Sariman lagi galau, itulah yang
terbesit dipikiranku saat melihat polah Sariman yang sedikit aneh. Tragedi
kiriman undangan dari pacarnya yang memutuskan untuk menikah dengan lelaki lain
adalah biang keladi semuanya. Untuk beberapa saat, kos-kosan seraya senyap.
Tidak ada suara tawa yang menggema seraya memaki-maki Sariman. Arrgghh, ternyata dampak Sariman
menggalau sangat terasa. Hampir sama dengan dampak asap yang menyelimuti Sumatera
dan Kalimantan, sama-sama menyesakkan.
Ilustrasi: Tersiksa karena putus cinta (sumber: freedwallpaper.com/) |
“Udahlah, Man. Namanya juga nggak jodohmu. Kau ratapi sampai kiamat pun,
nggak ada manfaatnya,” Seperti itulah dukungan yang Pasaribu berikan untuk Sariman.
“Kayak nggak pernah diputusin aja kau ini, Man,” Sahut Ritonga.
“Karma itu, Man,” Sahut lainnya.
Memang ya, teman-teman ini nggak ada
yang peka sama Sariman. Ibarat terkena musibah, Sariman nggak hanya jatuh dan
tertimpa tangga saja. Dia lebih dari itu penderitaannya.
“Aku santai kok, bang,” Balas Sariman sok tabah.
“Santai kok mukamu murung, Man. Itu mata merah kenapa? Abis nangis atau
iritasi?” Tanya Mius
penuh selidik.
“Nggak kok, ini baru bangun tidur,” Kilah Sariman cepat.
“Tidurmu ngeri, Man. Ngorokmu kayak orang lagi merengek tersendu,” Sahut Pasaribu lalu tertawa.
Kembali Sariman terdiam, dia tidak
berdaya mendapat serangan yang telak dari teman-teman kos. Diletakkannya hp
yang biasa menemani dia sepanjang hari, matanya menatap nanar sebuah kertas
undangan yang ada di meja.
“Kok bisa ya,”
Guman Sariman sendiri.
“Memangnya kenapa, Man? Masih nggak rela itu cewek nikah?” Tanyaku.
“Aku itu nggak mikirin ceweknya, bang.”
“Lah terus? Mikirin apa?”
“Aku baru sadar kalau itu cowok yang mau nikahin ternyata temanku kuliah.
Dia minta diajarin cara bribik cewek. Eh kok yo malah cewekku yang dibribik,
kena lagi,” Jawab
Sariman pasrah.
“Itu namanya durhaka sama guru, Man,” Sahutku menahan tawa.
“Udah aku bilang, itu namanya karma, Man. Kau sering bribik pacar orang,
sekarang pacarmu ditikung teman. Senangnya hatiku,” Timpali Mius terkekeh.
Ya ya ya, benar juga ucapan Mius.
Bisa jadi kali ini Sariman terkena karma, kalau biasanya dia membuat orang lain
patah hati dan dongkol, kali ini dia merasakan sebagai korban ditikung temannya
sendiri. Kalau galau jangan lama-lama,
Man. Nggak seru kalau kamu galau terus.
Baca juga cerita yang lainnya
karma jadinya yang disalahin, memangnya karma salah apa? :)
BalasHapus#sariman orangnya gitu sih
Sesungguhnya Sariman benar-benar dalam kesalahan haaaa
HapusSariman Terkena KARMA :D hahaha
BalasHapussariman sariman, nasib mu gini amat yaa :D
Ternyata seorang sariman juga bisa galau haha :D
BalasHapusWeheheheh jadi salah deh
BalasHapusHeeee, namanya juga Sariman, pak :-D
Hapusweka weka sariman terkena karma
BalasHapuskasihan sariman
BalasHapusSariman ilmunya untuk dirinya sendiri.. jadinya ga sadar klo ceweknya ge dibribiki orang lain.. kancane dewe meneh.. ini seperti kejadian nyata sepertinya ... wekakakakaka
BalasHapusKalo ini nyata banget mas Madest, kui Sariman na=ganti galau haaa
Hapuskasihan amat sih nasib sariman itu
BalasHapusTernyata hukum karma bisa berlaku juga untuk sariman :D
BalasHapusKalau orang Jawa bilang itu pembalasan.
BalasHapusjadi kalau kita nanam padi ya tumbuhnya padi gitu mas :D
hehehe
Haaaa, benar-benar ada pembalasan :-D
Hapusini cerita yang kemaren bersambung toh hahah, ngenes juga yah di sariman ini
BalasHapusIya heeee, namanya juga edisi Sariman :-D
HapusJodoh Sariman pasti berllau *eh
BalasHapuskarma itu siapa sih? hahahah :D
BalasHapusKarma itu sepertinya cewek, mas haaaaa
Hapus