![]() |
ilus: Menanti dinihari (dok; seedifly.com) |
Dinihari, dimanapun tempatnya tetaplah terlihat gelap dan
sunyi. Sebelum lantunan adzan subuh terdengar aku sudah duduk santai ditepian
pintu untuk sekedar menikmati suasana dinihari. Memandang lepas ke ufuk timur,
melihat terangnya sebuah bintang yang selalu setia menunggu sang mentari
muncul, dan kemudian cahayanya meredup hilang kalah dengan cahaya sang raja
siang.
Tapi kenapa aku selalu menjadi lelaki yang selalu menikmati
dinihari? Dikala teman-teman sedang asyik menikmati mimpi indah, aku malah
terjaga untuk sekedar melihat gelapnya dinihari, hanya sekedar untuk memandang
langit yang masih gelap tanpa warna. Kadang ada beberapa kedipan bintang yang
terlihat namun tertutup oleh awan tipis.
Entah kenapa aku masih tetap setia mencintai dinihari. Kadang
aku duduk santai seraya menyeduh teh maupun kopi panas seraya memandang langit
yang masih gelap gulita. Mencoba mendengarkan nyanyian-nyanyian sunyi yang
terdengar oleh telingaku. Aku begitu menikmati suasana tenang dinihari tanpa
ada beban.
Kadang aku nikmati waktu dinihari ditemani sebuah laptopku.
Menulis ide-ide kecil yang aku tuangkan dalam tulisan, kemudian aku posting
diblogku. Aku selalu dapat menulis (minimal satu tulisan) saat dinihari datang,
tidak seperti saat siang hari atau malam hari. Karena itukah aku menjadi
pecinta dinihari?
Aku kadang menyapa dinihari dengan uapan rasa kantuk,
mengajak berbicara bintang yang terang diufuk timur, dan menikmati hembusan
udara pagi yang masih segar dan tusukan rasa dingin tajam menusuk
tulang-tulangku. Aku begitu menikmati semua itu tanpa aku sadari, tanpa aku
pikirkan sebelumnya.
Sampai saat ini aku tetap bingung, kenapa aku begitu
menikmati dinihari. Walau kadang tidak langsung bergegas sholat saat
mendengarkan adzan subuh, aku tetap menikmati dinihari. Walau kadang hujan
deras, angin kencang, petir menggelegar, tapi aku tetap berusaha untuk
menikmati dinihari.
Mungkin sujudku saat subuh ini adalah salah satu cara untuk
mengungkapkan rasa syukurku atas adanya dinihari. Mungkin dinihari yang aku
rasakan itu menandakan kalau saat ini aku masih bisa menikmati hari ini, yang
pasti dinihari ini adalah keindahan yang TUHAN berikan untuk aku nikmati tanpa
harus membayar.
TUHAN, biarkan aku tetap bisa menikmati suasana dinihari setiap
hari. Selama ENGKAU masih memberikan udara untuk aku hirup, dan jangan pernah
ENGKAU buat bosan aku atas indahnya dinihari sampai kapanpun.
Baca juga postingan yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar