Dua hari bermain di Jepara, mulai dari bersepeda menuju
beberapa pantai, dilanjut malamnya menikmati Jagung bakar di Alun-alun Kota Jepara, dilanjut dengan nyeruput kopi di Wakobo, nonbar Liverpool bareng The Reds Jepara,
sampai menginap dirumah Mustofa. Ada banyak cerita malam itu, khususnya obrolan
santai bersama teman-teman The Reds
Jepara dengan pak Wig. Satu hal yang aku ingat, kita pasti akan mendapatkan
sesuatu hal (cerita, pengalaman) yang baru disaat kita berkumpul dengan
orang-orang baru kita kenal.
Malam di Alun-alun kota Jepara |
Obrolan malam ini layaknya kita sudah berteman lama dan baru
reunian. Kata-kata yang mengandung unsur pesan, sampai celoteh menggelitik hati
terdengar ditelinga dan tersimpan rapat-rapat dimemori otak ini. Menggelitik
aku untuk harus menyimpannya dalam bentuk tulisan agar tidak terlupakan saat
aku terbuai oleh pekerjaan lainnya. Ada banyak perbincangan, tapi ada beberapa
ucapan dari Pak Wig dan Mustofa yang akan selalu aku ingat. Mungkin karena
selama semalam suntuk kami bertiga paling aktif berbicara.
Ungkapan dari pak Wig yang membuat aku sedikit tergelak tawa
saat beliau bilang “Jika kamu mempunyai anak perempuan kurang cantik itu susah, tapi
mempunyai anak perempuan cantik juga nggak kalah susah.” Ya ungkapan
dari seorang ayah yang mempunyai anak perempuan, mungkin pak Wig melihat
anaknya sering diapeli cowok-cowok yang sedang mengejar hati anaknya. Ucapan
yang benar adanya, seperti itulah yang terjadi saat ini.
Ucapan kedua membuat aku tidak kuat menahan gelak tawa adalah
“Orang
mengira aku ini keturunan China, tapi sayang aku nggak kebagian jatah toko.” Sontak
kami tertawa mendengar kalimat beliau. Jujur pak memang bapak mirip kok J *Kaburrrr!!! Dari sinilah aku mulai
merasa kalau aku harus berkumpul lagi dengan teman-teman The Reds Jepara dilain
waktu.
Kami kompak menonton Liverpool yang harus mengakui kehebatan
Aston Villa (beberapa pekan yang lalu), dan kami pulang ke rumah. Dimalam itu
aku tidur dirumah Mustofa yang sedang memutar chant-chant Liverpool. Kemudian
mendadak berganti lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dia berkata “Aku
yakin di HP-mu sekarang tidak ada lagu kebangsaan Indonesia Raya.” Aku
terdiam, benar adanya laguku semuanya dipenuhi Kenny G. Sebuah ucapan yang benar adanya.
Perbincangan berlanjut, dia berkata “Jogja selalu ngangeni”
Tuhan…. Bagi kalian yang pernah tinggal di Jogja, apa kalian merasakan hal yang
sama? Aku yakin 99.9% orang akan mengatakan hal yang sama. Ungkapan tersebut
juga dikatakan oleh pak Wig saat kami berbincang. Aku setuju kalau Jogja
benar-benar ngangeni. Tanpa melupakan kampung halamanku, tapi Jogja mempunyai
cerita sendiri bagi aku.
Ketika menjelang tertutup mata, aku masih mendengar kata-kata
Mustofa. “Aku suka mengabadikan telepon umum, wartel, orang membaca Koran, dll
karena siapa tahu suatu saat akan menjadi hal yang langka.” Aku sadar
telepon umum sekarang sudah mulai hilang, wartel juga sama nasibnya. Orang
membaca Koran? Iya untuk beberapa kamu muda lebih asyik membaca berita disitus
online daripada Koran. Dan apakah suatu saat akan langka orang membaca Koran?
Semoga tidak disaat aku masih hidup.
Tidak terasa jemariku sudah menulis semua ingatan yang ada dimemoriku. Aku percaya ketika aku membaca ulang tulisan ini yang terposting diblog, aku langsung teringat tentang Jepara, The Reds Jepara, Mustofa, Pak Wig, Wawan, Rizki, Mario dkk, teman-teman The Reds Jepara yang tidak aku kenal lewat wajah satu-persatu, namun aku kenal karena kitas ama-sama mendukung Liverpool #YNWA
Baca juga postingan yang lainnya
wah asik banget rasanya bermain dan berkumpul bareng bersama teman2.. saling bercerita .. uuhh pingin
BalasHapusBener mas :-)
HapusKadang kalau lagi suntuk ya kumpul teman itu obatnya :-D
cerita yang menarik,sukses ya :)
BalasHapusTerima kasih :-D
Hapusitu foto toko lampu berjalan namanya apaan?
BalasHapusjogja ya, salah satu kota yang pengen banget gw kunjungin tapi smp sekarang blm kesampean :(
Ini di Jepara, yang banyak lampunya itu sepeda untuk gowes keliling alun-alun. Ayoo ke Jogja, heeee
Hapus