![]() |
| Singgah di Hutan De Djawatan Banyuwangi |
Sepulang dari pantai Pulau Merah, destinasi kedua yang kami sambangi adalah Djawatan. Salah satu destinasi yang sekarang ramai disambangi wisatawan. Aku menyempatkan tidur selama perjalanan, karena jarak tempuh kurang lebih satu jam.
Pemandu yang mendampingi rombongan kami menceritakan berbagai hal terkait Banyuwangi. Kami seperti mendengarkan dongeng, lamat-lamat suara tersebut hilang. Aku sudah asyik dengan mimpi sesaat.
“Kita sudah sampai di Djawatan. Waktu di sini sampai pukul 17.00 WIB,” terang pemandu.
Dua jam selama di Djawatan Benculuk menurutku sudah lebih dari cukup. Aku turun dari bus, membantu kawan yang hendak berfoto di tulisan “De Djawatan Magical Forest”. Setelah itu, aku mengikuti jalan setapak yang mengarahkan ke pepohonan rindang.
![]() |
| Spot foto di Djawatan Benculuk Banyuwangi |
Djawatan Benculuk juga disebut dengan Huta De Djawatan mulai melejit sekitar tahun 2018. Lahan yang merupakan milik perhutani berfungsi sebagai tempat pengelolaan kayu trembesi. Melihat adanya potensi sebagai objek wisata, akhirnya kawasan ini menjadi area pariwisata.
Beriringan dengan maraknya media sosial, pepohonan trembesi yang besar dinarasikan menyerupai hutan dalam film The Lord of The Rings. Karena deretan pohon trembesi menjulang tinggi dengan batang besar dan rindang.
Kawasan Djawatan Benculuk sudah dikonsep agar ramah dengan wisatawan. Berbagai fasilitas seperti kamar mandi, musala, hingga warung pun tersedia. Jalan tanah menjadi ciri khas agar lebih natural. Cukup banyak yang kuabadikan selama di tempat ini.
Aku mengikuti jalan yang mengarah ke tengah hutan. Di sini sudah ramai pengunjung, sehingga harus memilih sudut-sudut berfoto agar terlihat sepi. Para jurufoto lokal menawarkan jasa foto dengan harga terjangkau.
![]() |
| Deretan warung di Djawatan Benculuk Banyuwangi |
Pohon-pohon trembesi ini diperkirakan sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun. Batang yang menjulang tinggi saling terhubung dengan pohon lainnya, sehingga membentuk kanopi alami. Sekilas tampak seperti akar yang tersebar di atas.
Bentuk batang pohon yang saling berkaitan, dedaunan yang rimbun, hingga tambahan warna batang pohon gelap berbaur semak epifit yang berwarna hijau. Semuanya menjadi satu sehingga terlihat indah dan fotogenik.
Karena keindahan inilah, Djawatan Benculuk menjadi salah satu destinasi populer yang wajib dikunjungi wisatawan ketika berlibur di Banyuwangi. Destinasi ini berada di desa Benculuk, kecamatan Cluring. Sekitar 30 kilometer dari pusat kota Banyuwangi.
Deretan warung sudah tersedia. Pun dengan fasilitas seperti kamar mandi ataupun musala. Lokasinya terjangkau dengan area parkir. Kami tidak berhenti di warung, karena semua konsumsi sudah disediakan dalam bus. Waktunya menjelajah Djawatan Benculuk.
![]() |
| Memotret di Djawatan Benculuk Banyuwangi |
Di Djawatan Benculuk, areanya cukup luas. Sudah ada jalur-jalur yang bisa dilintasi. Tempat ini nyaman untuk dijelajah dengan jalan kaki. Bagi yang ingin mendapatkan suasana baru, mereka bisa menggunakan fasilitas sewa delman.
Semak-semak menutupi sebagaian area Djawatan Benculuk. Tepat di tengah-tengah, area bersih dan luas tersaji. Kita bisa melihat pepohonan saling terhubung layaknya masuk hutan belantara. Pemandangan ikonik inilah yang menjadi daya tarik Djawatan Benculuk.
Para jurufoto setempat menawarkan jasa foto. Mereka sudah tahu spot-spot indah selama di Djawatan Benculuk. Pengunjung bisa menebus foto tersebut melalui kiriman file WA. Terlihat ada beberapa kawan sudah menggunakan jasanya.
Di setiap destinasi wisata, perekonomian tentu makin bergerak ketika ada warung ataupun jasa foto seperti di sini ataupun di destinasi yang lainnya. Bahkan di tengah-tengah Djawatan Benculuk pun ada seorang bapak yang jualan kopi kemasan menggunakan sepeda.
![]() |
| Keliling area Djawatan Benculuk dengan Delman |
Jalan-jalan di dalam Djawatan Benculuk semacam lorong besar. Aku mengambil kamera, memotret sudut-sudut yang menarik bagiku. Beberapa kali juga membantu rombongan yang ingin diabadikan menggunakan gawainya masing-masing.
Djawatan Benculuk memang menawarkan keindahan spot foto. Sehingga, wisatawan yang datang banyak mengambil konten. Di dekatku, dua remaja sedang asyik mengambil konten menggunkaan gopro 360. Aku berhenti, takut mengganggu mereka dalam pengambilan video.
“Tidak apa-apa, mas. Jalan saja,” ujar mas-mas yang membawa gopro 360.
“Santai mas,” jawabku tertawa.
Waktu berkunjung di Djawatan Benculuk memang tidak lama, karena perjalanan kami masih berlanjut ke hotel tempat menginap. Lebih dari dua jam kami di Djawatan Benculuk. Kulihat beberapa kawan rombongan sudah menuju parkir bus.
Singgah ke Djawatan Benculuk memang menjadi opsi tujuan destinasi ketika perjalanan pulang ke kota Banyuwangi dari pantai Pulau Merah. Seluruh rombongan sudah berkumpul, kami melanjutkan perjalanan ke hotel. Hotel yang kami inapi di hotel Ketapang Indah. *Jumat; 26 September 2025.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar