Lagi-lagi Sariman bikin ulah. Kalau
bulan kemarin aku pernah menceritakan dosa-dosa Sariman saat melakukan
pembalasan dengan kami berhubungan dengan perut/makanan. Kali ini Sariman
kembali bikin ulah. Sebenarnya Sariman ini jenius sih, hanya saja kejeniusannya
tidak bisa dimaksimalkan. Alhasil dia sering merasa teraniaya oleh teman-teman
kos. Walau aku tak menampik kata “menganiaya” Sariman, tapi ya mau gimana lagi.
Sariman kan paling kangen dikerjai sama anak kos
.
“Karma pasti berlaku, bang. Tunggu pembalasanku (selanjutnya),” Itulah kalimat yang sering Sariman
ucapkan ke kami. Kami pun hanya menanggapi ancaman Sariman layaknya kentut,
baunya sesaat saja, setela itu hilang terbawa angin. Namun tidak dengan
Sariman, dia selalu mempunyai rencana yang kadang tidak kami ketahui. Raut
wajah antara polos dan pura-pura lugu pun kadang kami lupakan.
Ilustrasi: Ini pembalasanku!! (gambar: http://izismile.com/) |
Pernah suatu malam kami kelaparan,
dan sepeda motor dipakai Sariman keluar. Kami pun berinisiatif mengirimkan
pesan ke Sariman untuk dibelikan makanan saat dia pulang. Dia pergi sejak sore,
ini artinya waktu tengah malam adalah saat dia balik kandang kos.
“Man, belikan kami empat bungkus nasi Ayam, ya. Nanti uangnya aku ganti,” Kukirim ke Sariman.
Tak lama kemudian, dia membalas. “Sori bang, tulisan pesanmu ngeblur. Nggak
bisa terbaca,” Jawabnya ditambah ikon jawah sedang tertawa.
Kuabaikan jawaban Sariman, mungkin
dia sedang ingin bercanda. Mana mungkin kirim pesan WA kok tulisannya ngeblur,
nggak terbaca. Kecuali kalau Sariman tidak bisa baca, baru aku nggak perlu
kirim pesan. Selang setengah jam, Sariman pun datang.
“Mana nasi kami, Man?” Todongku.
“Kan aku bilang, Bang. Tulisannya ngeblur, nggak terbaca. Mungkin karena
efek uangku habis,”
Jawabnya tertawa tanpa dosa.
“Behgggghhhh!!”
Pengen rasanya kami mutilasi itu anak.
*****
Cerita pembalasan Sariman pun
berlangsung beberapa minggu kemudian. Kali ini Tambor kebingungan motornya
dipakai Sariman. Sementara pagi ini dia harus berangkat ke kampus. Melihat
motor tidak digarasi, dan dari dinihari dipakai Sariman ke Warnet buat download
film. Tambor pun menelpon ke Sariman.
“Woe, Man. Cepat balik, motor mau aku pakai kuliah pagi.”
“Sori bang, suaramu nggak kedengeran, speakerku rusak,” Jawab Sariman lalu dimatikan
teleponnya.
Mendengar jawaban Sariman, Tambor pun
menulis pesan di WA. Tak lama kemudian, Sariman membalas pesan.
“Sori bang, nggak bisa balas pesanmu. Pulsaku habis,” Jawab Sariman via WA.
Jawaban tersebut membuat Tambor mencak-mencak. Kami yang pagi itu duduk
santai di depan kamar Mius tak bisa menahan tawa membaca jawaban Sariman. Kejam
banget kau, Man. Balas pesan kok bilang nggak ada pulsa.
*****
Itulah sedikit dosa-dosa pembalasan
dari Sariman ke kami. Bisa dibayangkan siapa sebenarnya Sariman. Sosok yang menyamar menjadi anak kos
sok lugu, padahal kalau membalas, balasannya jauh lebih kejam ke kami. Ada ide
dari kalian bagaimana caram membalas dendam ke Sariman? Aku dan anak kos siap
menampung ide tersebut. Tunggu pembalasan
dari kami, Man!!
Baca juga cerita lainnya
Baru tau mas, Sariman ilustrasi seperti The Simpson wakakakak... Gak ada pulsa tapi jawab WA, ya pake WA aja napa... bener bener tuh sariman.
BalasHapusAku sendiri bingung kalau liat tingkah Sariman :-(
Hapushahaha
BalasHapusHeeeee
Hapusterimakasih kepada Sariman yang telah juga membalaskan sakit hatiku pada dia yang telah menghianatiku hehe
BalasHapusSepertinya sedang kongkalikong dengan Sariman :-D
HapusNanti kalau sariman pulang ke kosan jangan bukakan pintu saja mas biarkan dia tidur diluar mungkin itu pembalasan yang sangat BIASAAAA :D
BalasHapusSariman punya banyak kamar *nginap di kamar teman :-D
Hapusrupanya sariman butuh agen pulsa. sariman masih saudaraan sama sarimie yak
BalasHapusDia juga butuh agen cinta :-D
Hapushahaha, asyik tuh gayanya sariman, kerjain terus tuh temen2 mu, termasuk mas nasir :)
BalasHapusntar kalo sariman butuh pinjem motor lagi, suruh aja ke rental atau panggil gojek
Pinjam motor teman itu biar gratis hahahhahah, :-D
HapusWah mantap juga ceritanya!
BalasHapusMakasih, mas. Latihan bikin cerita pendek :-)
Hapus