Selepas balik ke Jogja hari kamis malam, aku mulai beraktivitas seperti biasa. Bekerja pada hari jum’atnya, kemudian libur sabtu dan minggu. Sabtu ini aku menyempatkan untuk bersepeda di jalanan Jogja.
Berhubung siang ada acara sampai sore, aku hanya keliling kota. Diawali dari kos menuju Tugu Jogja. Aku malah kebingungan karena tidak ada rute yang kupersiapkan untuk bersepeda. Sejenak aku berhenti di dekat Tugu, kemudian memikirkan rute yang ingin aku tempuh.
Aku teringat dari sebuah blog yang ditulis seorang pesepeda, dia pernah mengulas tentang Embung di dekat Terminal Jombor. Aku langsung mulai mencari di Google melalui gawai. Setelah membaca lokasinya, sepedapun kukayuh menuju lokasi.
Daerahnya adalah Toragan, Mlati, Sleman. Berhubung masih pagi, kukayuh pedal menyusuri jalan Godean, lalu belok kanan menuju jalan Kabupaten, melewati Ringroad, lurus terus sampai bertemu perempatan jalan Kebun Agung, belok kiri.
Kususuri jalanan sampai bertemu Lapangan Sepakbola Getas, lurus lagi sekitar 200 meter nanti bertemu perempatan kecil. Aku memasuki gapura belok kanan bertuliskan “Toragan”. Sebenarnya lebih mudah kalau lewat Jombor, tinggal ambil jalan kebun Agung, dan lapangan Getas.
Gapura masuk ke Embung Lampeyan |
Memasuki Gapura merah, kulewati jalan kampung. Disela-sela perjalanan, aku bertanya pada anak-anak yang sedang main sepeda mengenai Embung. Mereka memberi arahan untuk lurus mengikuti jalan sampai mentok. Akhirnya jalan sampai mentok, terdapat pertigaan.
Aku kembali bertanya seorang bapak yang sedang mengasuh anaknya, beliau mengarahkan jalan untuk belok kiri. Ternyata jarak dari pertigaan tersebut tidak lebih dari 100 meter sampailah di dekat Embung.
Ada sedikit rimbunan pohon Bambu di dekat Embung. Dihadapanku sebuah embung tidak besar, dan pastinya masih sepi. Embung ini pun sangat tenang. Di beberapa sudut ada tumpukan sampah. Aku mengabadikan embung ini dari berbagai sudut.
Suasana pagi di Embung Lampeyan |
Embung Lampeyan ini tidak seperti Embung Tambak Boyo apalagi seperti Embung Nglanggeran. Di sini sangat sepi, pagi ini pun hanya ada beberapa warga setempat yang sedang asyik memancing di Embung.
Aku pun mengelilingi embung ini sejenak. Hanya butuh sekitar dua menit saja sudah selesai mengelilinginya. Aku pun berbaur dengan sekelompok bapak yang sedang memancing, melihat aktivitas mereka; mancing & ngobrol.
Aktivitas mancing di embung |
Ada pemandangan yang cukup menarik bagiku di sini. Di salah satu beton, terdapat bangkai ikan kecil yang sudah membusuk. Entahlah, mungkin ini adalah hasil pancing salah seorang yang mancing kemarin atau malah kemarin lusa.
Ikannya kecil banget, hanya sebesar tiga jari. Pemandangan lainnya yang menarik perhatianku adalah sebuah spanduk yang terpasang di sebuah pohon. Tulisan banner tersebut adalah “Dilarang Mancing di Malam Hari di Embung Lampeyan.” Entah apapun alasannya, mungkin larangan ini harus dipatuhi para pemancing di embung Lampeyan.
Bangkai ikan di Embung Lampeyan |
Spanduk peringatan tidak boleh memancing malam hari |
Aku menikmati pagi agak lama di Embung Lampeyan. Menyusuri embung tersebut, dan mengabadikan diri di beberapa sudut embung. Sangat menyenangkan, pagi hari bisa menikmati suasana tenang di sini.
Embung Lampeyan bisa menjadi tempat alternatif untuk sekedar jogging, tujuan bersepeda, atau sampai dengan menuntaskan hobi mancing. Kalian bisa menikmati tenangnya pagi hari di sini.
Mengabadikan diri bersama sepeda di Embung Lampeyan |
Jika ada waktu, ada baiknya bersepeda ke embung ini. Melihat aktivitas warga yang sedang memancing, atau sekedar duduk santai di salah satu sudut embung. Setelah puas, aku pun melanjutkan perjalanan kembali ke kos.
Ya, embung Lampeyan memang tidak besar dan belum banyak dikenal. Jika kalian ke sana, tetaplah menjadi pengunjung yang menaati aturan dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan lebih baik lagi menyapa warga yang ada di sana. Semoga embung Lampeyan bisa berbenah menjadi lebih baik ke depannya. *Embung Lampeyan; Sabtu, 25 Juli 2015
amin
BalasHapusmemang lumayan enak juga untuk bersantai mas,apalagi sambil mnum kelapa muda
juara dehhh :)
Haaaa, kalo pagi sepertinya lebih seru kalo nyeruput Kopi haaa
HapusKenapa yah ga boleh mancing pas malam ??
BalasHapusTakut kecebur mungkin mas, apalagi tidak ada penerangannya...
HapusSaya kurang tahu, tapi memang lokasinya gelap heeee. Mungkin takut kenapa-kenapa :-D
Hapusairnya hitam ya?
BalasHapusmancing maniaaa :D :D hihi
BalasHapusKeren mas artikelnya.. Bakat nich sebagai penulis cerita narasi.. Dapet banget... Jujur, saya tidak suka dengan embungnya, saya sangat suka dengan alur ceritanya...
BalasHapusTerima kasih mbak, ini juga masih latihan dalam menulis :-)
Hapussayang ya mas airnya gitu
BalasHapuspadahal kalo mancing seru kayanya
BalasHapuswah asyik banget tuh mancingnya, btw itu kenapa gak dibolehin mancing di malam hari pak?
BalasHapusMungkin karena masih belum ada penerangannya di sekitar Embung :-)
Hapuskalau mancing malam hari juga susah kalau gelap sih ya? Ikannya banyak kah disini? asik tuh mancing terus hasil pancingannya dibakar atau digoreng :D
BalasHapusSepertinya karena belum ada penerangannya mas, takut pemancing terperosok atau gimana gitu heeee.
Hapusterimakasih gan tentang infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapusSama-sama, terima kasih kembali sudah membaca tulisan ini..
HapusDisamping blm ada penerangan disemua sudut, sepertinya memang sengaja tdk diperbolehkan memancing di mlm hari, bs jga ditakutkan disalh gunakan untuk hal2 yg tdk baik,benar jga sih banyak alasan untuk itu, sebagai penghobi mancing sy hampir stiap hari meluangkan waktu disana, airnya hijau dengan banyaknya ganggang atau lumut hijau yg menjadi makanan ikan dsana scara alami, sehingga ikan2 disana sangat gemuk2.. pasti jika sobat sdh merasakan mancing di embung lampeyan pasti merasakan syahdunya tarikan ikan2 embung lampeyan... sekarang dikelola dengan baik dan bersih yg jelas wlau ada 1-2 sampah berserak tidak membuat mata fokus di sampahnya, hhe... mari mancing smbil menikmati suasana disana, sambil minum kopi, teh panas dan tahu guling mbok Mi..... yg sudah tersedia di sana..... mari mariiii.....
BalasHapusWah kalau begitu kudu ke sini lagi saya mas. Matur nuwun informasinya nggeh :-)
Hapus