Warung soto ayam Mbak Atik |
Sembari mengayuh sepeda, mataku tertarik melihat sebuah warung soto di tepian jalan. Pukul 06.30 WIB ini pengunjungnya ramai. Mereka menggelar tikar di tepian jalan, dan menikmati sarapan soto. Nama warungnya adalah Soto Ayam Mbak Atik, Prambanan.
Aku langsung mengagendakan sepulang menyambangi dua destinasi tujuan bersepeda, nantinya menyempatkan waktu untuk sarapan di sini. Sepeda terus kukayuh, pemandangan sawah pagi hari ini sayang untuk dilewatkan.
Pukul 07.50 WIB, aku sudah menyelesaikan kunjungan ke dua destinasi. Semuanya dekat dari Candi Prambanan. Aku langsung menuju warung soto yang tadi sempat kulintasi. Pagi ini masih banyak pengunjung yang sarapan.
Bangunan tanpa ada pondasi di tepian jalan ini cukup ramai pengunjung. Sesuai dengan keterangan di Google Maps. Warung soto ini bernama Soto Ayam Mbak Atik. Di Google Maps kulihat berbagai ulasannya cukup menarik.
Bangunan warung soto tepi jalan |
Bahkan pemilik warung pun sering merespon ulasan dari warganet yang memberikan informasi terkait soto tersebut. Sebelum mengabadikan gambar dan mengambil vlog, aku meminta izin terlebih dulu. Pihak warung soto mengizinkanku untuk mendokumentasikan dan mengambil rekaman.
Sepertinya, hampir seluruh bahan bangunan terbuat dari bambu. Bilah-bilah bambu dijadikan dinding. Pun bagian atasnya, seluruh bahan memang terbuat dari bambu. Tulisan ‘Warung Soto Mbak Atik’ terpajang di sebuah spanduk, pun dengan informasi soto ayam. Dinding bambu ini pun tak luput dari coretan vandal.
Tempat makan di warung soto ini ada dua tempat. Bisa di dalam yang tersedia meja dengan kursi, ataupun duduk lesehan tikar di tepian jalan. Aku sendiri sengaja memilih tempat duduk di tepian jalan agar bisa melihat pemandangan sekitar.
Pagi ini cukup ramai pengunjung. Di bagian dalam sendiri sudah dipenuhi para pecinta sarapan soto. Takut mengganggu pengunjung yang sarapan di dalam warung, aku hanya mengambil foto sedikit, itupun dari sudut agak jauh.
Bagian dalam warung soto Mbak Atik |
Warung soto mbak Atik buka pada tahun 2019. Warung ini berlokasi di Tegalsari, Pereng, Prambanan. Warung soto ini gampang ditemukan. Kita cukup bersepeda melintasi jalan alternatif untuk bisa ke sini. Jalanan ini merupakan jalur favorit para pesepeda.
Tiap pagi buka pukul 06.00 WIB, dan tutup paling lama pukul 14.00 WIB. Sepertinya, keberadaan warung ini cukup strategis. Banyak pengunjung yang menikmati sarapan di sini kala pagi. Tentu bonus pemandangan bentangan sawah. Jika cerah, kita bisa melihat Gunung Merapi.
“Satu porsi soto sama teh panas, mbak,” Ujarku di depan pramusaji.
Beliau mencatat pesananku dan memastikan tempat dudukku. Aku menginformasikan duduk di tepian jalan. Tujuanku tentu agar bisa lebih leluasa mengambil vlog tanpa mengganggu orang di dekat. Selain itu, tentunya faktor pemandangan pagi yang sayang dilewatkan.
Masih di meja pembatas pramusaji dan pengunjung, tumpukan gorengan sudah menggoda. Di sisinya terdapat tumpukan piring kecil. Aku mengambil dua potong tempe goreng sebagai pelengkap sarapan. Hanya saja, di sini tidak dilengkapi sate usus atau jeroan.
Berbagai gorengan tersedia |
Awalnya, aku meminta pramusaji meletakkan soto di meja tengah. Di antara dua rombongan yang ramai. Mas-mas yang meladeni dan meracik soto mengarahkanku duduk paling ujung. Beliau berujar, di sana sebentar lagi teduh.
Kupindahkan mangkuk soto beserta gorengan. Benar saja, di ujung sini terhindar dari sinar matahari. Dedauan pohon besar menutupi sinar matahari. Aku duduk santai, sesekali memotret para pengunjung yang sedang asyik menikmati santap pagi.
Dua meja yang duduk lesehan di tepi jalan pun tak merasa terganggu dengan keberadaanku. Ketika aku memotret, mereka malah berpose sambil tersenyum. Aku membalas tersenyum sembari melanjutkan memotret sekitar.
Jika dilihat dari tempatnya, warung soto ini memang lokasinya strategis. Jalanan di depan tiap pagi cukup padat, tapi teduh karena pepohonan yang rindang. Selain pengunjung bermotor, tidak sedikit pesepeda singgah untuk sarapan. Mereka biasanya selepas bersepeda di arah Spot Riyadi ataupun keliling candi.
Duduk lesehan menjadi favorit pengunjung |
Dari sini, kita bisa menuju Candi Sojiwan, atau mengelilingi komplek Candi Prambanan. Agak naik sedikit, ada juga candi Plaosan dan Candi Kedulan. Selain itu, jalur jalanan ini memang menarik. Aku sendiri sedari tadi banyak memotret di tempat ini.
Semua pesanan sudah di meja, tinggal menyantap. Porsi sotonya memang tidak banyak, tapi cukup untuk sarapan. Kuah soto bening, suwiran ayam, ditambah taburan potongan seledri, dan irisan tomat menyatu dalam mangkuk. Nasinya pun sudah dicampur menjadi satu.
Sebelum kutambahan sambal, aku menyicip kuah beningnya. Rasa kuahnya cukup sesuai di lidah. Kunikmati soto bening ini sembari melihat lalu-lalang kesibukan orang di jalanan. Sesekali tampak pengendara roda empat berhenti dan sarapan di tempat yang sama.
Tak perlu menunggu lama, satu porsi soto sudah tandas. Gorengan pun kuhabiskan, kemudian kuseduh teh yang mulai hangat ini sembari melihat pematang sawah. Semilir angin pagi menjadikan semuanya makin menyenangkan.
Menikmati sarapan soto ayam mbak Atik |
Dua remaja perempuan di sampingku sesekali melirikku. Mungkin dia tertarik melihat kesibukanku di depan kamera aksi. Obrolan keduanya secara langsung terdengar dengan jelas. Ketika pulang, mereka sempat menyapaku.
Tidak ada yang berbeda rasa sotonya. Menurutku, soto ini layaknya soto-soto bening di banyak tempat. Salah satu yang membuat soto ini ramai kemungkinan ada dua faktor. Pemandangan di sekitar sini indah saat pagi, sehingga banyak pengunjung yang ingin menikmati waktu pagi sambil sarapan soto, ditunjang lokasi strategis.
Faktor kedua tentunya harganya yang menurutku murah. Satu porsi soto, satu gelas teh panas, dan dua gorengan, aku membayar 12.000 rupiah. Tentu bagi sebagian besar masyarakat, harga tersebut sangat terjangkau, khususnya muda-mudi.
Selain itu, keramahan pramusaji saat kurepoti memotret dan mengambil vlog juga menjadi nilai tambah. Secara tidak langsung, pelayanan yang baik ke setiap pengunjung menjadikan kita tertarik untuk kembali menyambanginya di lain waktu.
Jika kalian penasaran dengan warung sotonya. Mungkin tiap pukul 06.30 WIB, kalian melintas jalanan Tegalsari, Pereng, Prambanan. Pasti keberadaan warung ini cukup mencolok bagi pengguna jalan. Banyak yang duduk di tepian jalan sembari santap soto. *Prambanan, 14 Januari 2023.
Ya Allah, muraaah amat mas itu 12K udah kenyang bahagia dengan seporsi soto, minuman sama dua gorengan :) Cara makannya aja sederhana dan natural ya. Bisa duduk di kursi atau lesehan. Sambil menikmati persawahan. Makan bisa nambah nih. Mauuuu!
BalasHapusDi banyak tempat memang seperti ini, mbak.
HapusTempat masih nyaman, terlebih pas pagi. Harga segitu juga masih relevan di sini
jenis soto favoritku nih, soto bening, pasti kuahnya segeeeer
BalasHapusregane murah
gorengane sangat menggoda
Kombinasi yang pas, soto bening, gorengan, dan teh panas
HapusSoto kearifan lokal. Jualannya pakai warung yang sederhana di tepi jalan dan memanfaatkan pepohonan sebagai peneduh. Apalagi harganya pasti terjangkau.
BalasHapusTempat seperti ini malah menarik bagi orang yang melintas, mas. Banyak pengguna mobil menikmati soto sambil lihat persawahan
Hapusmakan soto di pinggir jalan ,,, bener bener memang makan di pinggir jalan.
BalasHapusSoto yang sedap, harga ekonomis dan view sawah ... mantap bangetttt
paket lengkap, kang. Kalau masih pagi polusi masih aman
Hapusfavorit kulineran di jogja adalah soto seger
BalasHapussoalnya beda sama di Jawa Timur yang buthek kuahnya
apalagi di pinggir jalan gitu duh nikmat banget
soto bening cukup cocok di tempatku, mas. Pernah soto butek ala Rembang malah kurang pas di lidahku
HapusAku tuh suka segala jenis soto, dari yg santan, ataupun bening. Sama enaknya.. kalo lagi di sumatera ya cobain yg santan. Kalo di Jawa tengah yg bening seger 😄👍. Memang enak buat sarapan ya mas. Porsi soto di sana itu pas buat PAGI2. Apalagi kuahnya ga berat
BalasHapusAku malah senang yang bening, mbak. Kalau yang butek agak kurang sesuai dengan lidahku ahhahaha
Hapus