Suatu ketika, kami sedang berkunjung
salah satu museum di kota Jogja. Ya, tumben-tumbenan teman kos kok doyan main
ke museum. Karcis sudah ditangan, aku, Mius, Ritonga, dan tentunya Sariman
antri masuk. Sampai di dalam museum, terpampang banyak lukisan yang terpampang
di sisi tembok. Aku dan lainnya langsung melihat satu demi satu, sudah mirip
orang yang paham tentang dunia lukisan.
Ilustrasi: Dilarang memotret gambar di museum (sumber gambar twitter @WahyuIndro) |
Sariman pun tak kalah antusias.
Matanya menyapu segala penjuru, mulutnya pun tak pernah diam seolah-olah ingin
mengomentari semua yang terlihat dimatanya. Sampai akhirnya dia langsung
mengambil kamera untuk memotret salah satu lukisan. Melihat Sariman
mengeluarkan kamera, salah satu petugas museum pun menghampirinya.
“Mas, dilarang mengambil gambar ya,” Kata petugas tersebut mengingatkan.
“Cepret! Cepret!” kepalang basah, Sariman sudah mengabadikan tepat petugas tersebut
bicara.
“Lah, saya kan nggak mengambil gambar, pak,” Jawab Sariman penuh keyakinan.
“Mas, barusan saya melihat mas mengambil gambar lukisan itu,” Kembali sang petugas amat sangat
yakin dengan kelakuan Sariman.
“Itu gambarnya masih terpampang di tembok, pak,” Kilah Sariman polos banget.
Petugas museum pun menjadi serba
salah melihat polah Sariman. Aku dan yang lainnya hanya terkekek melihat aksi
Sariman yang mengerjai petugas museum.
“Begini mas, tolong lihat tulisan itu,” Ujar petugas museum seraya menunjuk sebaris tulisan.
“Silakan baca, mas,” Tambah petugas tersebut ke Sariman.
Sariman pun mengikuti arahan petugas
kemudian membaca dengan keras “Dilarang
mengambil gambar di dalam museum!!”
“Sudah paham, mas?” Petugasnya sok bertanya.
“Paham banget pak,” Jawabnya.
“Jadi silakan dihapus gambar yang ada dikamera tadi, mas.”
“Pak! Yang dilarang itu mengambil gambar, bukan memotret. Saya tadi nggak
ngambil gambar, saya hanya memotret. Kalo saya ambil, itu lukisan nggak di
tembok, tapi ditangan saya sekarang.”
“Oya pak, besok tulisannya diganti
ya; dilarang memotret di dalam museum. Oke?” Ujar Sariman seraya berlalu.
Buahahahaha nggak kebayang kayak gimana reaksi si petugas
mendengar jawaban Sariman. Kami yang sejak dari tadi mengikuti obrolan mereka
pun tak bisa menahan tawa. Duh, Man. Apa ini efek otakmu sudah digadaikan
selepas lebaran?
Baca juga cerita yang lainnya
haha :D ada benernya juga mas kata sariman. Harusnya kata-katany bukan itu, tapi yang dibicarain oleh sariman :D
BalasHapusWih sariman bener haaa
Hapushuahahahaa pinter juga nih sariman ngasih alibinya :D
BalasHapusOtaknya memang khusus untuk itu haaa
HapusSarimannya cerdas mas wkwkwk.. itu emang tulisannya yg salah
BalasHapusSariman pasti bangga :-D
HapusIni siapa yang salah sih
BalasHapussariman apa yang bikin aturannya ? hahaha :D
haha :D tumben sariman bener yaa, biasanya juga suka bikin ulah :D :D hahaha :D
BalasHapuskali ini sariman menang :D haha
Sariman gitu loh :-D
Hapuswkwkwk sariman
BalasHapusTernyata si Sariman orang yang sangat jeli ya, pinter berdipomat atau pintar berkelit, entahlah... Dasar si Sariman....
BalasHapusMungkin dia lagi khilaf :-D
Hapuskoplak banget tuh anak haha
BalasHapusTetap saja Sariman jadi idola wanita :-D
Hapus