Hian Thian Siang Tee, Kelenteng Tertua di Indonesia - Nasirullah Sitam

Hian Thian Siang Tee, Kelenteng Tertua di Indonesia

Share This
Berfoto di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Jepara
Jum’at pagi, aku pulang ke Jepara. Kali ini tujuanku tidak untuk pulang ke rumah di Karimunjawa, hanya saja aku ingin bermain-main mengelilingi Kota Jepara saat long weekend. Menggunakan transportasi umum, bus dari Jogja – Kartosuro – Semarang, akhirnya aku sampai di Jepara. 

Destinasi  tujuan pertama yang aku kunjungi adalah Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang terletak di Welahan, Jepara. Lokasinya di sekitar Pasar Welahan. Dari tempat bus berhenti, aku menyusuri jalan menuju pasar. Di sana sudah ada plang petunjuk arah.
Kelenteng tertua di Indonesia, Hian Thian Siang Tee, Jepara
Kelenteng tertua di Indonesia, Hian Thian Siang Tee, Jepara
Kelenteng tertua di Indonesia, Hian Thian Siang Tee, Jepara
Kelenteng Hian Thian Siang Tee merupakan kelenteng tertua di Indonesia. Hal ini dapat diruntut dari sejarahnya di Wikipedia. Memang tidak banyak literatur yang mengulas tentang kelenteng ini. Hanya saja menarik untuk diceritakan dengan versi blog

Sampai di Welahan (pasca banjir) aku menyusuri jalanan Pasar Welahan untuk menuju kelenteng. Walau aku orang Jepara, tapi baru kali ini aku mengunjungi kelenteng Hian Thian Siang Tee tersebut. Sempat beberapa kali tanya orang setempat akhirnya aku sampai juga di kelenteng Hian Thian Siang Tee.

Sisa-sisa banjir bandang di Jepara masih terlihat. Banjir yang mendadak membuat Jepara sempat terisolir. Jalan dari arah Demak terputus. Sekarang sudah pulih kembali. Geliat perekonomian warga kentara di pasar Welahan.
Di depan pelataran Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan
Di depan pelataran Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan
Di depan pelataran Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan
Kelenteng ini ternyata sepi, walau hari Imlek tapi tidak begitu ramai. Setelah aku bertanya ke beberapa orang di dalam kelenteng ternyata acaranya Imleknya sudah berlangsung malamnya. Aku meminta izin untuk sekadar mengabadikan beberapa sudut kelenteng tertua di Indonesia.

Aroma dupa masih begitu terasa saat aku memasuki kelenteng, sayang aku hanya diperbolehkan mengambil gambar bagian luarnya saja. Sedangkan bagian dalam yang tertutup oleh tirai tidak diperkenankan karena privasi.

Begitu aku keluar dari Kelenteng Hian Thian Siang Tee, ternyata aku diberi tahu beberapa orang kalau di dekat sana juga ada kelenteng. Aku langsung tertarik dan mengunjunginya. Ternyata memang ada bangunan yang mirip dengan kelenteng Hian Thian Siang Tee. 

Hanya saja, ini lebih kecil dan berbentuk seperti pendopo. Di depan gapura masuk ada tulisannya “Gerbang Damai Sejahtera”. Aku mulai bertanya kepada penjaganya, ternyata bangunan yang pertama kali dibangun bukanlah kelenteng Hian Thian Siang Tee, melainkan sebuah bangunan kecil di depan tempat ini.
Bangunan tertua sebelum Kelenteng Welahan

Bangunan tertua sebelum Kelenteng Welahan
Bangunan tertua sebelum Kelenteng Welahan
Bangunan kecil ini awalnya dibangun untuk ritual ibadah orang-orang Tinghoa, dan sampai sekarang pun masih dipakai. Komplek bangunan kelenteng ini tidaklah berjauhan, antara kelenteng Hian Thian Siang Tee dengan banguan satu hanya berjarak sekitar 100 meter. Dan lokasinya sendiri tepat berada di tengah-tengah pasar Desa Welahan, Jepara.

Aku memutari bangunan kecil ini. Sesekali berbincang dengan orang yang ada di dalamnya. Terlihat melekat bekas air banjir yang mengecap pada tembok. Sesekali kuabadikan sudut bangunan sebagai koleksi foto. Kurasa cukup waktunya, lantas aku meminta izin keluar.

Sejatinya di Jepara banyak bangunan yang bisa kita jelajah. Aku sendiri belum sepenuhnya bisa menjelajah sedikit sudut yang ada di Jepara. Kelenteng ini memang tidak dikenal layaknya Sam Poo Kong di Semarang. Namun, tetap mempunyai daya tarik terkait sejarahnya.

Era sekarang banyak kelenteng yang bisa dikunjungi. Selain untuk beribadah, beberapa juga menerima sebagai kunjungan wisatawan. Tetap saja, kita harus menjaga prilaku. Ketika kelenteng tersebut sedang untuk beribadah, kita harus ikut membuatnya setenang mungkin agar tidak mengganggu ibadahnya. *Jepara, 31 Januari 2014.

Baca juga postingan lainnya

2 komentar:

  1. Wah kecamatan d desasaya itu Mas
    Keren kalau baca tulisannya malah...

    BalasHapus

Pages