“Kopi selalu membawa kita pada memori
panjang yang ingin terus kita ceritakan kala berkumpul dengan teman. Kopi juga
bisa menjadi teman yang setia saat kita sedang larut menikmati kesibukan tanpa
batas. Kopi pun bisa menjadi penghangat diri kita, jika kita sedang merasakan
hawa dingin; bahkan kopi dapat mengusir rasa kantuk di waktu kita ingin
bergadang. Dan kopi bisa menjadi penemu ide dalam menuangkan tiap huruf pada
tulisan kita.”
Deretan Gelas di Angkringan Kopi Kopdar Jogja |
Lalu-lalang
kendaraan sakan-akan tak ada habisnya diruas jalan Sudirman, Jogja. Jalan yang mengantarkan
para pengguna sampai pada pusat kota Jogja. Tepat di tengah-tengah jalan
nantinya berdiri gagah tugu yang tiap waktu dibanjiri para pengunjung. Tak
hanya mereka yang memang asli dan tinggal di Jogja, tapi juga bagi mereka yang
hanya dalam hitungan hari berada di Jogja. Tugu Jogja menjadi saksi jika pada
saat dinihari pun di sana tetap ramai dan tak pernah berhenti bidikan kamera
mengarah pada tugu tersebut. Kalaupun bukan kamera DSLR/Mirroless, kilatan dari
kamera smartphone atau kamera action
dengan gagang tongsis.
Tak jauh
dari Tugu Jogja, terdapat deretan gerobak yang menjajakan banyak jenis makanan.
Bahkan tempat yang dulunya hanya ruang kosong pun sudah banyak digunakan untuk
berjualan. Mereka hampir semua menjajakan Kopi Joss, Gudeg, atau malah
Angkringan. Namun hanya sepelemparan batu saja di timur Tugu Jogja, sederet
dengan arah Halte terdapat sebuah gerobak yang menjajakan menu berbeda. Di
sini, seorang lelaki tanggung berkaca mata dan sangat ramah sedang sibuk
meracik kopi. Di depannya memang ada bungkusan nasi. Tapi yang mencolok berbeda
adalah di sana terdapat berbagai jenis kopi siap digiling lengkap beserta mesin
penggiling untuk disajikan untuk mereka yang datang. Ini adalah Angkringan Kopi
Darat Jogja, atau yang lebih simpel disebut dengan Angkringan Kopdar. Alamat
jelasnya adalah Jalan Sudirman no 18. Hanya beberapa meter saja dari Tugu Jogja
(Timur Tugu Jogja).
Angkringan Kopdar kala malam hari |
“Pesan kopi apa, mas?” Tanya
seorang pemuda dengan ramah.
“Kopi Papua satu mas,” Jawabku
seraya duduk.
Tanpa
menunggu waktu lama, pemuda ini mulai menyiapkan cangkir dan mengambil kopi
yang sudah tersedia. Ketika dia sedang sibuk meracik kopi, aku meminta ijin
mengabadikan tiap momen yang menurutku pas. Mas Gilang, dialah sosok pemuda
pemilik Angkringan Kopi Darat (Angkringan Kopdar). Pemuda yang lahir di Klaten
ini sudah terampil meracik kopi yang kupesan. Tak hanya aku, ada empat orang
lain yang juga sedang menunggu kopi pesanannya. Angkringan Kopdar berdiri sejak
15 April 2014, dan dari awal memang sudah ada di timur Tugu Jogja. Aku sendiri
tahu tempat ini sekitar tahun 2015 awal, ketika itu ada teman yang mengatakan
kalau di sekitar tugu ada tempat kopi yang unik. Memang unik karena konsepnya
tidak seperti kafe tapi lebih mirip angkirngan. Hanya dengan gerobak mas Gilang
merintis usaha ini. Aku juga dikenalkan mas Gilang dengan temannya yang juga
merintis kopi di area Mirota Kampus. Semoga ada waktu untuk menyambanginya.
Mas Gilang mulai meracik kopi pesanan pengunjung |
“Ada kopi apa saja di sini mas?” Tanyaku
seraya memperhatikan mas Gilang meracik kopi.
“Pada dasarnya di sini saya menyediakan kopi
dari lokal, mas. Kopi Gayo, Papua, dan Bali. Kadang juga selingan antara kopi
dari Jatim atau kopi dari Jabar. Kalau sekarang ini yang tersedia kopi Garut.”
Kulihat
seksama beberapa jenis kopi yang ada di sini. Di sini ada Arabica dan Robusta.
Mas Galang lebih suka menyebutkan nama-nama lokasi kopi itu berasal, ya seperti
jenis kopi dari dataran tinggi Gayo (Aceh) ataupun Kopi Bali. Kopi-kopi yang
musiman (tak selalu ada) juga bervariasi; dalam sebulan sekali minimal ada juga
Kopi Ethiopia atau Africa. Katanya beberapa hari yang lalu juga tersedia kopi
dari Enrekang.
Tak
berapa lama kopi yang diracik pun sudah ada yang jadi. Mas Gilang cukup cekatan
melayani kami. Dan satu hal nilai plusnya Mas Gilang adalah beliau sangat cepat
akrab dengan pengunjung seperti aku. Tiga pengunjung lainnya adalah pengunjung
tetap yang sudah sering kali ke sini. Sementara aku baru kali pertama ke sini.
Para pecinta kopi asyik menunggu pesanannya |
Segelas
Kopi Papua sudah ada di depanku. Kopi ini rasanya memang nikmat bagi
pecintanya. Aku sendiri dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai bisa
menikmati kopi. Selang berapa waktu datang lagi dua orang yang menghampiri
Angkringan Kopdar. Dipesannya dua kopi Gayo. Di Aku yang mulanya duduk dikursi
angkringan beranjak ke bawah. Akhirnya duduk dilesehan yang sudah disediakan
mas Gilang. Di sini aku duduk dengan dua pemuda yang tadi sedang memesan kopi
Gayo.
Nyatanya
dua pemuda ini juga baru kali pertama singgah di tempat ini. Mereka mendapatkan
informasi mengenai kopi ini dari temannya sudah terlebih dulu datang menikmati
kopi di Angkringan Kopdar. Kedua pemuda ini adalah mahasiswa dari kampus ISI
yang berasal dari Padang.
“Kalau aku semua kopi suka, bang. Entah itu
kopi yang sudah dikemas atau kopi hitam seperti ini,” Ujar
salah satu dari kedua pemuda tersebut.
Obrolan
kami cukup panjang, tak terasa kopi yang ada di gelas sudah mulai tandas.
Semakin malam, lokasi Angkringan Kopdar ini makin ramai. Waktu aku di sini,
hampir di dua lesehan timur dan barak angkringan terisi oleh pengunjung. ada
sekitar 15 orang yang menikmati kopi ala angkringan ini. Menurut mas Gilang,
dalam semalam bisa sampai 50 pengunjung, rata-rata permalam itu sekitar 30an
pengunjung. Yang aku suka di sini adalah angkringan ini cahayanya hanya temaram
saja. Sehingga kita tak dapat terlihat jelas oleh pengguna jalan yang
berlalu-lalang.
Menikmati kopi ala Angkringan Kopdar Jogja |
Ada yang
menarik kulihat pada tulisan goodie bag yang acapkali dipakai mas Gilang.
Bahkan secara khusus mas Gilang memintaku untuk mengabadikan tulisan yang ada
di goodie bag-nya. Tulisan itu cukup simpel; “Gue Nggak Pernah Serius Soal
KOPI”. Aku yakin ini pesan tersirat yang ingin mas Gilang sampaikan. Unik juga
tulisannya mas.
Tak
terasa akhirnya aku harus meninggalkan Angkringan Kopi Darat ini. menyusuri
jalan Jogja dengan sepeda, dan tak lupa memposting salah satu foto disosmed.
Alhasil banyak teman yang tertarik mengunjunginya. Bagi kalian yang ingin
berkunjung ke sini, lebih baik habis magriban (kata Mas Gilang). Pastikan juga
Angkringan Kopdar ini buka, karena beberapa hari lalu aku lewat tutup. Menurut
info awal puasa akan tutup sebentar. Untuk hari biasa last order pukul 00.00 WIB, tapi waktu puasa katanya akan lebih lama
serambi nunggu sahur.
Gue Nggak Pernah Serius Soal KOPI” |
Oya,
beberapa waktu yang lalu Angkringan Kopdar pernah diliput acara Viva Barista
salah satu televisi swasta Indonesia. Untuk pergelas kopi di sini harganya
Rp.10.000an, cukup murah bagi pecinta kopi. Ups tambahan; ternyata
teman-temanku di Sosmed sudah banyak banget yang kenal sama mas Gilang, ada
teman yang sudah melanglang ke Luar Negeri katanya kangen ke tempat ini lagi.
Bahkan ada yang tanya ke aku apakah rambut mas Gilang sudah pendek? Padahal
kemarin sih masih panjang. Semoga Angkringan Kopdar ini menjadi lebih ramai dan
terus dapat memberikan suguhan bagi para pecinta kopi di Jogja. *Menikmati Pahitnya Kopi di Angkringan Kopi
Darat Jogja pada hari Kamis; 02 Juni 2016.
Baca
juga kuliner lainnya
Di bandung juga banyak angkringan kaya gini. Dan uniknya, 80% yang jaga angkringan itu orang Jawa Tengah, khususnya jogja dan solo.
BalasHapusAku baca banyak tulisan teman tentang kedai kopi di Bandung, bikin ngiler heheheheh
HapusSeru ngumpul bareng dengan teman-teman di angkringan seperti kopi darat Jogja ini. Ngobrol ngalor ngidul sambil menghirup kopi yang enak dengan aroma yang harum. kangen dengan suasana seperti ini :)
BalasHapusBenar mbak, itu yang bikin kita bisa menikmati kopi :-D
HapusAngkringan Kopdar milik Mas Gilang ini sepertinya pernah muncul di acara tipi yang meliput demam AADC2. Pelarian media yang kecelek mlipir Klinik sepertinya hehe. Serulah ini Angkringan Kopdar apalagi ditemani pemandangan jalan ramai khas Yogya. :-)
BalasHapusPas liputan sebenarnya barengan mas. Setelah dari tempatnya mas Pepeng, dia ke sini :-D
Hapuskeren mas. Jarang ada angkringan yang menyajikan kopi fresh langsung giling begini.
BalasHapusbiasanya malah sachetan
:(
Konsep yang berbeda seperti ini membuat pengunjung makin bisa menikmati :-D
HapusKangen jogja :(
BalasHapusKode buat balik Jogja mbak :-D
HapusAku bukan penikmat kopi, jadi aku ngak bisa bercerita saat kumpul #LaluNangisKejer
BalasHapusHaaaaa, kalau kumpul pas makan kan yang diceritakan kelezatannya om
HapusAsik juga kumpul teman di angkringan sambil ngopi. Yogyakarta kalo malam emang menggiurkan.
BalasHapusJogja kalau mala banyak tempat yang bisa dikunjungi
HapusWalau tak begitu suka kopi, tapi kalo ngangkring gitu ngopi juga oke.. Mantap mas....
BalasHapusBiar suasananya berbeda, jadi seru :-D
HapusDi Jogja mulai banyak kedai kopi dengan konsep Angkringan kayaknya ya Mas, dulu waktu ke Jogja dengan anak Istri, saya sempet nyoba ngopi di Tamsis depan LP..murah juga kok..
BalasHapusKalo itu mungkin Kongkalikong namanya hehehhehehe. Iya banyak banget di Jogja :-D
Hapuseh belum pernah kesini nih aku , kok kaya menarik yaaaaa hahaha adahal dkt dari tempatku, kapan kapan lah ntar aku mampir
BalasHapusKadang yang dekat itu terlupakan hahahahahhh
Hapussuasana ngopi dan kopinya mas Gilang iki dapet banget. Jogja banget.. :D
BalasHapusKarena angkringan selalu mempunyai ciri khas tersendiri mas :-D
HapusKamu gak ngajak ngajak aku ke situ, oom
BalasHapusIni juga dadakan mbak ahhahahhaha
HapusTulisan di gudie bagnya 'nyeni' banget xixiixix
BalasHapusBtw mas, klo inget kopi jogja aku inget film aadc deh
Hmmmm ini buat para bujang bujang nih pada begadangan ngupi ngupi
Haaa karena AADC2 Jogja makin tambah dikenang :-D
Hapusala - ala kaki lima tapi begitu lihat tata cara sajian kopinya seperti di kafe2 ternama, penasaran sama rasanya :)
BalasHapusDi sini mas Gilang meracik sendiri mas. Dijamin bakalan nggak nyesel kalau ke sini :-D
HapusDan aku cuma bisa mengelus-ngelus perut yang jika dimasukan kopi langsung mencret
BalasHapusHeee, kalau tidak terbiasa jangan dipaksakan mas :-D
Hapusjogja malam hari adalah menggiurkan, sialnya aku justru ga punya teman utk kelayapan malam...
BalasHapusKelayapan sendirian aja mbak :-D
Hapushahahaha...malah leluasa yaa
HapusBenar mbak hahhahahha
HapusWah boleh ni nanty ke situ kalo pas lagi mampir ke jogja hehe
BalasHapusBisa dikunjungi hehhehehhe
Hapuswah para pecinta kopi bakalan nyerbu laris nih mas hehe
BalasHapusSudah mulai banyak yang ke sini mas hehhehehhe
HapusSemua informasi yang di sajikan sangat menarik, saran dari kami postingannya lebih diperbanyak lagi, terima kasih..
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya..
Hapusnah ini nih yang belum ada di lombok, angkringan dengan kopi giling manual..
BalasHapusada nya angkringan yg jual nasi kucing dan kopi sachet,
sedangkan kopi giling gitu baru ada di cafe cafe
Di Jogja sekarang lagi menggeliat bikin kedai kopi seperti ini mas. Sepertinya bakal kayak di bandung :-)
Hapusmungkin tahun depan baru populer di Lombok, heuheuheu
HapusSemoga mulai mneggeliat kopi di sana, mas :-)
HapusNuansa nongkrong dengan aroma kopi kental yang maknyus di Yogya yang selalu membuat kangen.
BalasHapusKapan main ke Jogja lagi kang? :-D
HapusAngkringan + kopi manual brew itu emang terbaik! Nanti kalo ke Jogja ajak gue kesini kek
BalasHapusSiapp hahahaha, kalo ke Jogja kabar-kabar aja mas :-D
Hapusmakasih mas infonya, nanti kalo ke jogja lagi aku mau icip kopi kopdar ini juga soalnya setelah nonton film AADC 2 jd pengen ke jogja dan nongkrong di klinik cafe tempat rangga dan cinta ngopi bareng ah kayaknya di jogja banyak tempat ngopi cakep nih
BalasHapusHeee, ayo main ke Jogjambak. Ntar kami sambut deh heheheh. Iya di Jogja mulai menggeliat kedai kopi mbak.
Hapuswaw murah bgt dan udah standar ala barista lagi
BalasHapusIya mas, di Jogja emang banyak kedai kopi seharga ini dan nikmat :-D
HapusMas Nasirullah hoby ngopi juga ya ... ??? kalau saya hobi juga sich , tapi kopinya diseduhkan sama buatan istri ... lebih nikmat ...:)
BalasHapusHehehhe, itu malah lebih nikmat mas :-)
HapusSaya baru tahu kalo ada kopi Papua, jadi kepengen mampir kalo lagi di Jogja,,,
BalasHapusKebetulan saya seorang kopi lovers, jadi penasaran gimana rasa kopi Papuanya...
Di Jogja banyak kedai kopi dan ada banyak jenis kopi yang bisa dinikmati :-)
Hapus