Ilustrasi: Menggoda cewek dengan siulan (Sumber: www.clipartguide.com) |
Sore ini kami (anak-anak kos) lagi rajin-rajinnya main
futsal. Biasanya sebulan hanya sekali, kali ini dalam satu minggu kami main
futsal dua kali. Ngalahin Liga Indonesia aja yang jadwalnya sering
diundur-undur. Agar fisik kami lebih kuat, kami putuskan setiap sore kami
olahraga. Tempatnya sudah jelas, pasti disekitaran kampus UGM. Selain ramai,
pemandangannya juga lebih menambah semangat tinggi.
“Berapa putaran kita larinya?” Tanya Sariman mulai
ngos-ngosan.
Aku dan teman lainnya hanya melirik sebentar, tanpa ada rasa
ingin menjawab kami lanjutkan lari mengelilingi GSP. Sariman mulai melemah,
sedikit demi sedikit langkahnya semakin jauh tertinggal. Aku sengaja menoleh ke
belakang, dia sudah duduk tanpa daya dipinggiran jalan. Mungkin bebannya lebih
berat, selain capek karena lari; dia juga capek karena dikejar-kejar bu kos
untuk bulanan.
Lebih dari lima putaran kami selesai, kemudian duduk
dipinggir Sariman yang masih lemas. Mulutnya tidak lepas dari sebatang rokok,
sedangkan tangannya masih sibuk memencet keypad hp. Sesekali dia memalingkan
pandangannya menuju objek yang menurutnya menarik untuk dipandangi
berlama-lama. Setiap ada cewek yang berlari dihadapan, Sariman pasti berulah.
“Suiiitt… Suittt…!!”
Sariman bersiul.
“Weh kok malah
larinya kencang,” Gumannya agak heran.
“Takut lihat wajahmu dia, Man,” Sahut Tambor tertawa.
“Kok bisa, bang?” Sariman tambah heran.
“Wajahmu memang menakutkan kok, Man,” Jawab Tambor kembali.
Kejam banget Tambor, tapi sekejam apapun kami pada Sariman, dia
tetap tidak pernah tersinggung. Itulah hebatnya Sariman.
“Udah berapa cewek yang kena bribik-mu, Man?” Tanya Denis.
“Baru satu, bang. Lha aku BC tapi yang respon hanya satu
orang,” Keluh Sariman.
Baru selesai mengeluh, dia kembali berulah. Gerombolan cewek
cantik lewat depan kami. Sepertinya Sariman mempunyai sinyal khusus kalau ada
cewek cakep yang mau lewat, dengan segala ilmunya, dia kembali bersiul.
“Suiit, suiiit!!”
Cewek tersebut menoleh ke arah suara siulan, kami langsung
menunduk. Tapi tidak dengan Sariman, dia malah bertingkah layaknya cowok yang
paling hebat.
“Suit-suit, emangnya kami burung, mas!!” Bentak salah satu
cewek ke Sariman.
Mendapat serangan yang tidak terduga, Sariman tersentak
kaget. kami tertawa sekencang-kencangnya.
“Makanya, Man. Besok-besok kalau ketemu cewek itu jangan
bersiul, ntar dikira manggil burung,” Ucapku menahan tawa.
“Bener bang, besok aku panggil pesek aja,” Jawabnya tanpa
dosa.
Baca juga postingan yang lainnya
hahaha sariman genit sih,pake siul-siulan segala.akhirnya ada yang menggubris juga kan " emangnya kita burung" hahahaa
BalasHapusItu yang membuat aku kadang melupakan Sariman mbak :-D
Hapushahahaha suit suit emangnya kami burung, kamu kali yang burung man sariman :)
BalasHapusSariman bukan burung, tapi...... entahlah :-D
Hapuswahaha, kelakuan anak kos yang hobi main futsal.
BalasHapussuit-suit..... emangnya burung :-))
Kayaknya ini lebih kearah naluri cowoknya seorang Sariman :-D
Hapus