelas bisa pengunjung buang sendiri ke tempat sampah, tanpa meninggalkannya di meja. Karena tidak semua pengunjung kedai memberesi sendiri mejanya sebelum pulang.
Tanpa terasa waktu sudah menjelang senja. Ini adalah seduhan terakhirku. Kuambil gawai dan memesan transportasi daring. Sebelumnya, aku masuk dan mengembalikan gelas dan wadah kopi sembari berujar kopinya enak.
Kupandangi arah barat, sang baskara cerah dan merona. Sayangnya aku malas mengeluarkan kamera. Padahal cukup bagus diabadikan. Mungkin ke depannya aku bakal ke sini lagi. Aku belum sempat menyicip Conconita. Kata kawan di twitter, itu salah satu yang dia rekomendasikan. *Signatura Coffee, 16 Agustus 2019.
Ini kedai kopi yang mungil utaranya kampus kehutanan UGM. Sering lewat situ tapi belum smpet mampir. Aku malah udah mampir yg kedai kopi mungil juga yg jalan gang keutara, utaranya kehutanan (jalur gaza). Namanya Ruas Coffee. Andalanya kopi kopi susu mas.
BalasHapusMakasih informasinya mas. Kayake bakal tak samperin Ruas Coffee-nya.
HapusSaya jadi penasaran banget dengan cira rasa es kopinya
BalasHapusUkuran meja untuk saling berhadap-hadapan, memang kurang leluasa untuk naruh laptop.
Untuk menggosip enak hahahahaha
Hapusaku beberapa kali ke sini pakai tumbler sendiri, mereka senang dan welcome kok.
BalasHapusidolaku masih Conconita, soalnya jarang2 ada di coffeeshop lain.
dan dan ku suka teras lantai 2 sore sore. ngopi,gibah dan senja. indie sekali
Cocok, bisa dibungkus buat ke kantor. Tinggal jalan dikit sekalian cari makan siang.
Hapuslantai 1 terlihat sempit dan mejanya kecil ya
BalasHapuslebih nyaman di lantai 2 sepertinya..
atau malah di luar sekalian ya
Kalau untuk ngobrol santai enakan di luar
Hapustempatnya engga gitu besar ya mas, tapi keliatan cukup nyaman buat nongkrong dan juga kerja hihi
BalasHapuspenasaran sama rasa es kopinya. kalo ke Jogj amesti nyobain sih ini! hihi
makasi udah sharing, mas!
Semakin tidak besar tempatnya, semakin membuat kita bisa berinteraksi dengan pengunjung yang lainnya
HapusWah bagus nih ada co-working space. Buka dari jam berapa mas? Area teras itu asyik buat ngopi pagi-pagi sambil sarapan, mas :)
BalasHapusKedai kopi di Jogja rata-rata buka jam 10 pagi sampai malam
HapusHmmm,,, akibat baca ini aku kok jadi pengen nyeruput es kopi yaaa.
BalasHapusBtw, tempatnya emang kecil sempit gitu ya,, yang di lantai 2 juga kesannya intim banget.
Beberapa kedai kopi di Jogja memang tempatnya kecil. Biasanya pengunjung bisa lebih berinteraksi satu dengan yang lainnya.
HapusWah tanggal bukanya sama kayak tanggal indonesia merdeka 17 Agustus. Nasionalis sekali ya :D
BalasHapusKalau aku sih, misal ngopi ditempat gini emang mendingan naik gojek atau grab. Selain karena gaada tempat parkir, ga punya motor / mobil jg sih hahahaha
Betul banget ahahahahhaha
HapusSama sih, aku lebih sering ke kedai kopi naik ojek online. Alasannya selain area parkir sedikit, ya di Jogja hanya bawa sepeda ontel, Belum punya motor apalagi mobil hahahaha
Ngga begitu suka kopi, tapi kalau es kopi masih bolehlah.. Aku kalau ke kedai kopi lbh nyari tempat nyaman buat nulis. Kedai kopi ini juga keknya asik ya, di lantai 2 ada ruangan buat kerja walau layoutnya sederhana..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Es kopi memang menjadi target para pengunjung yang belum terbiasa dengan kopi manual seduh. Makanya banyak kedai kopi yang mempunyai menu es kopi
Hapusiki kedai sing baristane cantik ra dab? nek iya tanyakan siftnya kapan tak parani
BalasHapusNeng kedai kopi yen ono barista cewek pasti ayu, dab. Wong wedok je
HapusWuhh di caturtunggal dong, boleh nih kapan kapan kesini.. Sekuy mas :D
BalasHapusLokasinya dekat Gudeg Yu Djum Barek
Hapusaku belum ke sinii
BalasHapusNdang mangkat, jangan pake lama
HapusItu yang disamping adem banget kayaknya ��
BalasHapusKalau sore memang adem, tapi pas siang kurang nyaman. Enak di dalam meski sempit
Hapus