Deklarasi Tembi, Komitmen Bike to Work Indonesia tentang Bersepeda - Nasirullah Sitam

Deklarasi Tembi, Komitmen Bike to Work Indonesia tentang Bersepeda

Share This
Deklarasi Tembi oleh bike to work Indonesia (Tim Dokumentasi Wisnu Asa Ajisatria & Agung Setiawan)
Deklarasi Tembi oleh bike to work Indonesia (Tim Dokumentasi Wisnu Asa Ajisatria & Agung Setiawan)
Mentari pagi menyapa dari ufuk timur, suasana Desa Wisata Tembi sangat tenang. Geliat aktivitas masyarakat tampak santai. Aku bersama kawan-kawan bike to work Jogja sudah sibuk sejak semalam. Pagi ini, kami menerima kawan sejawat sekitar 30an orang dari berbagai kota.

Tugasku di meja pendaftaran ulang. Wajah-wajah baru kulihat, pun dengan orang yang hanya berkawan di media sosial, kini semuanya berinteraksi secara langsung. Suara pelantang mengarahkan para pesepeda untuk tes Genose sebelum acara berlangsung.

Pagi ini, Koalisi Kebikean (Kebaikan) sedang melakukan hajat di Jogja. Seluruh peserta adalah kawan-kawan bike to work Indonesia. Acara yang bertemakan Sepeda Merdeka cukup padat dari pagi hingga nanti malam.

Peserta mulai berdatangan, satu persatu harus kami data ulang. Lantas mengarahkan mereka untuk persiapan tes Genose. Di ujung sana, Om Z Triono dan kawan-kawan EnTe sudah bersiap menjadi Road Captain kala blusukan ke Kotagede. Tiap peserta kami berikan nametag sebagai penanda.
Peserta melakukan pendaftaran ulang di sekretariat
Peserta melakukan pendaftaran ulang di sekretariat
Belum sepenuhnya pendaftar datang. Dari 40an orang yang mendaftar, pagi ini baru setengahnya yang datang. Aku mempunyai waktu lumayan luang, sesekali kuambil kamera dan mengabadikan para peserta. Pun menyempatkan untuk memotret mentari pagi.

Pagi ini rute pesepeda sekitar kota. Mulai dari menyusuri jantung kota Jogja, hingga masuk labirin Kotagede. Spanduk terbentang bertuliskan “Selamat Datang Orang-Orang Bike”. Kurang dari 30 orang pagi ini yang ikut bersepeda di hari pertama.

Agenda koalisi kebikean (kebaikan) ini sebenarnya sudah direncanakan sebulan yang lalu. Jogja sebagai tuan rumah, dan aku mendapatkan tugas di pendaftaran. Ini menjadi kali pertamaku bergabung pada gelaran yang diselenggarakan Bike to Work Indonesia.

Tema Sepeda Merdeka ini muncul karena di akhir-akhir ini pesepeda cukup mendapat perhatian yang besar dari pengguna jalan. Sentimen kasus di satu kota pada akhirnya melebar ke kota-kota yang lainnya. Ini mendapat perhatian dari teman-teman bike to work Indonesia.
Peserta bersepeda blusukan destinasi wisata di Jogja
Peserta bersepeda blusukan destinasi wisata di Jogja
Selepas menyusuri destinasi di kota Jogja, acara pun berlangsung. Berbagai diskusi menarik tersajikan. Salah satunya adalah diskusi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya melalui video daring. Di sini, kementerian perhubungan menyatakan siap memperhatikan para pesepeda.

Bahkan beliau sempat menyampaikan keinginan untuk bersepeda bareng teman-teman bike to work Indonesia di Jogja. Diskusi yang berlangsung kurang dari satu jam ini cukup melegakan. Setidaknya, kementerian perhubungan mempunyai visi yang sama dengan pesepeda.

Pada akhir diskusi, ada penghargaan untuk pegiat sepeda di Jogja. Pemberian ini meliputi masyarakat hingga publik figur. Mbah Supono (sepeda ontel) termasuk salah satu orang yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Rangkaian acara masih berlanjut. Kali ini peserta terbagi menjadi empat kelompok kecil sesuai minatnya. Diskusi ini meliputi kampanye, edukasi, advokasi, dan sosial inklusi. Keseluruhan acara berjalan dengan lancar. Narasumber dan pemantiknya menarik.
Pemberian penghargaan kepada pegiat sepeda di Jogja Tim Dokumentasi Wisnu Asa Ajisatria & Agung Setiawan
Pemberian penghargaan kepada pegiat sepeda di Jogja Tim Dokumentasi Wisnu Asa Ajisatria & Agung Setiawan

Cak Nun, Kiai Kanjeng, dan Obahe Sikil

Budayawan Kondang Cak Nun hadir pada malam hari. Kami sinau bareng di panggung kecil yang memang dibuat sesuai dengan protokol kesehatan. Sebelumnya, Cak Nun sempat berbincang dengan teman-teman pegiat sepeda sembari santap malam.

Pada sesi ini, Mbah Nun menuliskan sebuah memoar pada papan yang sudah dibingkai. Beliau menulis tentang sepeda merdeka. Tema tersebut memang kami gaungkan, dan mengharapkan Cak Nun bisa memberi banyak arahan dan pesan untuk para pegiat sepeda.

“Gali, Temukan, Tunjukkan, Sebarkan. Nikmatnya Bersepeda. Sehatnya Bersepeda. Hikmahnya Bersepeda. Ibadahnya Bersepeda.”

Spidol di tangan Cak Nun terus menulis hingga tuntas. Di bagian bawah tidak lupa beliau tulis tanggal hari ini, tanda tangan, dan nama beliau. Sebuah memoar yang pastinya kami ingat sepanjang masa.
Cak Nun memberikan Memoar tentang pesepeda
Cak Nun memberikan Memoar tentang pesepeda
“Bicycle itu adalah Obahe Sikil. Bersepeda itu semuanya bergerak. Mulai dari pikiran hingga kaki,” Ujar Cak Nun kala di panggung bersama Kiai Kanjeng. Sontak, ucapan beliau mendapatkan apresiasi dan tepuk tangan dari teman-teman pesepeda.

Beliau memberi masukan kepada para pesepeda agar ke depannya membuat semacam festival di area-area terbuka. Tujuannya menyebarkan bahwa bersepeda itu bukan hanya tentang kebaikan tapi bersepeda itu nikmat.

Poin-Poin Penting dalam Deklarasi Tembi

Sebelum bernama deklarasi tembi, kami menggagas penamaan deklarasi ini di beberapa diskusi. Tiap orang berhak memberi ide penamaannya. Hingga akhirnya pengambilan nama Tembi disepakati, secara tidak langsung mengacu pada lokasi saat deklarasi.

Peserta mulai mengenakan aksesoris pakaian adat yang dibawanya sejak dari tempat asal. Om Poetoet sudah di atas panggung, seluruh peserta ikut di belakang. Pembacaan Deklarasi Tembi dimulai. Dilanjut dengan poin-poin yang sudah disepakati. Berikut poin yang disepakati Bike to Work Indonesia.
Pembacaan Deklarasi Tembi oleh peserta Koalisi Kebikean
Pembacaan Deklarasi Tembi oleh peserta Koalisi Kebikean

Menegaskan dan mengamplifikasi kembali B2W Indonesia sebagai sebuah gerakan bersepeda lintas komunitas yang inklusi untuk mendorong keterlibatan lebih banyak komunitas pesepeda dalam mendukung gerakan bersepeda untuk Indonesia.

 

Mendorong kepada pemerintah, pusat maupun daerah, untuk mendukung dan menyelenggarakan dengan sungguh-sungguh sistem transportasi yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan kemacetan, melindungi keselamatan dan keamanan bagi penggunanya, dan memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat secara umum dengan memprioritaskan konsep aksesibilitas, mobilitas dan konektivitas yang cerdas.

 

Mendesak semua pihak lebih berkomitmen mendorong upaya pelaksanaan kebijakan penggunaan sepeda sebagai sarana bermobilitas di perkotaan, diantaranya melalui pengadaan jalur sepeda sebagai mandat dari Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 , PP No. 79/2013 dan Permenhub No 59/2020 tentang Lalu Lintas, Angkutan Jalan, dan Keselamatan Berlalulintas melalui instrumen kebijakan operasional di tingkat pusat dan daerah, serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan tersebut untuk memastikan adanya masukan dan umpan balik yang baik untuk menjamin peningkatan pelaksanaan kebijakan berikutnya.

 

Mendorong aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, tetap aktif dan lebih kuat mengawal implementasi kebijakan pemerintah dengan mengupayakan keamanan dan keselamatan, termasuk dalam pemanfaatan lajur dan jalur sepeda serta infrastruktur bersepeda lainnya untuk memastikan prinsip berbagi jalan yang baik dengan pengguna jalan lainnya.

 

Mengajak lembaga legislasi, pusat maupun daerah, untuk mengubah pola pikir dalam isu-isu pembangunan kota dan sistem transportasinya sehingga mampu melihat, memahami, dan menyelaraskan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada manusia dan bersifat inklusif.

 

Mendorong perilaku hidup sehat dalam bersepeda dengan memperhatikan situasi pandemi Covid-19 agar mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan Kepres No 11/2020 tentang kedaruratan Covid-19 dan Inpres No 6/2020 tentang penegakan disiplin dan hukum terkait protokol kesehatan.

 

Mendorong sinergi multipihak dalam peningkatan edukasi tentang pemanfaatan sepeda sebagai alat transportasi harian, cara bersepeda yang aman, hingga manfaat bersepeda untuk kesehatan pada seluruh masyarakat dimulai dari semua tingkatan pendidikan melalui muatan lokal yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan kurikuler, co-kurikuler dan ekstra-kurikuler.

 

Mendorong keterhubungan antar daerah dan kawasan perkotaan melalui sistem transportasi terpadu melalui penggunaan sepeda sebagai prioritas dalam mendukung fasilitas transportasi publik yang sudah disediakan, dan mendorong kolaborasi multi pihak untuk memastikan adanya lebih banyak layanan integrasi antara sepeda dengan transportasi publik seperti kereta dan bus.

 

Mendorong peluang pengembangan usaha dan ekonomi lokal yang bertumpu pada kegiatan bersepeda di kawasan perkotaan dan pedesaan dengan menciptakan inovasi model usaha dan mengundang investasi yang saling menguntungkan dan adil untuk memajukan budaya hidup bersepeda.
*****

Pada akhirnya, koalisi kebikean (kebaikan) resmi ditutup. Kami mengharapkan deklarasi ini tidak hilang begitu saja. Ide-ide serta curahan yang telah disepakati bisa dibesarluaskan oleh para pesepeda. Kami percaya, jalan ini masih panjang.

Semoga sepeda bisa mendapatkan jalur dengan baik, pesepeda bisa saling menghargai pengguna jalan. Serta menjadikan sepeda sebagai alat transportasi dan saling bersinambungan dengan transportasi yang lainnya. *Desa Wisata Tembi; 05-06 Juni 2021.

16 komentar:

  1. Wah seru sekali ya kegiatannya mas. Ada Cak Nun juga. Sukses yaa semoga bermanfaat untk masyarakat Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, menjadi waktu yang menyenangkan bisa sianu bareng beliau.

      Hapus
  2. Tulisannya Cak Nun keren, "... ibadahnya bersepeda". Maknanya dalam sekali :)
    Jogja memang jadi tempat yang nyaman untuk bersepeda. Apalagi kebiasaan masyarakatnya yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dan aktivitas sehari-hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin kepikiran mau kami bingkai dan kami duplikat agar dapat taruh di rumah-rumah heee

      Hapus
  3. baru tahu dengan kalimat "Bicycle itu adalah Obahe Sikil"
    heuheuehu,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok toh mas, dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia heee

      Hapus
  4. Waaah ini kalo suamiku di Jogja, udh pasti dia ikutan mas :D. Lagi tergila2 sepedaan kok.

    Bagus juga acaranya, sampe ada deklarasi segala dan ada cak nun :D. Itu kasih ide nama acara, kreatif juga. Kebaikan bisa dipleset JD KeBikeAn :D. Cocooook yaaa hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, pokoknya kudu seperti ini, mbak. Biar tahu kalau banyak pesepeda yang tertib di jalan

      Hapus
  5. Wah, bener juga apa kata Cak Nun. Bersepeda itu semuanya bergerak. Kayak berenang kalau gitu ya mas. Pantesan aja capeknya terasa sekali kalau udah gowes. Seru nih acaranya Deklarasi Tembi komitmen bike to work. Supaya masyarakat semakin antusias bersepeda ke tempat kerja atau ke mana aja, keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang semua harus saling berkomitmen, mbak. Setidaknya dengan begitu, kita tahu masih banyak pesepeda yang patuh dan tidak arogan

      Hapus
  6. aku juga pengen BTW bike to work, selain ramah lingkungan dan bisa bikin sehat juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, selama jaraknya memungkinkan bisa dicoba

      Hapus
  7. acaranya seru banget ... banyak tokoh2 yang ikut terlibat sehingga jadi lebih bermakna

    BalasHapus
  8. Beberapa hari lalu saya lihat thumbnail maiyahan bareng Bike to Work di YouTube. Ternyata ini. :D Jadi penasaran. Ntar tak coba tonton videonya.

    Manifestonya menarik, Mas. Ternyata Bike to Work tak cuma memikirkan soal pesepeda, tapi juga transportasi publik. Sepertinya memang sudah saatnya transportasi publik di penjuru Indonesia dibenahi, biar publik bisa menyisihkan anggaran transportasinya untuk hal lain yang lebih bermanfaat, dan biar pulau-pulau kita tak tenggelam karena perubahan iklim. Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin kami belajar bareng Kiai Kanjeng, mas. Ada banyak hal yang bisa kami dapatkan. Dan makin membuat kami semangat bersepeda untuk transportasi dengan jarak yang tidak jauh

      Hapus

Pages