Ilustrasi: Menyontek melalui handphone (sumber gambar) |
Ingat saat kita masih
kuliah? Saat tengah mengikuti UAS/UTS? Tentu kita masih bisa mengingat-ingat
sedikit momen saat kita mengerjakan tugas UAS/UTS. Kita biasanya mengerjakan
dengan system “tertutup ataupun terbuka”. Tentunya kalau disuruh
memilih, kita pasti milih yang terbuka. Kan lebih mudah kalau tidak bisa jawab,
tinggal buka buku catatan (bagi yang sering menulis).
Saat aku menjaga
mahasiswa UAS, dan pada saat itu juag dosennya menyuruhku dengan catatan “Harus
Tertutup” maka, aku menjaga dan memberitahukan kalau dilarang membuka buku
catatan. Mungkin ini adalah kabar yang tidak baik bagi beberapa mahasiswa yang
kurang siap dalam mengikuti UAS. Tapi apapun itu, sudah sewajarnya kita
lakukan, siap atau tidak kita harus mengerjakan UAS dengan aturan yang berlaku.
Aturan tertutup ternyata
menimbulkan masalah baru, karena segelintir mahasiswa tidak mematuhi aturan.
Mereka mungkin membuka buku dengan sembunyi-sembunyi (nyontek), atau dengan bertanya-tanya teman sebelah. Sesuatu yang
biasa dilakukan segelintir mahasiswa yang mengejar nilai agar tidak mengulang.
Aku dulupun pernah beberapa kali melakukan hal yang sama. Akan tetapi, saat ini
ada cara yang lebih dari sekedar mencontek melalui buku. Dan aku mengalaminya
saat aku menjaga UAS.
Membuka laptop, kadang beberapa mahasiswa membuka lapto dimeja dan dengan
melihat kapan penjaga lengah. Dengan sigap dia mengklik folder tempat mereka
menyimpan materi. Duh kalau sudah begini, kita hanya bisa bilang. Matikan
laptop dan jangan dibuka. Agak keras juga sih.
Browsing Internet, dimasa seperti ini sebuah smartphone sudah banyak dimiliki mahasiswa. Jadi kalaupun tas susah
didepan, laptop sudah dimatikan ternyata smartphone
mereka berfungsi mencari informasi melalui Google. Jadi apa masih bisa kita bilang close book? Kalau seperti itu, tentu kalau kita menyuruh
mengumpulkan HP didepan kelas agaknya kurang bijak. Tetapi mungkin harus kita
lakukan agar mereka tidak melanggar aturan.
Dari semua ini, kita tahu
kalau mahasiswa banyak yang hanya mengejar nilai agar memuaskan dan tidak
mengulang. Tetapi rasanya kurang pantas kalau hanya demi nilai mereka melakukan
hal-hal yang kurang baik. Lebih baik kalau UAS itu kita buat diperbolehkan
membuka buku. Karena setiap dosen sudah tahu mana mahaiswa yang benar-benar
layak mendapatkan nilaibagus dan mana yang sekiranya kurang bagus.
Dan bagi kita sendiri,
para mahasiswa. Belajarlah untuk mematuhi aturan, karena sekecil apapun hal
yang kita perbuat. Itu akan menjadi cerminan kita dimasa mendatang. Nilai bagus
memang sebuah kepuasan tersendiri, tapi kepribadian yang baik dan jujur adalah
sebuah kepuasan yang tidak dapat dinilai dengan angka. Kepribadian yang baik
pastinya akan mempunyai dampak yang baik juga bagi orang yang melakukannya.
Baca juga postingan sebelumnya
Apapun yang Berhubungan dengan Tahun Baru
Sumpah Sepeda "Sego Segawe" Yogyakarta
Apapun yang Berhubungan dengan Tahun Baru
Sumpah Sepeda "Sego Segawe" Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar