Pesan untuk Emak dari Seorang Teman - Nasirullah Sitam

Pesan untuk Emak dari Seorang Teman

Share This
Menceritakan masa lebaran kemarin (Juli 2015) bagiku masih seru. Ini bukan masalah tentang bagaimana berkumpul dengan keluarga, mencicipi Opor Ayam, takbiran keliling bareng, atau sholat ied bersama. Ya, mudikku terpaksa tidak sesuai dengan rencana karena cuaca perairan Indonesia tidak menentu alias menggalau. Aku tertahan di Jepara selama satu minggu. Tepatnya tanggal 14 – 21 Juli 2015. Tidak bisa lebaran di kampung halaman karena tidak ada kapal yang menyeberang, menurut BMKG rata-rata ombak di perairan Karimunjawa saat itu adalah 3 meter.

Rencana yang sudah aku susun di Jogja pun gagal total. Tiap sore sellau mendapatkan kabar PHP dari kapal, tulisan besar terpampang “Besok tidak ada penyeberangan karena cuaca buruk” Seperti itulah pesan yang aku dapatkan ketika harus melihat pengumuman di pelabuhan. Terpaksa aku menghabiskan lebaran di Jepara. Ini kali pertama aku tidak lebaran di kampung halaman. Benar saja, orang rumah (khususnya Emak) pun tidak kalah sedih, pokoknya kalau telpon saat itu menangis.

Walau berkali-kali beliau bilang tidak sedih, tapi dari nada bicaranya, beliau tidak bisa membohongiku. Ya, mau gimana lagi. Ombak besar dan tidak ada pelayaran, sekali ada hanya kapal kayu kecil. Orang rumah pun kompak mencegah agar aku tidak ikut menyeberang menaiki kapal kayu.

Kalau sampai senin tidak ada kapal, kamu nggak balik gak apa-apa,” Itu suara emak dengan nada serak menahan tangis.

Ya, aku pun dengan cepat menghibur beliau dengan mengatakan “Mak, aku kan anak terakhir. Dari dulu kan emak sudah terbiasa ditinggal kakak-kakak yang lebaran di Negara orang lain, jadi anggap saja  ini sesuatu yang biasa.

Ucapanku hanya mempan sejenak saja. Dari kabar kakak, teman, tante, keponakan, sepupu, dan bahkan istrinya pak RT pun mengatakan ke aku kalau emak masih sedih mengingat aku masih tertahan di Jepara. Aku terus berkomunikasi dengan beliau selama di Jepara. Sampai akhirnya aku ounya ide sedikit lucu agar menenangkan emak di rumah.

Aku menyuruh teman dekatku untuk mengirim pesan ke emak. Pesan tersebut intinya agar emak nggak khawatir dengan kondisiku. Alhamdulillah, teman pun mau membantuku dengan mengirim sebuah pesan sesuai apa yang aku tulis ke dia untuk emak. Aku yakin, pesan tersebut pasti membuat emak sedikit lega. Akhirnya tanggal 21 Juli aku bisa mudik ke Karimunjawa, dan tanggal 23 Juli aku balik ke Jogja lagi. Mudik menggunakan kapal cepat dan balik menggunakan maskapai Susi Air dari bandara Karimunjawa ke bandara Semarang.
Pesan untuk emakPesan untuk emak
Terima kasih atas bantuannya teman. Walau hanya sebuah pesan singkat, tapi sangat berpengaruh untuk emak. Terima kasih untuk tante yang ada di Jepara sudah menyediakan full fasilitas mulai dari kamar, konsumsi, motor+mobil+sepeda (walau belum bisa nyetir heee) selama di Jepara. Dan terima kasih untuk keluarga di Karimunjawa; walau hanya sejenak, akhirnya aku bisa bertemu dan sungkem pada semua keluarga. Terima kasih juga untuk kakakku yang bekerja di Bandara Karimunjawa atas tiket pesawat gratisnya. Semoga kita tetap dipersatukan dalam keluarga utuh dan berkumpul lagi di waktu depan.
Baca juga cerita yang lainnya 

18 komentar:

  1. Hubungan yang baik antara anak dan emak. (Anak sholeh, amin ..)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee, sudah sepatutnya kita memjadikan orangtua sebagai panutan yang paling dalam.

      Hapus
  2. Emang kalau pulang sekarang-sekarang ombaknya belum tenang ya mas? hihihi

    BalasHapus
  3. haha :D ya di kasih cerita yang bisa bikin ombak jadi tenang :D :D hihi

    BalasHapus
  4. Berbohong demi kebaikan yah mas
    ga ada salahnya berbohong demi kebaikan :D

    BalasHapus
  5. Sejujurnya permintaan dari seorang emak memang sangat sulit utk ditolak, apalagi kalo sang anak sangat dekat dengan emaknya :')

    BalasHapus
  6. oh ternyata mas Nasrullah anak bungsu

    BalasHapus
  7. wahhh karena ombak, tak bisa berkumpul ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya bisa kumpul walau lebarannya udah lewat :-D

      Hapus
  8. mas nasrul memang TOP BGT
    jangan lupa sarapan mas pura pura bahagia itu butuh banyak tenaga :)

    BalasHapus
  9. untung ada teman yang baik hati :)

    BalasHapus
  10. wah, asli karimun jawa ya :) memang sih, harusnya ada penerbangan rutin ke karimunjawa tuh, karena cuaca susah diprediksi. Yang susi air apa kurang memadai ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat datang mas Fahmi, heeee
      Sering saya baca di capterku tapi jarang komentar :-(
      Iya mas, dalam seminggu hanya ada 2x penerbangan. Sangat kurang heeee

      Hapus
  11. untung teman mas baik ya,coba kalau iseng xD

    BalasHapus

Pages