Puas rasanya berkeliling di Museum Angkot, lalu berhenti sejenak melepas lelah di Pasar Apung; aku pun melanjutkan perjalanan masuk ke dalam Museum Topeng. Hujan rintik menemaniku memasuki sebuah gerbang bertuliskan “Museum d’topeng Kingdom”.
Keriuhan orang di dalam pun tak terlelakkan, aku menyusuri stand-stand cinderamata berbagai jenis. Tanpa memperhatikan plang anak panah tanda masuk museum, aku asal melangkahkan kaki menuju lorong sebelah kiri. Alhasil, tulisan “Exit” pun terpampang jelas di depanku.
Masuk ke dalam Museum Topeng di area Museum Angkot, Malan |
“Lah pintu masuk museumnya mana, Mbak?” Tanyaku kepalang basah seraya mencari-cari plang arah jalan.
“Mas balik lagi, nanti masuknya belok kanan mas. Kalau dari sini lurus terus ya. Ini pintu keluar,” Jawab mbak-mbak petugas seraya tersenyum. Senyuman penuh makna, antara geli melihatku salah jalan atau karena melihat polahku kayak anak ayam kehilangan induk semang.
Bergegas aku memutar balik arah jalan, keriuhan para penjual menawarkan dagangannya pun seakan-akan tak kudengar. Benar saja, di depan tertulis sebuah plang tanda masuk ke dalam museum. Sebuah pintu kecil bertutupkan gorden terbuka, ruangan sedikit lebih kecil penuh sekat tepat di depanku. Ada banyak topeng yang terpajang di dalamnya. Juga tidak lupa beberapa patung ukiran di sana.
Bergegas aku mengambil kamera dan membidik, di sini banyak topeng berbagai jenis dan bentuk yang dapat kita lihat. Sekilas topengnya lucu-lucu, tapi ada juga beberapa topeng yang menurutku agak menakutkan. Namun sayang jika aku lewatkan begitu saja.
Berbagai koleksi dalam museum d'topeng |
Tidak hanya topeng saja di dalamnya. Ada banyak juga peninggalan seperti periuk, perhiasan dan lainnya. Jika sekilas aku lihat, isi museum ini hampir sama dengan apa yang aku lihat di Museum Sonobudoyo. Hanya saja, di Museum Sonobudoyo lebih luas dan lebih variatif koleksinya.
Di sini juga ada kain tenun dari berbagai propinsi, juga tidak ketinggalan patung-patung seperti punya orang suku Dayak, maupun suku di Papua. Tidak ketinggalan juga sebuah kepala barongan, kepala kerbau terbuat dari kayu, dan banyak lagi patung lainnya. Ada juga naskah kuno yang bertuliskan Arab Pegon dengan gambar pewayangan.
Berbagai koleksi dalam museum d'topeng |
Ada naskah kuno juga di sini |
Ruangan di museum ini tidaklah luas, hanya memanjang penuh sekatan. Setiap sekat pun jalan masuknya tidak lebar. Walau begitu banyak juga yang masuk ke sini. Bisa jadi mereka yang masuk sepertiku, membeli tiket terusan dari Museum Angkot. Di sini ada ruangan yang menurutku paling luas.
Di dinding berjejeran macam topeng yang terpajang. Sebagian besar pun ada keterangan di bagian bawah topeng. Tepat di bawahnya sebuah kursi panjang berjejer di tembok.
Deretan koleksi topeng |
Lantunan lagu terdengar kencang dari dalam museum ini. Ternyata para musisi yang notabene-nya orang-orang sudah tua berkumpul menjadi satu. Lantunan lagu satu demi satu terdendangkan. Aku berhenti sejenak menikmati lagunya. Suara serak sedikit parau terdengar di telingaku.
Sesekali aku mengabadikan beliau, kemudian mengeluarkan uang lembaran dan menaruhnya pada tempat uang yang terbuat dari kaca di dalamnya. Di dalam tersebut sudah banyak uang lembaran yang diisikan. Aku menikmati dua buah lagu di sini, kemudian beranjak menuju pintu keluar.
Mendengarkan lantunan lagu di dalam museum |
“Mau foto pakai topeng, mas? Silakan pilih pakai topeng mana?” Ujar Mbak penjaga menawariku.
Berbagai jenis topeng yang dapat kita gunakan berfoto terkait di tembok. Rupanya setiap pengunjung baik perempuan atau pun laki-laki disediakan beberapa topeng untuk berfoto di sini.
“Kameraku mati, mbak. Gawai juga mati, pengen sih foto. Bayarnya berapa?” Tanyaku tertarik.
“Gratis, mas. Mungkin bisa pakai kamera gawai temannya?” Usul mbak penjaga.
Bergegas aku mencari rombonganku yang masuk ke sini. Ada salah satu teman yang masuk dan dia membawa gawai. Aku pun meminta mengabadikanku seraya memegang topeng. Yap, akhirnya aku berhasil juga mengabadikan diri dengan topeng.
Halo Topeng :-D |
Tak lupa kuucapkan terima kasih pada teman rombongan yang akhirnya mengirimi file fotoku via WA. Aku pun mengucapkan terima kasih pada Mbak penjaga pintu keluar museum karena menawariku berfoto dengan topeng. Selesai itu, aku keluar menuju pintu keluar dan meninggalkan Museum Topeng Batu, Malang.
Ya, walau museum ini tidak luas, namum koleksi topeng-topengnya pun tidak sedikit. Ada banyak topeng yang dipajang di sini, dan tentunya kita pun bisa berfoto dengan topeng dengan latar belakang tulisan Museum D’Topeng Kingdom. *Kunjungan ke Museum D’Topeng Kingdom Batu Malang (Kawasan Museum Angkot) ini pada hari Minggu, 27 Desember 2015.
Hahaha,,, mas Sitam berarti cukup menghibur mas, la salah jalan malah ditertawain,,, itu bukan senyum geli mas, tapi senyum mempesona.... Wah, tempat - tempat seperti ini mas yang aku suka,,, keren :-) sementara lihat di Museum Sonobudoyo dulu ah, hehehe
BalasHapusBenar mas, biasa kadang khilaf masuk arah yang salah :-D
HapusItu pas difoto lagi pake topeng y mas? Hahahaha
BalasHapusAda topeng pahlawan bertopengnya idola shincan g mas?
Ada juga topengmu kok kayaknya di sana...
Hapuswaah keren.. aku aja yang dari malang belum pernah kesini ^^
BalasHapusKamu kan sring menghilang dari Malang :-D
Hapusuntung masih ada kamera rombongan yang gak low bat, ya :D
BalasHapusIya mbak, padahal di tasku ada kamera pocket, tapi aku lupa :-D
HapusWah tempat kaya gini yang saya paling kunjungi memang muantappp ya kota malang.
BalasHapusSekalian masuk Museum Angkot :-D
Hapusfoto topeng Anonymous gak ada yah disana mas :D
BalasHapusNah itu aku nggak ngelihat :-D
Hapuswah ternyata di Malang ada museum topeng segala ya mas baru tahu hehe thanks mas infonya mantap
BalasHapusIya, mas. Ini masih satu tempat dengan Museum Angkot
HapusWaktu ke Museum Angkut aku nggak masuk ke sini soalnya rombongan uda rempong mau cabut hahaha
BalasHapusPadahal tempatnya luas banget hehehehhe :D
Hapusbanyak sekali macam-macam topeng yang ada disana, tempatnya juga luas..
BalasHapusBenar banget..
Hapus