![]() |
Anak-anak berkumpul membaca buku |
Wajah sumringah terlihat jelas ketika anak-anak sedang asyik membaca buku di tengah keramaian. Tiap lembar menceritakan berbagai kisah, lantas tersimpan di memori hingga masa tua. Aktivitas membaca di lapangan Denggung menjadi salah satu cara mencerdaskan anak bangsa.
Sejak kemarin malam, aku menunggu jawaban dari kawan yang biasa membuka lapak baca buku gratis di lapangan Denggung. Pesan melalui WA serta DM Instagram masih belum ada respon. Hingg akhirnya pesan singkat membuatku bersemangat menyambut akhir pekan.
“Besok buka, om. Kita sudah di lokasi sejak pukul 06.30 WIB.”
Sudah lumayan lama aku memantau aktivitas teman-teman pesepeda yang membuka lapak di lapangan Denggung kala akhir pekan. Hanya saja, di tengah kesibukan ataupun memang sedang tidak di Jogja, keinginanku untuk bergabung sering tertunda.
Berhubung libur akhir pekan ini tidak ada agenda bersepeda ataupun ke luar kota, kuputuskan besok pagi ikut bergabung di lapak baca buku gratis tersebut. Alarm di ponsel sudah kuatur sedemikan rupa, sehingga tidak ada alasan besok malas bangun pagi.
![]() |
Lapak baca buku gratis di Lapangan Denggung |
Waktu masih cukup pagi, namun jalan Magelang sudah padat. Beberapa kali aku disalip pesepeda, rata-rata mereka asyik menikmati akhir pekan dengan gowes bareng. Mendekati lapangan Denggung, aku mencari lokasi lapak kawan.
Tepat di belakang halte bus, lokasinya di seberang Sleman City Hall, tiga tikar terpal tergelar. Di tikar bagian tengah, berbagai buku bacaan tertata rapi. Dua terpal lainnya dimanfaatkan untuk duduk para pembaca. Pagi ini, lumayan ramai yang membaca buku.
Dari informasi yang kudapatkan, teman-teman pegiat literasi ini sudah lumayan lama menyelenggarakan kegiatan baca buku gratis di lapangan Denggung. Bahkan sudah beberapa kali pindah spot di lokasi yang sama. Mereka mencari tempat yang teduh dari pagi hingga menjelang siang.
Lapak baca buku gratis ini dikenal dengan sebutan “Book Bike”, namun aku belum tahu apakah mereka mempunyai media sosial ataupun tidak. Dari flyer yang disebarkan, tertulis bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi teman-teman Federal Nusantara dengan Teras Baca Kita.
Kegiatan membuka lapak buku gratis ini tidak tiap pekan. Teman-teman menjadwalkan setidaknya dalam sebulan berjalan dua kali. Tiap hari minggu di pekan kedua dan keempat. Hal ini berkaitan dengan kesibukan teman-teman pegiat literasi.
![]() |
Menikmati waktu pagi dengan membaca buku |
Koleksi bacaan yang disajikan cukup beragam. Mulai dari cerita bergambar, majalah ringan, hingga koleksi seperti majalah Natgeo, dan yang lainnya. Sepertinya, koleksi ini lebih banyak cerita bergambar agar menggaet animo pembaca anak-anak.
Lapak baca buku gratis yang dilakukan teman-teman ini buka mulai pukul 07.00-09.30 WIB. Tentu saja aktivitas luar ruangan ini bergantung dengan cuaca. Jika musim penghujan, pastinya tidak sesering waktu-waktu seperti sekarang.
Sepertinya, lapak baca buku gratis ini sering ditunggu para pembaca. Mereka asyik menikmati tiap bacaan ringan yang tersedia. Tidak langsung banyak orang yang berkumpul, namun tetap ada setiap saat. Kadang, hanya ada dua atau tiga pembaca saja.
Rata-rata para pembaca adalah anak kecil yang ditemani orangtuanya. Teman-teman pegiat literasi cukup memantau sembari bersantai. Mereka bertegur sapa dengan sesama pesepeda sembari melihat suasana keramaian lapak baca buku gratisnya. Menyenangkan sekali.
Menurutku, kegiatan yang dilakukan teman-teman pesepeda ini bentuk penerapan meningkatkan literasi anak-anak. Di tengah keramaian wahana bermain, mereka menyempatkan untuk membaca buku. Mengedukasi sejak dini untuk tetap menikmati aktivitas membaca.
![]() |
Area terbuka untuk bermain anak-anak di lapangan Denggung |
Terkadang, para orangtua mengabadikan anaknya yang sedang asyik membaca. Atau malah turut dalam keseruan untuk membaca bersama. Pastinya, suasana seperti ini bakal terkenang sampai kapanpun. Memori indah tersimpan kala membaca di tengah keramaian.
Pemilihan lokasi di lapangan Denggung menurutku sangat tepat. Karena di sini ada area terbuka yang bisa disambangi anak-anak tiap akhir pekan. Sebuah taman kecil penuh wahana permainan anak. Sehingga, keberadaan lapak baca kubu memantik mereka untuk berkunjung.
Selain itu, setiap akhir pekan, lapangan Denggung ramai dengan orang yang hendak berolahraga. Terdapat area lintasan lari ataupun berjalan kaki. Satu putaran di lapangan Denggung berkisar 400 meter. Sehingga cukup pas untuk olahraga kala pagi.
Aku masih bersantai sembari melihat antusias para pembaca di pagi hari. Pemandangan seperti ini merupakan sesuatu yang menyenangkan. Lapak baca buku ini malah bukan dilakukan oleh orang sepertiku yang berlatarbelakang pendidikan Ilmu Perpustakaan.
![]() |
Mereka yang membaca di lapak gratis lapangan Denggung |
Justru dari sekumpulan kawan pesepeda yang peduli dengan literasi, berkolaborasi dengan taman baca, mereka secara mandiri berusaha meningkatkan antusias membaca para pengunjung lapangan Denggung. Aku salut dengan mereka yang berjuang di tengah kesibukan masing-masing.
Menjelang siang, teman-teman pegiat ini memastikan sudah tidak ada yang membaca buku baru mengemasinya. Aku turut membantu melipat terpal, lantas buku bacaan dimasukkan dalam tas sepeda yang sudah disiapkan sedari awal.
Waktunya pulang, kami menuntun sepeda hingga jalan raya. Lantas mengayuh melintasi jalan Gito Gati. Beberapa kawan rumahnya tak jauh dari sana. Di waktu mendatang, aku sudah merencanakan untuk kembali bergabung. Bersantai sembari melihat sekumpulan anak membaca buku. *Denggung; Minggu, 13 April 2025.
di zaman sekarang ini buku cetak sudah sangat jarang dibaca lagi sejak adanya teknologi. semua bacanya kebanyakan lewat gadget padahal untuk beberapa orang memang lebih enak memegang buku cetak
BalasHapus