Karimunjawa: Dikenal Namun Terabaikan (Bag. 2) - Nasirullah Sitam

Karimunjawa: Dikenal Namun Terabaikan (Bag. 2)

Share This
Jika kemarin saya memposting tentang permasalahan pertama yang ada di Karimunjawa pada Karimunjawa: Dikenal Namun Terabaikan (Bag. 1). Sekarang saya akan menulis permasalahan yang lainnya. Permasalahan kedua adalah fasilitas jalan. Hampir 80% jalan di Karimunjawa sudah rusak. Bahkan ada yang sudah tidak layak untuk dilewati. Sudah sangat lama jalananKarimunjawa tidak pernah diperbaiki, bahkan cenderung diabaikan oleh pihak Pemerintah Daerah maupun Penprov. Masyarakat Karimunjawa harus menempuh jarak berkilo-kilo dengan jalanan yang terjal dan berlubang untuk menuju ke Kantor Kecamatan ataupun sebaliknya.


Setahu saya, pembangunan jalan di Karimunjawa itu pada tahun antara tahun 1993 -1994. Sudah 2 dekade jalanan ini tidak pernah benar-benar diperbaiki lagi, pernah ada hanya asal tambal-tambal saja untuk menutupi lubang. Tapi sekarang sudah tidak patuh lagi kalau hanya ditambal, karena sudah tidak lubang kecil lagi yang ada, melainkan hampir seluruh jalanan rusak. Ibaratnya sudah seperti sungai kekeringan saat musim kemarau.


Jika anda wisatawan dan mengikuti tour darat, maka kalian akan melihat seberapa parah jalanan Karimunjawa, pokoknya siapkan kacamata dan masker sebelum perjalanan jauh. Titik jalanan parah itu ada di antara dusun Legon Boyo sampai Nyamplungan. Dibeberapa tanjakan, jalanan sudah tersebar batu-batu yang siap kita lindas dengan ban motor, kalau apes kalian bisa bocor atau lebih parahnya bisa terjatuh.

Saya sendiri merasa miris melihat jalanan Karimunjawa, entah apa yang membuat pemerintah tidak memperhatikan fasilitas tersebut. Padahal kalau jalan bagus, tidak hanya masyarakat setempat yang senang, pemerintah pun juga ikut bangga karena Karimunjawa adalah salah satu tempat wisata yang popular dalam beberapa tahun belakangan ini.

Kami berharap permasalahan seperti ini diperhatkan oleh Bupati ataupun Gubernur sekarang. Saya rasa tidak adil kalau mereka mengagumi keindahan Karimunjawa, tapi mereka mengabaikan fasilitas yang harus mereka berikan kepada mayarakat setempat. *Tulisan ini juga saya posting di kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages