Menyusuri Pantai Kelapa Lima Kupang Kala Pagi - Nasirullah Sitam

Menyusuri Pantai Kelapa Lima Kupang Kala Pagi

Share This
Pantai Kelapa Lima Kupang
Pantai Kelapa Lima Kupang
Sepanjang mata memandang, bentangan pesisir pantai yang didominasi penanggul terlihat jelas. Aku berdiri di pantai, air laut sedang surut. Sementara matahari terlihat semburat tertutup awan. Warna oranye terlihat di ufuk timur dari pantai Kelapa Lima.

Dari kamar hotel, kulihat hamparan laut terbentang luas. Sudah kurencanakan untuk menikmati waktu ketika pagi datang. Pagi menyapa, aku bersama kawan bergegas keluar kamar, lantas menyusuri jalan mencari jalur ke pantai.

“Kalau mau turun ke pantainya, bisa melewati jalan kecil tepatnya di depan Alun-Alun Kupang,” terang resepsionis Hotel Swiss Belcort Kupang.

Kulihat peta di gawai, jaraknya hanya 250 meter dari hotel. Kami berdua melangkahkan kaki menuju jalan tersebut. Benar saja, terdapat jalan kecil sampai ke pantai. Bahkan sudah ada anak tangga untuk turun ke laut. Sebuah kapal nelayan tergeletak kandas.
Sebuah kapal di pantai Kelapa Lima Kupang kala pagi
Sebuah kapal di pantai Kelapa Lima Kupang kala pagi
Sepanjang bentangan pantai ini bernama pantai Kelapa Lima. Pantai ini merupakan salah satu destinasi wisata populer yang berada di kota Kupang. Lokasinya berada di jalan Timor Raya, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Titik pantai yang aku sambangi bukan merupakan pusat pantai Kelapa Lima. Namun, aku cukup menikmati. Terlebih lokasinya berada di belakang hotel, sehingga untuk pagi ini aku cukup menjelajah yang terdekat. Untuk pusat keramaiannya, aku berencana menyambangi kala sore hari.

Menurut informasi yang kudapatkan, sebenarnya tidak jauh dari hotel kami menginap, pusat keramaian pantai Kelapa Lima tepat di seberang hotel Aston. Hanya saja, menurut masyarakat di sini lebih asyik dikunjungi kala sore, karena banyak hal yang bisa didapatkan.

Kami berdua sengaja menyusuri laut yang sedang surut. Layaknya anak kecil yang gembira melihat pemandangan sekitar. Aku lebih sering melihat ikan-ikan kecil yang berlarian kala kami datang. Kenangan ini mirip dengan yang kulakukan tiap mudik ke Karimunjawa.
Lansekap pantai Kelapa Lima Kupang saat surut
Lansekap pantai Kelapa Lima Kupang saat surut
Di area pantai Kelapa Lima, terdapat jalan kecil yang berbatasan langsung dengan pantai. Jalan ini dimanfaatkan para wisatawan yang datang ke Kupang untuk berolahraga, karena lokasinya terbebas dari kendaraan bermesin. Aku melihat keseruan para wisatawan yang sedang asyik berolahraga ataupun sekadar jalan santai.

Setiap sore hingga malam, jalan di pantai Kelapa Lima ini juga terdapat banyak stand kuliner. Warga sekitar menjadikan tempat ini sebagai area tongkrongan. Mereka menyantap kuliner dari gerobak-gerobak sembari menikmati pemandangan laut kala malam hari.

Aku menapaki bibir pantai, hingga sampai di spot pantai Kelapa Lima. Di sini terdapat bangunan-bangunan besar yang tiap malam menjadi ramai layaknya area kuliner makanan laut di kota Kupang. Pagi ini, semuanya sepi. Nelayan masih melaut.
Salah satu bangunan untuk menjual ikan di Kota Kupang
Salah satu bangunan untuk menjual ikan di Kota Kupang
Semacam taman kecil tertata rapi tepat di depan salah satu hotel besar di Kupang. Pantai Kelapa Lima kala pagi lumayan lengang. Semacam tanggul penahan gelombang sudah dibangun sepanjang pantai, sehingga tak banyak area pasir putih.

Pagi ini air laut masih surut. Aku melihat lebih banyak kapal nelayan tertambat di pantai Kelapa Lima. Sepertinya, nelayan memilih tempat ini untuk menyandarkan kapal. Kapal-kapal di pantai Kelapa Lima berukuran kecil.

Sebagian besar kapal berukuran tanggung, bisa jadi antara lima papan atau malah empat papan. Bentuk kapal sama dengan yang biasa kulihat di Karimunjawa. Ketika sedang asyik bersantai, terlihat salah satu nelayan mendekati kapalnya.

“Periksa kapal, pak?” tanyaku untuk menyapa.

“Iya, mumpung sedang surut,” jawab bapak tersebut.
Salah satu nelayan melongok kapalnya di pantai Kelapa Lima
Salah satu nelayan melongok kapalnya di pantai Kelapa Lima
Beliau mengatakan sebagian kapal sedang melaut, menjelang sore baru bersandar. Aku mengambil kamera, memotret beliau dari kejauhan. Sementara di tengah, terlihat kapal-kapal nelayan yang lebih besar sedang tertambat di tengah.

Biasanya, untuk menuju kapal yang ada di tengah menggunakan sampan kayu. Di sekitar sini, tak terlihat adanya dermaga. Sehingga, ketika nelayan hendak melaut, mereka menggunakan sampan menuju kapalnya.

Setiap nelayan sudah paham siklus laut di Kupang. Mereka tahu kapan air laut pasang ataupun surut. Di bulan September ini, air laut setiap pagi surut. Menjelang siang baru berangsur-angsur pasang. Hingga sore hari benar-benar pasang.
Kapal-kapal di Pantai Kelapa Lima Kupang
Kapal-kapal di Pantai Kelapa Lima Kupang
Kulirik arloji, waktu menunjukkan pukul 06:30 Wita. Waktunya kembali ke hotel untuk sarapan. Kami berjalan kaki sekitar 600 meter ke hotel tujuan. Di pinggir jalan, terlihat beberapa gerobak warga sekitar yang menjual makanan.

Beberapa orang sedang membeli jajanan di depan tulisan Kelapa Lima, tulisan yang merujuk nama pantainya. Kami terus menapaki kaki, sesekali mengambil video rekaman untuk vlog. Tak lama kemudian, kami sudah sampai hotel untuk sarapan.

“Harusnya ke sana sedikit lagi, ada tulisan pantai Kelapa Lima sama tamannya,” terang resepsionis hotel.

“Iya kah?” Tanya tidak percaya.

“Iya, kalau sore ramai yang bermain. Dan ramai yang jualan ikan segar,” terangnya.

Aku sedikit tak percaya, tapi ini menjadi kabar baik karena kawan-kawan ingin menikmati ikan segar di pantai. Setidaknya, sore nanti aku menyambangi pantai Kelapa Lima lagi untuk memastikan informasi dari resepsionis hotel. *Senin; 08 September 2025.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages