Menjadikan Buku sebagai Teman Seperjalanan - Nasirullah Sitam

Menjadikan Buku sebagai Teman Seperjalanan

Share This
Bagi orang yang sering melakukan perjalanan jauh, terutama menaiki transportasi umum, tentunya pernah merasakan bosan sepanjang perjalanan. Jika kita berpergian dengan teman, aku rasa kebosanan tersebut akan sedikit hilang. Tapi jika kita berangkat sendirian, tentu dalam kurun waktu yang tidak lama, rasa bosan hinggap di otak kita. 

Ada –ada saja yang kita lakukan untuk mengusir rasa jenuh sepanjang perjalanan, bisa dengan berbincang dengan teman dekat bangku, bermain gadget, tidur, atau malah membaca buku. Ya, bukan suatu hal yang langka; banyak sebagian dari kita selalu membawa buku dikala sedang melakukan perjalanan jauh. Kita bisa meluangkan waktu untuk membaca pada saat-saat tertentu.
Buku Dewa Ruci di tepian pantai Pulau Panjang Jepara
Buku Dewa Ruci di tepian pantai Pulau Panjang Jepara
Tanpa kusadari, aku pun melakukan hal yang sama ketika sedang berpergian. Lebih benarnya lagi tidak hanya ketika sedang keluar kota, tapi kalau pulang kampung ke Karimunjawa. aku pasti membawa minimal dua buku untuk kubaca selama di perjalanan atau saat di Karimunjawa. Dalam dua pekan terakhir, akhir Desember 2015 dan awal Januari 2016; aku melakukan dua perjalanan yang berbeda. Malang dan Jepara, dan aku pun menyempatkan untuk membawa buku.

Tidak tahu kenapa, ketika aku sedang menaiki kendaraan; seperti yang aku lakukan pada saat naik kereta api dan bis, kusempatkan waktu untuk membaca buku. Aku merasa, membaca buku ketika dalam suatu perjalanan adalah hal yang menyenangkan. Terlepas, apakah nanti kita bisa berinteraksi dengan samping bangku kita atau tidak. Jika sedang berinteraksi, aku tutup buku dan ngobrol santai. Namun saat samping bangku capek dan tidur, aku kembali membaca. Buku memang menjadi teman seperjalanan yang baik.
Ditemani Buku Dewey saat perjalanan ke Malang
Ditemani Buku Dewey saat perjalanan ke Malang
Ditemani Buku Dewey saat perjalanan ke Malang
Berlalu dari menikmati perjalanan dengan membaca buku. Coba kita cermati selama menginap di hotel/penginapan, tapi tidak ada kegiatan. Jika kita sendirian, tentu akan sedikit bosan jika hanya menonton TV atau menghidupkan laptop dan menikmati fasilitas Wifi. Kadang kita perlu suasana baru, dengan membawa buku, kita dapat secara tidak langsung menikmati waktu senggang dengan membaca. Terkadang mood membaca di tempat beda membuat kita semakin menikmatinya.

Bukan hanya menjadi teman yang baik dikala sendirian diperjalanan atau di kamar. Buku juga mempunyai fungsi lain dikala kita sendiri. Seperti yang aku lakukan ketika mengunjungi Pulau Panjang dan Simpang 7 Kudus. Aku jadikan buku yang sedang kubaca sebagai model/objek jepretanku. Kadang kala ada saja ide yang unik dan lucu kalau kita menjadikan buku sebagai objek jepretan. Ya, buku memang teman seperjalanan yang tidak membosankan bukan?
Bersama buku Dewa Ruci saat di Jepara dan Kudus
Bersama buku Dewa Ruci saat di Jepara dan Kudus
Bersama buku Dewa Ruci saat di Jepara dan Kudus
Atau seperti akhir pekan lalu. Aku sengaja membawa sebuah buku saat diajak teman bermain di kawasan Jogja. Tepatnya di Gunung Ireng, Gunungkidul. Sebuah buku yang bertema tentang sepeda pun tak luput dari tanganku. Semacam sebuah pencitraan mungkin, tapi mencoba menjadikan sebuah buku sebagai properti ketiga berfoto bukanlah sesuatu yang salah. Apalagi buku tersebut bukan hanya sebagai bahan properti aja, tapi juga dibaca pada saat sedang melakukan perjalanan. Mengusir kebosanan ketika malas memegang gadget.
Berteman buku dan kabut di Gunung Ireng Gunungkidul
Berteman buku dan kabut di Gunung Ireng Gunungkidul
Ya, membawa sebuah buku ketika dalam suatu perjalanan, membacanya saat berusaha membunuh waktu dan rasa kejenuhan, dan menjadikannya sebagai objek jepretan hanyalah segelintir dari manfaat buku itu sendiri bagi kita. Seperti yang aku alami, terkadang dengan membaca suatu buku; aku mendapatkan ide ataupun inspirasi untuk menulis. Bahkan sekarang, aku berusaha membeli sebuah buku untuk dibaca ketika ingin berpergian ke luar kota. Apakah kalian juga mengalaminya?
Baca juga ulasan lainnya 

32 komentar:

  1. Wah aku belum mengalaminya ew mas,,,, bolak balik ke Jogja Lampung ketika pulang kampung, tapi nggak pernah bawa buku. Kalau bosan sieh iya, lain kali tak coba ah,,,, sip mas Nasir, lanjutkan bacanya ya mas, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, kalo naik ALS bisa tahan lama bacanya, mas :-D

      Hapus
  2. Balasan
    1. Aku kan nggak mau bohong, kak hahhahahha. Tapi buku itu udah kelar kubaca kok, serius :-D

      Hapus
  3. Kalau saya, saat perjalanan naik kereta, nyaman sekali kalau ditemani buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener sekali mas, kadang kalo lama di kereta jadi bingung mau ngapain :-D

      Hapus
  4. baca buku pas naik kendaraan (perjalanan jauh) -belum pernah. Memilih buku sebagai teman untuk membunuh waktu -sudah sering saya lakukan- daripada hanya tidur atau sekadar nonton TV yang programnya itu-itu saja :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa, kalo nggak biasa emang seperti itu; minimal dicoba dulu sebentar :-D

      Hapus
  5. kabut di gunung cukup tebal mas, ga kedinginan tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo pagi kabutnya memang banyak seperti ini, mbak. Nggaj dingin kok :-D

      Hapus
  6. cakep baca buku saat perjalanan, aku sih belum pernah

    BalasHapus
  7. Aku kalau jalan jarang banget di temani buku atau membawa buku kang, lebih enak di temani kamera, jadi seru. ha,, ha,, ha,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jarang main kamera kang, takutnya lowbatt hahahahhaah

      Hapus
  8. rajinnya sambil liburan masih sempet baca buku :)

    BalasHapus
  9. foto terakhir beneran baca atau sekedar "pencitraan bro?" wkwkwk
    lama tak jumpa.terakhir jumpa di BN 2013. masih di jogja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pencitraan, mas hahahhahah.
      Alhamdulillah masih di Jogja :-)

      Hapus
    2. Wehehehe
      Aku juga kembali ke jogja iki.

      Hapus
    3. Wah kembali ke Jogja hehhhe, Asyikkk :-D

      Hapus
  10. memanfaatkan waktu sebaik-baiknya nih, bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo nggak seperti ini kadang jarang baca buku :-D

      Hapus
  11. eh anak karimunjawa ternyata mas...

    kenal pak arif dong ya?

    gimana kabar karimu, sudah 6 tahun lalu tidak kembba lagi kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeeee, iya mas. Kalo di Karimunjawa sebagian besar kenal semua :-D

      Hapus
  12. habit yang bagus sekali...
    saya sudah mulai luntur ... di perjalanan sibuk mainin gadget .. maklum anak kekinian :D

    BalasHapus
  13. Baca buku waktu di perjalanan bukan cuman menyenangkan ya ka. tapi juga menambah inspirasi, motivasi, juga waktu yang gak kerasa.. gemanaa kalo orang indonesia semua nya kaya gitu.. pasti pada pinter pinter deh hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhahaa, kalau aku sih hanya meluangkan sejenak gan. Nggak sering-sering banget kok

      Hapus
  14. Kelemahan saya adalah tak bisa membaca dalam kendaraan yang bergerak, karena kepala jadi pusing. Tapi sudah bbrp kali traveling saya selalu membawa satu buku bacaan untuk dibaca ketika sedang leyeh-leyeh di tujuan. Meskipun pada prakteknya malah sering ketiduran, hahaha ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buahahahha, saya malah suka baca sambil naik bus mas

      Hapus
  15. Kalau naik kereta api masih menyenangkan membaca bukunya. Tapi kalau naik bis biasanya saya sudah tidak tahan, goyang-goyang bikin pusing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya seringnya baca pas naik bus buk, sebelum tidur sih hehehehehe

      Hapus

Pages