![]() |
Menuju tempat pengolahan Limbah PIAT UGM |
Sampah menjadi permasalahan rumit di setiap kota, pun dengan di Jogja. Sejak ditutupnya tempat pembuangan sampah di Piyungan, tak sedikit kita melihat pinggiran ruas jalan menjadi tempat dibuangnya sampah secara sembarangan.
Kejadian ini acapkali berulang, bahkan pernah ramai diperbincangan warganet di media sosial. Di beberapa kesempatan ketika aku bersepeda atupun berlari, ruas pinggiran jalan yang harusnya bersih pun tergeletak sampah, meski sudah ada larangan dan tulisan adanya CCTV.
Kunjunganku ke PIAT UGM ini bagian dari pembelajaran para mahasiswa Summer Course 2024. Aku bertugas sebagai tim dokumentasi ikut belajar dan melihat bagaimana proses pengolahan sampah yang dilakukan UGM.
Mahasiswa diberi pemaparan terkait pengelolaan sampah menggunakan maggot di ruangan. Aku memotret kesibukan tersebut, lantas menunggu di luar ruangan. Tepat di samping bangunan, terlihat tempat rusa dan kandang ayam.
![]() |
Rusa di area PIAT UGM |
Jika kalian pernah melintasi Lembah UGM di tahun 2014 ke belakang, tentu ingat ada kandang rusa di seberang fakultas Hukum. Kini kita bisa melihat rusa-rusa di kawasan PIAT UGM. Selesai materi, mahasiswa keliling area PIAT UGM. Salah satunya melihat rusa dan peternakan ayam.
Rombongan diajak keliling sembari diberikan pemaparan informasi. Mengelilingi area PIAT UGM tentu cukup luas. Untuk hari ini hanya difokuskan pada beberapa titik. Mulai dari peternakan ayam, budidaya anggrek, hingga daur ulang sampah.
Terlihat mahasiswa antusias dengan agenda hari ini. Sebelumnya, kemarin mereka sudah diajak keliling ke Kampung Mina Padi Samberembe. Kami menuju embung PIAT, berfoto bareng di depan tulisannya. Embung PIAT UGM ini sempat menjadi salah satu spot tujuan sepeda sewaktu awal dibuka.
Tak jauh dari embung, kami langsung menyambangi tempat budidaya anggrek. Satu petakan bangunan yang terbuka dikelilingi semacam jaring transparan. Ratusan pot berisi dengan bunga anggrek yang belum bermekaran.
![]() |
Embung PIAT UGM di sekitaran Berbah |
Anggrek ini juga dijual oleh pengelola. Kita bisa membeli di tempat ini ataupun saat mereka membuka stand di fakultas. Seingatku, beberapa kali stand PIAT UGM membuka stand di fakultas kami untuk menjual berbagai budidaya serta hasil olahan dari PIAT UGM.
PIAT UGM merupakan sebuah Pusat Inovasi Agroteknologi yang berperan dalam penelitian maupun pengembangan teknologi sampah milik UGM. Salah satu unggulan di PIAT UGM adalah Ruma Inovasi Daur Ulang (RInDU) yang mengolah limbah.
Sampah-sampah organik dari lingkungan UGM diubah menjadi pupuk, sementara sampah plastik diolah menjadi berbagai kerajinan maupun yang lainnya. Tentu saja keberadaan PIAT UGM begitu besar perannya dalam mengolah sampah-sampah dari UGM.
Sampah memang menjadi masalah besar di setiap kota, pun dengan Jogja. Bahkan permasalahan sampah ini sering mencuat di media sosial. PIAT UGM berkomitmen dalam mengolah sampah dalam lingkup satu universitas, harapannya ditiru oleh kampus-kampus lain yang ada di Jogja.
![]() |
Tempat untuk budidaya Anggrek di PIAT UGM |
Kami diajak berkeliling ke tempat budidaya maggot. Maggot ini menjadi hewan pengurai sampah. Beberapa mahasiswa melihat petakan sampah organik yang sudah ditempatkan pada lahan tertentu. Mereka juga diajak masuk dalam kandang maggot sembari mendapatkan informasi terkait pengolahan sampah.
Sampah di PIAT masih menjadi satu, artinya petugas nanti memilah disesuaikan dengan kategorinya. Mahasiswa diajak keliling melihat proses pembuatan pupuk sampah organik. Sampah yang kami kunjungi adalah dedaunan kering.
Tiap bak tempat sampah sudah dipenuhi dedaunan. Kami melihat proses pembuatan pupuk dari dekat. Sesekali mahasiswa ikut meramaikan keseruan dalam proses pengolahan sampah. Tempat pengolahan sampah PIAT UGM ini cukup luas.
![]() |
Melihat proses pengolahan sampah di PIAT UGM |
Selain melihat pengolahan sampah, kami juga disuguhi minuman buatan dari PIAT UGM. Namanya Markisweet, minuman yang terbuat dari sari buah markisa. Minuman ini segar ketika disuguhkan pada siang hari. Tepat rasanya saat selesai berkunjung dan disuguhi minuman tersebut.
Menariknya, PIAT UGM tidak hanya berfokus pada pengolahan sampah. Tempat ini juga mengembangkan pertanian. Bahkan pada hari-hari tertentu, PIAT UGM sering membuka stand hasil olahan mereka di kampus UGM. Lokasinya ada di beberapa fakultas.
Berbagai hasil pertanian dan produk olahan PIAT UGM antara lain olahan singkong, gethuk, wedang uwuh, markisweet, maupun kuliner yang lainnya. Selain itu, PIAT UGM juga sering menawarkan hasil panen seperti kacang tanah dan yang lainnya.
![]() |
Menikmati minuman segar sari Markisa hasil dari PIAT UGM |
PIAT UGM menjadi wadah untuk pembelajaran mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa UGM. Mahasiswa peserta Summer Course juga bisa banyak mempelajari terkait pengolahan sampah, karena tema Summer Course kali ini berkaitan dengan sampah.
Waktunya pulang, rombongan mahasiswa kembali ke kampus untuk melanjutkan kegiatan. PIAT UGM berlokasi tak jauh dari perkampungan, bahkan embungnya pun menjadi tempat terbuka bagi warga yang ingin bersantai menikmati waktu pagi ataupun sore hari sembari momong anaknya.
Hari ini kami mendapatkan banyak informasi terkait pengolahan sampah, khususnya sampah dari UGM. Tentu harapannya sampah di Indonesia dapat diolah dengan baik. Sehingga beberapa kasus mencuat menumpuknya sampah di ruas jalan tak lagi terjadi di masa mendatang. * Kamis, 26 Juni 2024.
Kadang udh hopeless Ama pengelolaan sampah di sini. Tp begitu lihat masih ada komunitas yg peduli, yg mengubah sampah menjadi lebih berguna, jadi berharap banyak pasti nya. Walaupun Indonesia belum bisa mengharuskan warganya utk memilah sampah antara organik atau anorganik, kayak di jepang, korsel etc, tp dengan diolah dan daur ulang, aku udh lumayan seneng bacanya.
BalasHapusDi beberapa tempat mulai peduli dengan sampah, mbak.
HapusTentu skalanya masih kecil, dan harapannya bisa terus berkembang rasa peduli dengan skala lebih besar