Bersua Kawan Pesepeda di Lintring Coffee & Homestay - Nasirullah Sitam

Bersua Kawan Pesepeda di Lintring Coffee & Homestay

Share This
Proses pembuatan Vietnam Drip
Proses pembuatan Vietnam Drip
Dari jalan, Lintring Coffee & Homestay ini tampak temaram. Cahaya lampu tertutup rimbun daun pohon besar di depan. Suasana makin terasa menyenangkan, terlebih segelas Vietnam Drip sedari tadi kusesap, sembari mendengarkan obrolan kawan-kawan pesepeda.

Di depan SDN Glagah aku turun dari ojek daring. Titik pada Google Maps mengarah masuk gang, nyatanya salah tempat. Aku kembali ke jalan utama Prof. DR Soepomo, bertanya ke bapak penjual nasi goreng. Beliau mengarahkan sebuah tempat dengan halaman cukup luas.

Kulihat dari seberang sudah ada beberapa kawan yang datang. Sembari mengucapkan terima kasih, aku kembali menyeberang dan menyapa kawan-kawan pesepeda. Mereka kompak naik sepeda ke tempat ini. Aku sendiri sengaja memesan ojek daring.

Lintring Coffee lebih luas area terbukanya. Di sini, aku fokus menceritakan kedai kopinya. Meski sebenarnya kedai kopi dan homestay masih satu tempat. Kedai kopi bersama penginapan mengingatkanku pada Kedai Omah Minggir, Sleman.

Ruangan Lintring Coffee tak luas. Bisa jadi sebagian besar pengunjung lebih suka duduk santai di area terbuka. Tembok berlatarkan warna hitam, berkombinasi dengan tulisan putih. Sepertinya, kata-kata yang tersusun secara acak itu menjadi sebuah kalimat.
Sudut bagian dalam Lintring Coffee and Homestay
Sudut bagian dalam Lintring Coffee and Homestay
Seperti kalimat “hidup ini seperti secangkir kopi, di mana pahit dan manis bertemu dalam kehangatan.” Kata-kata yang familiar bagi sebagian besar orang. Tak ketinggalan sebuah gitar yang tergantung pada tembok.

Aku kenal dengan salah satu baristanya. Hobi bersepeda menjadikan aku mengenal banyak kawan dengan berbagai profesi. Kami bertegur-sapa, berbicara hal-hal terkait sepeda. Untuk kali ini, aku ingin memesan Vietnam Drip. Salah satu minuman yang akhir-akhir ini sering kupesan.

Sebelum meracik minuman, kawan bertanya terkait seleraku. Tujuannya tentu agar minuman yang kupesan sesuai dengan keinginanku. Sepertinya, sebagian besar barista sudah menjadikan hal ini sebagai pakem/patokan. Selain membuat kopi, mereka juga pandai dalam berinteraksi.

Ada banyak menu minuman yang dapat dipesan, terlebih bagi pecinta kopi. Kawan-kawan pesepeda sudah paham betul dengan minuman yang hedak dipesan. Rata-rata kawan pesepeda memesan es kopi. Jika menilik dari daftarnya, mungkin yang dipesan Kopi Susu Tempo Doeloe.
Daftar menu dan harga di Lintring Coffee & Homestay
Daftar menu dan harga di Lintring Coffee & Homestay
Satu rak buku berada di salah satu sudut ruangan kedai kopi. Berbagai koleksi pribadi milik Lintring Coffee tertata rapi. Berbagai buku berukuan lumayan tebal siap dibaca bagi pengunjung. Sekilas, koleksi yang dipajang didominasi novel.

Menariknya, koleksi bacaan yang ada di sini sudah diberi label pada punggung buku. Format pelabelan tidak mengikuti patokan resmi, tapi cukup mudah untuk memahami. Format yang digunakan adalah nama Lintring Coffee & Homestay, Lib (mengacu pada library; perpustakaan), NVL (mungkin jenis bacaan; merujuk pada novel), dan tiga angka bisa merujuk pada nomor urut.

Pelabelan seperti ini memang memudahkan barista atau siapapun yang hendak mengambil dan dibaca. Kemudian nantinya saat mengembalikan tinggal mengurutkan nomor, sehingga penataan di rak buku bisa tetap rapi. Koleksi beragam dan bacaan yang bagus.
Koleksi buku di ruangan dalam
Koleksi buku di ruangan dalam
Segelas Vietnam Drip sudah siap kuseduh. Kawan barista mengantarkan ke meja di area luar kedai. Aku berbaur dengan kawan-kawan pesepeda yang lainnya. Sedari tadi, mereka sudah berdiskusi terkait acara yang sedang dikonsep bersama.

Di area luar kedai sudah ada banyak meja dan kursi. Bahkan, di samping bangunan juga ada area terbuka yang tertutup atap. Kami sendiri asyik berbincang di bagian depan. Jika tidak salah, pohon besar sebagai peneduh ini adalah pohon Ketapang.

Makin malam, pengunjung makin banyak. Lintring Coffee buka mulai pukul 15.00 WIB. Target utama pengunjung pastinya mahasiswa. Terlebih lokasinya diapit dua fakultas salah satu universitas di Glagahsari. Tentu menjadi lokasi yang strategis.
Kawan-kawan berbincang santai di area luar kedai
Kawan-kawan berbincang santai di area luar kedai

Kulihat pengunjung yang lain mulai berdatangan, kami pindah ke area terbuka yang ada atapnya. Di sini, salah satu kawan sebagai koordinator acara memaparkan berbagai hal yang harus kami persiapkan. Aku sendiri terlibat di bagian pendaftaran.

Vietnam Drip, Es Kopi Susu, bahkan minuman nonkopi pun tersedia. Kusesap minuman ini sembari fokus pada pemaparan. Sesekali terlontar candaan teman-teman pesepeda. Minuman yang kupesan rasanya pas. Sesuai dengan harapanku.

Di waktu yang senggang, aku menilik ulasan Google Maps tentang Lintring Coffee. Setidaknya, dari sini aku bisa memahami sedikit kesan para pengunjung yang sempat mengopi. Kopi dan pizza cukup direkomendasikan para pengulas di Google Maps.
Menikmati seduhan Vietnam Drip di Lintring Coffee & Homestay
Menikmati seduhan Vietnam Drip di Lintring Coffee & Homestay
Tak jarang dari mereka memberi kesan tempat ini syahdu. Aku sepakat dengan kesan mereka. Meski di depan cukup ramai lalu-lalang kendaraan yang melintas. Tetap saja di Lintring Coffee, aku mendapatkan suasana yang tenang.

Tanpa terasa minumanku tandas. Bergegas aku menuju bagian kasir dan membayar. Takutnya, aku lupa membayar seperti kejadian di salah satu warung. Lintring Coffee bisa menjadi opsi kumpul dan bersantai jika kalian berada di Glagahsari dan sekitarnya.

Atau, ketika kalian hendak mengantre kuliner Gudeg Pawon. Kalian bisa menunggu warung itu buka dengan mengopi di Lintring Coffee. Tepat pukul 22.00 WIB, diskusi kami berakhir. Waktunya pulang, dan tentunya bakal ke sini lagi ketika ada undangan berkumpul. * Lintring Coffee; Jumat, 05 Agustus 2022.

9 komentar:

  1. Sebagai yg suka baca, aku paling seneng kalo ketemu kafe kopi yg menyediakan buku bacaan. Bisa betah duduk sambil mesen kopi dan cemilannya mba 😄. Kapan2 kalo ke Jogja, aku pengen cobain bbrp kafe kopi yg pernah mas siram tulis di sini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jogja banyak opsi tempat buat mengopi santai mbak. Tinggal kita pilih yang ramai atau sunyi

      Hapus
  2. dulu waktu masih bujang, sering nongkrong ngopi sambil baca buku
    sekarang kalau nongkrong, pasti bawa krucil2.. udah gak sempet baca2 buku
    palingan cuma buat foto foto, heuheuheu

    BalasHapus
  3. Terakhir pesan vietnam drip langsung dapat kopi-susu yang ada di gelasnya. Tinggal siap diaduk. Tidak perlu menunggu kopi menetes dari tempatnya. Padahal menurutku sensasi minum vietnam drip itu menunggu tetes demi tetes kopi jatuh ke bawah. Akhirnya ga pernah pesan vietnam drip lagi disana --"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mas, aku pernah di Semarang begitu hahahhahha.
      pas mau motret, lah kok udah jadi hahahhaa

      Hapus
  4. asyiknya hobi gowes jadi punya teman dari berbagai bidang .... termasuk barista .... dapat discount ngga mas 😀😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar om, jadi pas ada bean baru enak mau cari di mana aja kopinya hahahhah

      Hapus
  5. Kombinasi yang pas, kopi, gowes dan silaturahim

    BalasHapus

Pages