Bendungan Sapon (Jembatan Penyeberangan Alternatif) Kali Progo - Nasirullah Sitam

Bendungan Sapon (Jembatan Penyeberangan Alternatif) Kali Progo

Share This
Selesai merasakan sensasi menyeberang naik rakit di Kali Progo, perjalanan kali ini (Sabtu 31 Jan 2015) kami lanjutkan menuju jalan raya untuk menuju jembatan Srandakan. Menyusuri sepanjang daerah Lendah, Kulon Progo yang masih asri kami mengikuti jalan yang berada ditepian Kali Progo. Jalan cenderung aspal dan sangat bagus, saingan kami adalah beberapa truk pasir yang berlalu-lalang. Tanpa kami sadari, tepat di depan ada sebuah tanjakan yang tidak tinggi. Kami berhenti sejenak untuk mengabadikan tepat dijalan dua arah. Lalu kami lanjutkan mengayuh pedal dengan jalanan yang menurun. Beberapa saat kami berhenti tepat disebuah bendungan, dengan melihat denah peta buatan KKN UGM 2013, kami dapat melihat peta dan lokasi kami saat ini. Kami berada di dukuh Sapon, Seidorejo, Lendah, Kulon Progo.
Daerah Lendah, Kulonprogo
Daerah Lendah, Kulonprogo
Melihat peta daerah Bendungan Sapon, Lendah
Sebuah jembatan kecil yang lebarnya tidak lebih dari 1.5 meter terbangun kokoh tepat dihadapanku. Aku mencari-cari nama bendungan ini, ternyata tulisannya terpampang jauh dibagian aliran sungai sebelah. Jelas terlihat nama bendungan ini adalah Bendungan Sapon. Hemmm, sama persis dengan nama dukuh sini, dukuh Sapon. Kami berhenti untuk melihat arah bendungan tempat penyeberangan. Penyeberangan ini hanya bisa untuk kendaraan roda dua saja. Lumayan banyak orang yang menyeberang melalui jembatan bendungan Sapon ini, rata-rata yang menyeberang adalah warga sekitar sini. Karena sebagian besar dari mereka tidak menggunakan helm, bahkan diantaranya malah membawa barang seperti habis dari pasar.

Aku menuruni sebuah tangga yang ada dibendungan ini, dari sini tampak aliran air yang mengalir deras dari bagian atas. Suara gemuruh air dari Kali Progo ini seperti sedang menguap. Terlihat benar bagaimana derasnya aliran air Kali Progo. Tiang-tiang cor terlihat kokoh menahan beban jembatan. Aku mengabadikan beberapa kali dari bawah. Aliran air ini mengalir sepanjang sungai menuju pantai, dan dibeberapa tempat diberi semacam pintu untuk mengatur aliran air.
Jembatan penyeberangan di Bendungan Sapon
Jembatan penyeberangan di Bendungan Sapon
Jembatan penyeberangan di Bendungan Sapon
Kami kembali ingin mengabadikan moment saat di bendungan Sapon, dengan menunggu saat sedang sepi kami lalu berfoto secara bergantian. Kalau sedang ramai, kita tidak bisa mengabadikan diri bareng sepeda dengan bebas. Luas jembatan ini hanya bisa dipakai untuk berpapasan motor saja, tidak ada jarak yang lebih luas lagi. Jadi kami harus menunggu jembatan kecil ini sedang lengang, kemudian bergegas mengabadikan bersama sepeda.
Kembali berfoto dulu
Kembali berfoto dulu
Kembali berfoto dulu
Ternyata untuk kedua kalinya perjalanan kami menuju jembatan Srandakan melalui tempat yang cukup indah lagi. Kedua tempat yang sudah kami lalui ini bukan bagian dari rencana awal, tapi kami beruntung karena bisa singgah dan mengabadikan tempat ini. inilah enaknya bersepeda, dimanapun tempatnya pasti selalu indah dan berkesan. Perjalanan pun kami lanjutkan, dan ternyata masih pagi sehingga semangat dan tenaga kami masih kuat untuk mengayuh pedal sepeda.
Baca juga postingan yang lainnya 

7 komentar:

  1. Penasaran ama foto2nya kalo kena krusor bisa hitam putih, gimana bikin nya yaaa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertanyaannya idem yang di atas hehehe.... maaf OOT :D

      Hapus
    2. Ini yang bikin aku bingung juga jawabnya kang :-(
      Awalnya aku kira ini karena ganti template, tapi entah bener atau nggak. Aku coba tanyakan dulu ke adek sepupuku yg ganti template :-)

      Hapus
    3. Itu cuman CSS aja sih.. :D

      Hapus
    4. Nah, untung belum tanya adek sepupu kamu sudah jawab mas Tom :-) :-D

      Hapus
  2. segar tuh buat ngadem di siang hari, tapi lihat bendunganya ngeri juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ngademnya di tengah jembatan bisa ke tabrak :-D

      Hapus

Pages