Kumpul Reboan; Mumpung Nggak Hujan (19 Nov 2014) - Nasirullah Sitam

Kumpul Reboan; Mumpung Nggak Hujan (19 Nov 2014)

Share This
Memasuki musim hujan biasanya aktifitas agak terganggu. Apalagi di kawasan Jogja setiap pukul 13:00 wib rata-rata mulai mendung dan hujan sampai magrib. Beruntunglah hari rabu ini hujan lebih cepat dan saat mejelang pulang kerja, hujan sudah reda. Ini artinya waktu untuk kumpul reboan bisa terlaksana. Aku langsung mengayuh pedal menuju bunderan, walau masih sepi tapi biasanya kalau tidak hujan pasti ada yang berkumpul. Serambi menunggu beberapa kali ada anggota reboan yang lewat karena tida membawa motor, mereka pun menyapaku. Tepat ditulisan “Universitas Gadjah Mada” tiba-tiba ada yang berfoto menggunakan sepedanya. Wah tiap jam kayaknya tempat ini menjadi salah satu spot yang bagus untuk berfoto.
Salah seorang pesepeda berfoto didepan tulisan "Universitas Gadjah Mada"
Salah seorang pesepeda berfoto didepan tulisan "Universitas Gadjah Mada"
Aku mengecek grup di WA, dan beberapa teman kayaknya sedang otw. Siappp, benar saja tidak berlangsung lama mas Bagus P sudah memarkirkan sepedanya disamping trotoar. Kemudian disusul oleh Arzy beberapa menit kemudian. Cukup lumayan lama kami bertiga ngobrol santai, mulai topik dari kemacetan sekitaran bunderan UGM sampai ditutupnya jalan pertigaan UIN Jogja karena dikuasai pendemo yang menolak BBM naik. Hari ini (rabu) adalah gelombang kedua, setelah kemarin melakukan aksinya dan membuat jalanan macet total (ditutup).
Anggota yang datang duluan, ngobrol santai
Anggota yang datang duluan, ngobrol santai
Anggota yang datang duluan, ngobrol santai
Kemudian mulai berdatangan yang lainnya. Semakin ramai walau mendung, benar kata pepatah “Mendung tidak berarti hujan”. Selama kami disini tidak ada rintikan air hujan yang menetes, ini cukup menggembirakan karena bisa berlama-lama nongkrong dibunderan. Kali pini perbincangan lebih kearah pemilihan rute bersepeda. Mulai rute umum yakni menuju warung ijo pakem, lanjut rute yang beberapa hari aku lalui menuju Embung Nglanggeran (belum aku posting), sampai rute menuju Ketep dan Selo. Wah si Arzy langsung puyeng pengen pilih rute yang mana.
Semakin sore, semakin ramai
Semakin sore, semakin ramai
Semakin sore, semakin ramai
Semakin sore, semakin ramai
Menjelang magrib kami membubarkan diri, aku, Arzy, dan mas Bagus P melanjutkan perjalanan menuju Le Waroenk untuk mengisi perut. Memarkir sepeda diparkiran khusus sepeda, lalu memesan makanan dan minuman dilanjut menyempatkan diri untuk sholat magrib di gedung Muhammadiyah. Obrolan kali ini bukan hanya tentang sepeda, tapi mendengarkan cerita mas Bagus P saat backpakeran menuju Lombok dan juga pengalaman saat dia kerja di Bali. Dalam cerita itu ada semacam pesan untuk kami agar menyempatkan waktu bersepeda menuju Bali. Disana rutenya bagus serta pemandangannya indah. Duh kapan bisa kesan naik sepeda heee.
Menu makan malam di Le Waroenk setelah kumpul reboan
Menu makan malam di Le Waroenk setelah kumpul reboan
Tidak terasa waktu sudah pukul 21:00 wib, diakhir obrolan ini ada keinginan untuk ke Karimunjawa bersepeda. Kalau ini benar-benar terealisasikan, ini akan menjadi pengalaman yang indah. Oya, kalau memang tema-teman mau ke Karimunjawa naik sepeda, jangan lupa nginapnya dirumahku saja. Heeeee, orang rumah udah biasa kok nerima tamu (temanku sendiri). Terima kasih buat yang sudah menyempatkan diri kumpul reboan, dan bagi yang belum sempat karena sibuk dan lainnya kami tunggu pekan depan (selama tidak hujan).
Baca juga postingan yang lainnya 

10 komentar:

  1. wew kalo ke karimun jawanya gowess ikutan ya mas hahaha.. tar tak tumbas sepeda dulu hehehe... wedew itu rencana ajib mas haha ngirit budget abis hahaha tapi yo mikir sampe lempoh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa, kalo jadi pasti aku share disini kok, ini aja malah teman-teman mau ke Bali gowes :-)

      Hapus
  2. wah seru kumpul reboan nya, tapi reboan itu apaan ya ? hmhmhm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, reboan itu istilah kumpul setiap hari rabu bang :-) Dalam bahasa jawa Rabu: rebo heee

      Hapus
  3. menu makannya nasi kucing ya hehehe dulu waktu belum tahu agak ragu-ragu juga mengkonsumsinya, ternyata isinya sehat juga setelah saya teliti hehehe

    BalasHapus
  4. Wah jadi ingat Jogja deh kalau sudah urusan Nasi Kucing Hiehiheihee. Kalau di Bali namanya Nasi Jinggo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di warung ini juga ada nasi Jinggonya pak :-) Enak nasinya geee

      Hapus
  5. Wah mantab tuh...setelah nggowes, lapar langsung menuju angkringan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar pak, gowes - makan - tulis - posting diblog :-) S

      Hapus

Pages