![]() |
Mendata sepeda di salah satu panti asuhan untuk diservis |
Dua kawan pesepeda sibuk memeriksa seluruh sepeda yang ada di Panti Asuhan Sayap Ibu Pringwulung. Aku sesekali mendokumentasikannya, di panti asuhan ini terdapat tujuh sepeda yang memang sudah harus diperbaiki dan diganti komponennya.
Sejak beberapa tahun yang lalu, teman-teman komunitas Bike to Work Jogja mempunyai program bernama Pitulung. Program ini ditujukan untuk para pengguna ataupun mereka yang membutuhkan sepeda layak pakai untuk mendukung aktivitas harian.
Aku pernah terlibat dalam perakitan sepeda, meski keberadaanku waktu itu hanya sekadar meramaikan. Kawan-kawan pesepeda lebih mahir merakit sepeda. Selain itu, di salah satu kesempatan, aku juga sempat membersamai penyerahan sepeda kepada anak-anak panti asuhan. Saat itu penyerahannya di Gramm Hotel yang dulunya bernama Grand Ambarukmo.
Setelah itu, aku agak vakum karena berbagai hal. Mulai dari rotasi kerja yang membuatku harus lebih banyak liputan dan memotret kegiatan instansi di akhir pekan, fokus dengan keluarga, terlebih sudah dianugerahi momongan, serta kesibukan yang lainnya.
![]() |
Koleksi sepeda di panti asuhan Sayap Ibu |
Hingga beberapa waktu lalu, grup WA Pitulung menginformasikan bahwa salah satu kawan hendak mengecek kelayakan sepeda di panti asuhan. Beruntung waktu pelaksanaan bersamaan dengan waktu pulang kerja, serta lokasinya hampir searah ke tempatku, sehingga aku turut mendampingi.
Bergegas aku menuju lokasi. Panti asuhan tersebut berada di dalam gang, namun cukup gampang kusambangi karena lokasinya tidak jauh dari rumah kawan. Terlihat dua kawan sudah mengecek sepeda yang mangkrak. Sepeda-sepeda ini memang sudah harus diperbaiki.
Aku menghitung ada tujuh sepeda yang tersedia di panti asuhan ini. Pihak panti asuhan beserta anak-anak mengharapkan agar sepeda ini kembali layak pakai. Mereka ingin bisa bersepedaan, ataupun menggunakan sepeda untuk aktivitas tiap hari.
Salah satu kawan sudah membawa kertas cheklis. Tiap sepeda didata kebutuhannya apa saja. Dari data tersebut, komponen yang paling banyak harus diganti adalah ban luar, ban dalam, rantai, bahkan beberapa sepeda juga membutuhkan shifter.
Terdapat tujuh sepeda yang teridentifikasi untuk diperbaiki. Dua dari tujuh sepeda yang ada di panti asuhan ini cukup layak pakai, meski harus ada perbaikan beberapa komponen. Lima sepeda yang lainnya membutuhkan komponen dengan perbaikan lebih besar.
![]() |
Mengecek kerusakan tiap sepeda |
Ketika kami mengunjungi Panti Asuhan, pengurus di panti asuhan tersebut menceritakan bahwa keberadaan sepeda sangat diperlukan. Terlebih ada beberapa anak panti asuhan yang ingin menaiki sepeda untuk rutinitas tiap hari.
Di panti asuhan ini, terdapat 9 anak dengan berbagai umur. Bahkan salah satu anak merasa gembira ketika kami datang dan memeriksa kelayakan sepeda. Sempat terucap bahwa nanti mereka ingin bersepeda, menaiki sepeda di sekitaran panti.
Pun dengan pengelola panti asuhan, mereka ingin agar sepeda-sepeda tersebut diperbaiki, sehingga layak pakai. Mereka sudah berkomitmen tidak akan menjual sepeda tersebut. Bahkan dua sepeda ini terdapat semacam tempelan label untuk mengidentifikasi bahwa sepeda tersebut milik panti asuhan.
Sepeda-sepeda yang ada di panti asuhan adalah Citybike Phoenix Biru, Sepeda Lipat Exotic Hitam, Sepeda Lipat Fastron Hitam, City Bike Biru, Sepeda Lipat Everbest Kuning, Sepeda Mini (Anak), Sepeda Mini Anak (Strawberry). Semuanya sudah teridentifikasi kebutuhannya.
Kawan yang mengkoordinir kegiatan Pitulung menerangkan bahwa Bike to Work Jogja mempunyai komitmen untuk membantu perbaikan sepeda. Beliau juga menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan ini sebuah bentuk kepedulian untuk pengguna sepeda di Jogja.
Sebagai informasi, Pitulung Jogja ini menggunakan dana dari bantuan para relawan. Secara berkala ada orang-orang baik yang mengirimkan komponen sepeda, menyumbangkan sepeda, hingga bentuk dana untuk disalurkan kepada orang yang tepat.
![]() |
Kondisi sepeda di panti asuhan |
Teman-teman Bike to Work Jogja sendiri menurutku sangat berdedikasi. Di sela-sela kesibukan harian, mereka juga menyempatkan untuk mengidentifikasi keperluan, mencari dana tambahan dari berbagai jaringan agar kegiatan ini tetap berjalan.
Keguyuban teman-teman Bike to Work Jogja ini yang membuatku senang turut berpartisipasi, meski keberadaanku sekadar sebagai selingan keramaian. Jauh sebelum kegiatan Pitulung, teman-teman Bike to Work Jogja pernah mengedukasi pengguna sepeda di jalanan.
Bahkan di beberapa kesempatan, teman-teman Bike to Work Jogja pernah menyalurkan sepeda ke salah satu sekolah di Jogja. Tidak hanya menyalurkan sepeda, mereka juga memberikan edukasi bersepeda. Karena di Jogja, bersepeda di jalan raya harus berbaur dengan kendaraan yang lainnya.
Kembali ke Pitulung Jogja, bagi kawan-kawan yang mempunyai komponen sepeda layak pakai dan tidak digunakan, atau mempunyai sepeda yang mau dihibahkan, silakan menghubungi Pitulung Jogja ataupu Bike to Work Jogja melalui media sosialnya.
Jika memang ingin secara personal, bisa juga menghubungi saya melalui media sosial untuk disambungkan ke teman-teman Bike to Work Jogja. Kami terbuka menerima dana bantuan dan nantinya secara transparan diinfokan kegunaannya.
Kurang dari satu jam, identifikasi sepeda selesai. Kami berbincang sesaat sebelum pulang. Semoga dengan gerakan kecil ini dapat memberikan kebahagiaan bagi anak-anak yang ingin bersepeda dengan sepeda layak pakai. *Jogja; 04 Maret 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar