![]() |
| Suasana di bandara El Tari Kupang |
Menjelang magrib waktu Indonesia tengah, pesawat yang aku naiki mendarat di bandara El Tari, Kupang. Sebuah impian yang dulu hanya bisa kubayangkan pada akhirnya terwujud. Sesaat lagi, aku menginjakkan kaki di salah satu pulau utama di Nusa Tenggara Timur.
Selepas subuh, rombongan yang mengantarkan kami ke bandara Adi Soemarmo sudah berangkat. Sesuai dengan jadwal yang tertera, penerbangan kami pukul 08.00 WIB. Satu setengah jam sebelum keberangkatan, kami sudah di bandara Adi Soemarmo.
Kulirik layar informasi di bandara, penerbangan yang kunaiki menjadi pukul 08.30 WIB. Ada waktu setengah jam terlambat dari jadwal awal, aku masi santai. Hingga selang beberapa menit, informasi maskapai Lion Air yang kunaiki terbang pukul 10.00 WIB.
Sebagian penumpang mulai sedikit gusar. Aku masih cukup santai menanggapi keterlambatan keberangkatan tersebut. Pukul 09.30 WIB, penumpang diminta naik pesawat. Baru meletakkan barang di kabin, lagi-lagi ada informasi seluruh penumpang diminta turun. Penerbangan ditunda hingga pukul 12.30 WIB.
![]() |
| Menunggu keberangkatan pesawat dari Bandara Adi Soemarmo |
Sontak penumpang mulai riuh. Beberapa penumpang menuju tempat petugas Lion Air, mereka memprotes karena penerbangan ditunda lama. Aku hanya melihat sembari berbincang dengan kawan. Tak berapa lama, petugas maskapai Lion Air membagikan makanan bagi penumpang.
Kukira makan berat, ternyata beberapa biskuit dan air mineral. Selepas antre mengambil jatah makanan, aku mengelilingi sudut bandara Adi Soemarmo untuk menghabiskan waktu. Di sudut bandara, terlihat deretan buku perpustakaan.
Kubaca salah satu buku karya Agustinus Wibowo. Koleksi buku di sini cukup menarik untuk dibaca. Selain perpustakaan, di bandara Adi Soemarmo juga ada beberapa komputer yang bisa digunakan untuk berselancar. Pun dengan area permainan anak-anak.
![]() |
| Membaca buku di sudut perpustakaan bandara Adi Soemarmo |
Pukul 12.00 WIB, kembali panggilan untuk para penumpang pesawat Lion Air ke Kupang. Aku mengantre naik. Harapannya kali ini benar-benar berangkat, sehingga tidak tertunda lebih lama lagi di bandara. Baru kali ini aku mengalami penundaan keberangkatan sampai 4.5 jam.
Wajah-wajah capek sudah terlihat di wajah para penumpang. Berkali-kali pramugari meminta maaf atas keterlambatan penerbangan. Mulai dari saat penumpang masuk, hingga melalui suara pelantang yang ada di pesawat. Aku sendiri duduk di kursi 17D. Tepatnya di bagian lorong.
Cuaca siang ini bagus, penerbangan berjalan dengan lancar. Penerbangan menuju Kupang harus transit di bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Jika sesuai jadwal, harusnya kami transit sekitar 50 menit sebelum melanjutkan perjalanan ke Kupang.
![]() |
| Penerbangan Solo - Bali - Kupang |
Berhubung tadi keberangkatan tertunda, kami langsung menuju petugas transit di bandara. Baru juga mengantre, terdengar panggilan untuk penerbangan ke Kupang. Sepertinya tidak ada jeda, aku sedikit berlari menuju pintu penerbangan Lion Air.
Bus yang mengantarkan sudah penuh, aku menunggu bus kedua. Sama halnya dengan waktu pengecekan tiket, aku turut mengantre ketika hendak naik pesawat. Sepertinya, beberapa rencana yang sempat kususun ketika sampai di Kupang tak dapat terealisasikan.
Tidak ada perubahan tempat dudukku, masih di kursi 17D. Hanya saja penumpang di kursi 17E yang berbeda, penumpang sebelumnya turun di Bali. Menurut informasi, penerbangan dari bandara Ngurah Rai ke El Tari ditempuh kurang lebih 1.5 jam.
![]() |
| Antre masuk pesawat di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali |
Aku tak lagi gusar seperti penerbangan dari Adi Soemarmo, karena harus tertunda lama. Untuk kali ini penerbangan sesuai dengan jadwal. Aku menyempatkan memejamkan mata, untuk sesaat tertidur. Hingga informasi dari pramugari menyampaikan sebentar lagi pesawat mendarat.
Kulirik jendela, ketika pesawat agak rendah, terlihat daratan pulau Timor. Sesaat lagi pesawat Lion Air mendarat di bandara internasional El Tari, Kupang. Ada semacam rasa bahagia tersendiri, karena impianku menginjakkan kaki di Nusa Tenggara Timur terealisasikan.
Bangunan rumah dengan atap seng ataupun asbes terlihat jelas. Pun dengan hamparan hijau pepohonan yang tampak agak gersang. Kaki ini menginjakkan tanah di daratan pulau Timor kala waktu magrib. Aku bersyukur, perjalanan lumayan lama ini akhirnya sampai tujuan.
Kuikuti arah penumpang berjalan, aku menuju tempat pengambilan barang di bagasi. Sebuah gambar yang memperlihatkan bangunan rumah adat Waerebo terpajang besar dengan tulisan “Welcome to Kupang, East Nusa Tenggara”.
![]() |
| Sampai di bandara El Tari Kupang |
Pukul 17.50 WITA, aku keluar dari bandara El Tari Kupang. Temaram di pulau Timor sudah menyapa, tak terlihat matahari yang terbenam. Bandara El Tari cukup sepi kala petang, menyisakan orang-orang yang hendak melanjutkan perjalanan.
Pangkalan mobil di area bandara kami sambangi. Kami menggunakan fasilitas yang ada di bandara menuju hotel. Tujuan kami ke Swiss-Belcourt Kupang, salah satu hotel yang areanya berbatasan langsung dengan pantai. Asyiknya lagi, pantai ini menghadap ke barat.
Jalanan cukup ramai melintasi area kota Kupang. Salah satu yang kuingat adalah Monumen Tirosa (Timor, Rote, dan Sabu). Monumen ini berbentuk patung tokoh-tokoh penting di daerah tersebut. Aku masih belum sepenuhnya percaya, pada akhirnya menginjakkan kaki di Kupang.
Sebuah perjalanan yang panjang, namun penuh kebahagiaan. Bagaimana tidak, jauh sebelumnya, aku hanya bisa membayangkan untuk menyambangi NTT. Hingga akhirnya semuanya terealisasikan. Hai Kupang, aku datang. *Kupang; 07 September 2025.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar