Sabtu Siang di HomWok Coffee Jogja - Nasirullah Sitam

Sabtu Siang di HomWok Coffee Jogja

Share This
Menyesap kopi di HomWok Coffee Jogja
Menyesap kopi di HomWok Coffee Jogja

Akhir pekan pekerjaan masih menumpuk. Aku menyempatkan waktu untuk menyelesaikan beberapa berkas pekerjaan di kantor. Hari mulai terik, tugas yang menumpuk sudah terselesaikan. Waktunya pulang dan menikmati akhir pekan. 

“Blogmu yang kedua aku ganti template-nya. Submenu belum sempat kubuatkan, nanti ditambahi sendiri,” Kubaca pesan WA dari gawai. 

Sedari kemarin, blog keduaku memang agak bermasalah, sehingga kuminta saudara untuk memeriksanya. Niat hati ingin bersantai di akhir pekan. Mendapatkan pesan seperti ini, aku langsung mengubah rencana menuju kedai kopi untuk menyelesaikan blog. 

Matahari tepat di atas, sedikit tergelincir ke barat. Arloji menunjukkan pukul 13.00 WIB. Aku memutuskan untuk singgah di kedai kopi untuk menepi. Sepanjang perjalanan otakku melayang jauh. Mempertimbangkan kedai kopi mana yang kusinggahi. 

Aku ingat, tak jauh dari kosan ada kedai kopi yang sudah buka sejak bulan Maret. Aku sering melihat kedai kopi tersebut sewaktu sepedaan menjelang magrib. Kala itu sedang bulan ramadan, sehingga aku hanya melintas saja tanpa singgah. 
Meja barista di bagian luar
Meja barista di bagian luar

HomWok Coffee, kedai kopi yang berada di Ruko Demangan Baru No 5 ini berjejeran dengan ruko komputer. Atau malah lebih gampangnya berseberangan dengan Sekolah Olifant sisi timur. Kukayuh pedal sepeda menuju kedai tersebut. 

Beruntungnya kedai kopi ini sudah buka. Aku memarkirkan sepeda berjejeran dengan kendaraan yang lainnya. Lalu menuju tempat cuci tangan. Di semua kedai kopi, tempat cuci tangan sudah disediakan. Hal ini menyesuaikan dengan protokol kesehatan. 

Siang hari ini kedai kopi masih sepi. Selepas mencuci tangan, aku langsung menuju bagian meja barista. Kulihat menu yang terpajang di meja depan. Kucari-cari minuman manual seduh, namun tidak kutemukan. 

Informasi kudapatkan dari barista yang bertugas. Katanya kedai kopi ini lebih fokus pada kopi susu. Sehingga untuk minuman manual seduh memang tidak disediakan. Aku berpikir sesaat, minuman mana yang harus kupilih. 

Berhubung bingung, aku kembali bertanya minuman mana yang menjadi andalan di HomWok. Setidaknya minuman tersebut pasti direkomenadiskan dan bisa kucicip sembari mengotak-atik blog. Barista merekomendasikan HomWok Signature. 
Daftar menu dan harga di HomWok Demangan
Daftar menu dan harga di HomWok Demangan

“Bisa dibuatkan yang panas?” Aku kembali bertanya untuk memastikan. 

Barista mengangguk. Ini artinya aku bisa menikmati minuman andalan di HomWok dengan sajian panas. Hampir sebagian besar minuman di sini lebih cenderung untuk dingin. Sementara aku sendiri sedikit menghindari minuman dingin. 

HomWok Coffee ternyata sudah mempunyai banyak kedai di Jogja. Kedai kopi HomWok di Demangan ini adalah yang keempat. Ketiga kedai kopi yang sama berlokasi di sekitaran Lempuyangan, Jalan Taman Siswa, dan satunya lagi di sekitaran Jalan Parangtritis. 

Untuk pembayarannya lumayan beragam. Kita bisa membayar menggunakan uang tunai ataupun uang digital. Seingatku ada beberapa kode batang uang digital yang bisa dilakukan proses pindai sebagai pembayaran. Aku sendiri menggunakan uang tunai dengan nominal pas. 

Selain berbagai minuman kopi susu, di HomWok Coffee juga tersedia minuman dingin nonkopi. Tak hanya berbagai minuman dingin, di sini juga ada menu makanan berat. Jadi cukup lengkap untuk pengunjung yang sekalian ingin makan siang. 

Sembari menunggu minuman disajikan, aku meminta izin barista untuk memotret sudut-sudut di HomWok Coffee. Di bagian luar kedai kopi terdapat banyak tempat duduk. Rata-rata tempat duduk di sini tinggi. Menurutku ini tidak terlalu ergonomis. 
Meja di area terbuka cukup tinggi
Meja di area terbuka cukup tinggi

Meja memanjang dengan mengikuti lekuk dinding, menghadap ke jalan. Di tiap patokan meja disediakan slot untuk charger. Meski agak ketinggian, tempat ini cukuplah bagi orang-orang yang suka di area luar kedai. 

Sementara itu di dekat area parkir juga sudah ada meja panjang permanen yang terbuat dari semen. Biasanya meja ini ramainya kala malam hari. Para pengunjung kopi yang suka merokok menjadikan tempat duduk tersebut untuk berkumpul. 

Ruangan tertutup juga lumayan besar. Sewaktu aku datang, di sini ada dua pengunjung yang sudah terlebih dulu datang. Aku kembali meminta izin mengabadikan, dan keduanya mengizinkan untuk diambil gambarnya. 

Pintu kugeser, di bagian kaca terdapat imbauan untuk tetap menggunakan masker. Suasana di dalam lebih tenang, lantunan musik tak sekencang di ruangan luar. Pun meja dan kursi lebih ergonomis. Untuk yang ingin bekerja dengan tenang, di dalam menjadi spot paling pas. 

Sebenarnya kedai kopi HomWok ini juga memanfaatkan lantai dua. Di sini tempatnya belum terkonsep dengan baik. Lantai dua banyak kursi dan meja panjang. Katanya, di sini lebih sering digunakan untuk kegiatan rapat para pengunjung. 
Pengunjung di area dalam kedai
Pengunjung di area dalam kedai

Aku kembali menuju lantai satu, mengambil minuman yang sudah disajikan. Gelas kopi di HomWok menggunakan gelas kertas sekali pakai. Untuk menuman dingin pun menggunakan gelas plastik. Kuambil minumanku dan kusesap. 

Minuman andalan HomWok Signature ini rasanya cenderung manis. Meski rasa pahitnya agak kerasa di bagian akhir. Milk yang digunakan dominan, sehingga aromanya lebih terendus bau milk. Untuk orang yang jarang minum manis sepertiku, minuman ini dominan rasanya. 

Meski aku tidak suka minuman dingin, sepertinya HomWok Signature ini aku rekomendasikan untuk memesan yang dingin. Melihat takaran air, gula, dan milk yang digunakan. Memesan minuman dingin memang paling tepat. 

Aku yakin target HomWok Coffee ini lebih pada pengunjung yang memang ingin mengerjakan tugas atau nongkrong. Setidaknya dari berbagai menu yang disajikan lebih banyak Kopi Susu. Karena tiap kedai kopi mempunyai target pengunjung beragam. 
Mengopi sambil mengerjakan draf tulisan blog
Mengopi sambil mengerjakan draf tulisan blog

Kuambil laptop dan mulai menyibukkan diri. Jaringan internet lumayan kencang, untuk kata sandi jaringan internet terpasang di meja menu. Aku menyempatkan membuat vlog kedai kopi inu, lalu menyelesaikan otak-atik template blog. 

Pada dasarnya, HomWok Coffee ini menyenangkan. Lokasinya juga cukup mudah diakses. Harga minumannya masih sesuai dengan kedai kopi di sekitaran Demangan. Mungkin ada sedikit masukan untuk kedai kopi ini versiku. 

Pertama, bagian toilet di lantai dua mungkin lebih diperhatikan kebersihannya. Setidaknya tisu-tisu tidak bercecaran. Konsep di lantai dua pun lebih ditata lebih rapi agar nyaman. Dan ketiga, mungkin disediakan tempat kecil untuk salat. Lantai dua masih bisa disekat sedikit untuk tempat tersebut. 

Ya, makin menjamurnya kedai kopi di Jogja, harus membuat pemilik kedai kopi lebih berinovasi. Faktor-faktor non teknis juga harus diperhatikan. Jika aku kembali ke kedai kopi ini, mungkin pilihanku adalah duduk di ruangan depan meja barista. Setidaknya, aku lebih suka di sana. *HomWok Coffee; 25 Juli 2020.

16 komentar:

  1. Kunjungan perdana ke blog ini. Menarik mengunjungi kedai kopi yang terlihat kekinian, menunya pun variatif dan terjangkau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, siapa tahu malah ada waktu senggang untuk mengopi di banyak kedai kopi yang tersebar.

      Hapus
  2. Kangennyaaa laptopan di kedai kopi. Simpan dulu deh tulisan ini biar kapan-kapan kalau ke Jogja, bisa mampir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mbak. Yang paling utama adalah kesehatan, semoga pandemi lekas berlalu dan kita bisa beraktivitas seperti biasa dengan kebiasaan baru.

      Hapus
  3. bener dah, semakin banyak saingan usaha sejenis, harus makin inovatif agar tetap bertahan. Seperti di lombok, pas masih disana banyak kedai kopi yang gak bisa bertahan lama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kudu begitu, mas. Kalau tidak, ya bakal repot sendiri hehehehe

      Hapus
  4. Aku selalu suka dengan konten kopi dari kak Sitam. Menceritakan berbagai macam kedai kopi yang dikunjungi. Meskipun aku belum pernah berkunjung, dengan tulisan-tulisan ini membuatku serasa berkunjung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas, banyak kedai kopi yang bagus tapi belum juga sempat dituliskan. semoga kita bisa bersua dan mengopi bersama

      Hapus
  5. Kalau Rp25rb/dua cup, murah banget ni, Mas Sitam. Kayaknya kapan-kapan mesti mampir ke HomWok nih. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di beberapa kedai kopi ada juga yang begini mas. Aku ada kedai kopi yang tersembunyi tapi ruame pengunjungnya, sementara belum kutulis heehehe

      Hapus
  6. Namanya bagus homwok, cocok untuk mengerjakan homework...

    Lha padahal pekerjaan rumah ki, nyapu, setrika, cuci baju... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti abis nyapu, ngepel, nyuci baju dan yang lainnya berlanjut ngopi hahahahah

      Hapus
  7. Untuk kopi, akupun LBH suka panas walo itu kopi susu. Tapi memang ada bbrp kopi yg LBH enak diminum dingin. Sayangnya, tenggorokan ku suka radang kalo udh minum yg dingin2 :D. Kalopun terpaksa mesen dingin, aku pasti minta es nya dikurangin banget :D.

    Aku salut kamu kalo mau foto apapun, pasti minta izin mas :). Jarang2 ada yg begitu :). Akupun ga stiap saat minta izin kalo mengambil foto di restoran ato kafe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenggorokan kita sama mbak, setidaknya kalau minum dingin mikirnya berkali-kali ahahhahaha.

      Kalau tempatnya tidak banyak orang, aku seringnya izin dulu dan memperlihatkan hasilnya ke orang tersebut, apakah boleh saya gunakan atau tidak. Kalau misalnya ruame banget, ya asal motret. Contohnya pas di CDF atau apapun itu

      Hapus
  8. asyikkk ya .. ngeblog di kedai kopi seperti ini ... betahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai lagi di kedai walau waktunya tidak sesering dulu, kang. Soalnya buat selingan, kalau di kosan jarang bisa nulis. Buntu idenya

      Hapus

Pages