Memotret Bangunan Benteng Jolontoro di Tengah Sawah - Nasirullah Sitam

Memotret Bangunan Benteng Jolontoro di Tengah Sawah

Share This
Benteng Jolontoro di Prambanan
Benteng Jolontoro di Prambanan
Benteng Jolontoro yang beberapa kali muncul di linimasa media sosialku. Sedari dulu aku sudah mencatat destinasi tersebut. Harapannya aku kunjungi ketika sedang bersepeda ke arah Prambanan, karena memang lokasinya tidak jauh dari kompleks candi.

Keberadaan benteng Jolontoro sering disambangi para pesepeda akhir pekan. Mereka mengunggah foto di grup sepeda. Lokasi benteng Jolontoro berada di dusun Padanjero, desa Joho, Kecamatan Prambanan, Klaten. Hanya beberapa kilometer dari candi Plaosan.

Hari masih cukup pagi, aku sudah sampai area candi Prambanan. Sepeda kukayuh melintasi jalan yang berbatasan langsung dengan pagar candi. Sesekali siluet candi Prambanan terlihat jelas. Di jembatan, aku berhenti untuk sekadar melihat candi Prambanan dari kejauhan.

Kuambil gawai, sesaat mengabadikan pemandangan tersebut. Lantas kubuka aplikasipeta di gawai. Tujuanku adalah benteng Jolontoro. Kuikuti rute yang ada di gawai, melintasi jalan utama, hingga masuk gang perkampungan.

Tepat setelah menyeberangi jembatan kecil yang menurun, sisi kanan bentangan sawah dan lading palawija. Tanda di peta mengarahkanku jalan tanah kecil yang membelah persawahan. Aku terus mengikuti, sisi kanan padi sedang hijau-hijaunya, dan di sisi kiri kebun cabai siap panen.
Blusukan ke Benteng Jolontoro di Prambanan
Blusukan ke Benteng Jolontoro di Prambanan
Bangunan benteng Jolontoro terlihat jelas dari kejauhan. Aku terus mengikuti jalan setapak yang nyaman dilintasi naik sepeda. Jalan ini memang untuk menuju sawah. Sempat kusapa bapak-bapak yang sedang menyirami cabainya dengan pupuk.

Tidak banyak yang aku ketahui tentang benteng Jolontoro. Namun, dari berbagai ulasan di Google Maps dan beberapa tulisan di media sosial yang pernah kubaca, bangunan yang dikenal dengan sebutan benteng Jolontoro adalah saluran air.

Jika membaca dari beberapa tulisan yang sudah ada, benteng Jolontoro ini disebut dengan nama Plumpung Banyu. Penamaan ini dari bahasa Jawa, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah pipa saluran air.

Bangunan ini membentang panjang di area persawahan, terlihat begitu kokoh. Benteng Jolontoro ini dibeberapa sudut sudah roboh. Tapi di bagian yang lain tetap menjulang tinggi dan kokoh. Aku duduk santai di area pematang sawah, memotret benteng ini dari sisi barat.

Menurut sebagian besar masyarakat, benteng Jolontoro adalah saluran air peninggalan Belanda. Pembangunan ini bisa jadi berkaitan dengan irigasi untuk lahan di sekitar dusun Padanjero. Terlebih, tak jauh dari benteng ini terdapat aliran sungai.

Aku tertarik mendekat, kulintasi pematang sawah yang ditanami padi. Sepertinya, benteng Jolontoro ini acapkali disambangi orang. Terlihat tidak jauh dari benteng, ada berserakan sampah gelas plastik wadah minuman es.
Lokasi benteng Jolontoro di area persawahan
Lokasi benteng Jolontoro di area persawahan
Di bawahnya, sebuah irigasi yang menyalurkan air untuk persawahan. Terbentang di sisi timur benteng Jolontoro lebih banyak tanaman cabai. Sisi timur juga secara jarak lebih dekat dengan perkampungan daripada sisi barat. Aku bersantai di bawah salah satu cekungan benteng.

Dari sini terlihat hamparan sawah yang subur. Sesekali terdengar suara petani mengusir gerombolan burung yang hinggap di padi. Aku masih terus memotret, mengabadikan banyak sudut untuk keperluan pribadi. Di bagian selatan, bangunan ini terlihat lebih menjulang tinggi.

Benteng Jolontoro lumayan panjang, sebagian ada yang sudah roboh. Jika aku melihat ulasan di Google Maps, ada beberapa foto yang mengambil gambar dari atas. Artinya, jurufoto tersebut menaiki benteng. Aku tidak ingin meniru, karena tujuanku hanya ingin mengambil foto lanskapnya.

Meski hanya benteng yang sebenarnya adalah saluran irigasi, keberadaan benteng Jolontoro tetap menarik bagi sebagian orang. Bangunan peninggalan Belanda ini menjadi saksi bahwa di daerah sini tentu tanahnya subur dan bisa jadi strategis pada masanya.

Sesekali aku mengambil vlog, memperlihatkan detil tekstur bangunan benteng Jolontoro. Lantas berjalan di antara tanaman cabai yang sudah dipanen. Dari sini terdengar aliran air irigasi di bawah. Suaranya memecah kesunyian pagi hari.
Bangunan benteng Jolontoro masih kokoh
Bangunan benteng Jolontoro masih kokoh
Lumayan lama aku duduk santai di dekat sepeda, melihat sisi timur yang mulai terang. Sedari awal datang, mendung tipis di ufuk timur sedikit membuatku gusar, apakah hasil fotonya siluet atau terlihat jelas. Karena semuanya berwarna sedikit seragam di lensa.

Destinasi benteng Jolontoro sudah kusambangi, salah satu destinasi tujuan sepeda yang sedari lama terdaftar di catatan sudah kuselesaikan. Waktunya melanjutkan perjalanan pulang. Aku ingin menikmati teh panas sebelum perjalanan pulang.

Sembari bersepeda, aku melihat tepian jalan. Jika ada angkringan ataupun warung yang menarik didatangi searah jalan pulang. Jalan yang kulintasi merupakan jalan besar. Lalu-lalang kendaraan lumayan padat. Tanpa terasa, aku sudah mendekati area candi Plaosan.

Ada keinginan menyambangi candi Plaosan. Kulirik jam tangan, waktu masih cukup pagi. Setelah mempertimbangkan sembari bersepeda, aku putuskan mengunjungi warung yang ada di area candi Plaosan. Tentu asyik menyesap teh dengan pemandangan candi Plaosan. * Sabtu, 15 Februari 2025.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages