Belajar dari Seekor Kucing - Nasirullah Sitam

Belajar dari Seekor Kucing

Share This
Kasih sayang kucing kepada anaknya
ils: Kasih sayang induk kucing kepada anaknya (sumber)
Sore ini aku duduk santai diteras kamar, menikmati suasana sore dengan segelas teh hangat. Mumpung Jogja tidak disiram hujan, jadi agak terasa lebih nyaman. Tanpa kusengaja tiba-tiba mata ini tertarik melihat seekor kucing yang melintas didepanku. Hanya kucing kampung biasa sih, tidak terlalu bagus tapi entah kenapa seru aja lihat dia.

Mulut si kucing tersebut tengah menggigit sebuah ikan. Sepertinya ada teman yang sengaja memberikan ikan tersebut kepadanya. Seraya menggigit ikan, kucing itu berlalu dari hadapanku. Paling seperti biasa, setelah mendapat makanan kucing itu akan mencari tempat yang nyaman untuk melahap ikan tersebut dan membiarkan tulang-tulang ikan berserakan disudut rumah.

Tapi ada yang berbeda, tiba-tiba kucing tersebut berjalan menuju tempat parkiran. Tepatnya disudut parkiran kos. Kucing itu meletakkan ikan ditanah, setelah itu dia mulai duduk terdiam dihadapan ikan tersebut. Selang beberapa menit muncullah tiga anak kucing yang imut-imut menghampirinya.

Ketiga anak kucing itu berebutan mengambil makanan yang disediakan ibunya. Anak-anak kucing itu terlihat gembira, mereka melahap ikan tersebut tanpa sisa sedikitpun. Ada hal yang menarik saat aku melihat kucing tersebut, induk kucing itu pun tidak sedikitpun ikut menyentuh makanan. Naluri keibuannya benar-benar terlihat, dia duduk diam manis serasa memandangi anak-anaknya berebut ikan.

Kejadian ini memang bukanlah hal yang baru, setiap makhuk hidup pastinya akan melakukan hal yang sama bila terjadi pada dirinya. Dari sepintas kejadian kucing ini, kita tentu sedikit berpikir. Apakah saat kita punya keluarga nanti bisa melakukan hal yang sama? Mereka berkumpul menjadi satu untuk mengisi perut, dan kita (manusia) berkumpul menjadi satu bukan hanya untuk urusan perut saja, masih banyak hal-hal yang harus kita lakukan.

Semoga apa yang kucing itu lakukan tadi bisa membuat kita semakin paham arti sebuah keluarga. Hewan saja masih punya hati untuk mengayomi keluarganya, masa kita sebagai manusia tidak bisa melakukan hal yang sama? Kalau tidak bisa, itu artinya kita harus malu dengan para binatang. 
Baca juga postingan yang lain 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages