Asal Muasal Nama Sariman - Nasirullah Sitam

Asal Muasal Nama Sariman

Share This
Sering aku menulis sebuah cerita yang terinspirasi dari pengalaman Sariman. Yah, semenjak dia pindah kos bareng kami, ada saja kisah-kisah lucu yang dia ceritakan. Mungkin ini sebuah keuntungan tersendiri bagi aku, karena aku dapat menulis ulang apa yang Sariman ceritakan.
Tukang kayu
Ilustrasi: Tukang Kayu (Sumber: aynround.blogspot.com)
Pada awal dia pindah kos ke tempat kami, ada kejadian menarik. Saat itu Sariman sedang memperbaiki kursi di bawah pohon Alpukat. Kursi dan meja tersebut adalah tempat nongkrong anak kos serambi nyeruput Kopi dan main gitar. Kalau malam tempat ini layaknya Pos Kampling yang ramai, teman-teman Batak pasti bernyanyi. Suaranya pun lantang-lantang. Horas Bah!

Ditemani hp BB, Sariman dengn cekatan memperbaiki kursi yang reot. Suara ketokan palu membuat paku menancap tajam pada kedua sisi papan penyanggah. Aku melihat dia sedang semangat memperbaiki kursi tersebut.

“Tumben bu kos perhatian. Pagi-pagi sudah menyuruh tukang kayu memperbaiki kursi kami,” Gumanku lirih.

Tidak hanya aku, teman kos lainnya pun senada denganku. Mereka terheran-heran karena bu kos perhatian. Padahal kalau malam suara nyanyian kami mengusik tidur nyenyak beliau.

“Disuruh bu kos, pak?” Tanya Pasaribu penasaran.

Sariman melongkok sejenak,”Nggak bang, saya anak kos baru di sini. Itu kamar saya,” Ucapnya seraya menunjuk sebuah kamar paling pojok yang memang kosong.

“Oh, anak baru toh.”

“Nama siapa?” Aku pun ikut menimpali.

“Aan, bang.”

Sariman pun menyalami kami satu per satu. Pagi ini Sariman baru memulai kehidupan yang cukup membuatnya menjadi sengsara. Bergabung dengan kami yang pada dasarnya usil.

“Ahhh, banyak kali pun yang namanya Aan di kos ini. Kupanggil Sariman saja yak au, boi. Biar mudah,” Celetuk Pasaribu sadis.

Sariman tersedak, raut wajahnya mulai berubah memelas. Tangannya yang sedari tadi dengan cekatan memukul paku langsung berhenti. Penyiksaan Sariman dimulai pagi ini. Mau tidak mau, dia harus menerima panggilan tersebut.

“Saya juga dari Sumatera loh, bang,” Kata Sariman. Entah kalimat basa-basi agar nama tersebut tidak disematkan atau memang ingin memberi tahu.

“Sumatera mu mana?” Kali ini Ritonga bertanya.

Nganu bang, Palembang Lampung,”Jawab Sariman gugup.

“HAH!!!”

Kompak kami terkejut. Sejak kapan ada Palembang dan Lampung jadi satu lokasi yang sama.

“Perbatasan Palembang - Lampung?” Ritonga mencoba mencerna.

“Iya, bang. Perbatasan,” Jawab Sariman lugu.

Dari percakapan itulah, kami menjadi akrab dengan Sariman. Bahkan, sekarang dia kadang lupa sendiri kalau namanya adalah Aan, karena hampir semua orang mengenalnya dengan sebutan Sariman. Tenang saja, Man. Kata orang-orang, jika kita memanggil dengan sebutan yang aneh seperti itu; itu artinya kita teman akrab. Penak toh, Man? Aku sih manut wae, rakpopo.
Baca juga postingan yang lainnya 

14 komentar:

  1. Jauh mas dari Aan jadi sariman,.
    kirain mau jadi avatar aang hahaha :D

    BalasHapus
  2. oh ternyata ada sejarahnya to? haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya hari, tanggal, dan jamnya lupa mbak :-D

      Hapus
  3. Hahaha, lucu juga dari nama AAN jadi ke Sariman ..
    kirain bakalan jadi Saripmen :D hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hemmmm, sepertinya ide bagus untuk ganti naman itu :-D

      Hapus
  4. Semua berubah ketika Pasaribu menyerang :v
    Asli jauh Aan jadi Sariman haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, sampai sekarang nama tersebut melekat :-D

      Hapus
  5. Nama Sariman enak dan mudah didengar juga, namun selalu meninggalkan edentik yang sulit dilupakan di dalam ingatan juga ya mas ? he,, he, he,,

    BalasHapus
  6. Hahaha... kayak senior di kampus-kampus aja kalo lagi namain maba. Namanya apa, dipanggilnya siapa.... xD
    Perlu di cek itu, bang. jangan2 Aan-nya sendiri malah ngisi daftar nama dengan nama 'sariman'. O_o

    BalasHapus
  7. Kalo sejarah nama Sarimin...? Itu noh yg sering pergi ke pasar bawa payung.......:D

    BalasHapus

Pages