Suasana di Pasar Papringan Temanggung yang sangat ramai |
Jika ditanya teman kenapa aku ngebet sekali ingin ke Temanggung bulan lalu, jawabanku pasti karena aku ingin mengunjungi Pasar Papringan yang bertempat di Caruban, Kandangan, Temanggung. Pasar tiban yang hanya ada tiap Minggu Wage ini menyita perhatian banyak orang.
Bagaimana tidak, pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Pak Ganjar Pranowo, Pasar Papringan ini langsung menyita perhatian banyak orang, termasuk aku. Jika diruntut, minggu wage itu selalu ada setiap 35 hari. Ini artinya, 35 hari ke depan adalah hari minggu dan pastinya wetonnya juga Wage.
Pagi benar, sudah bangun dan menikmati pagi hari di temanggung. Kabut tebal menyapaku sehingga terasa sedikit lebih dingin. Charis mengagendakan jika nanti pukul 09.00 WIB kami akan mengunjungi Pasar Papringan. Tepat pukul 09.00 WIB, kami menyusuri jalan Ngadirejo – Kandangan.
Melewati Kantor Kecamatan Kandangan, lalu tepat di depan sebuah SMA kami belok ke kanan. Sudah ada plang petunjuk arak menuju TKP. Hebat sekali, kita tidak bakalan tersesat jika mengunjunginya, setiap tikungan ada plang arah yang terbuat dari anyaman bambu.
Antusias warga sangat meriah di Pasar Papringan Temanggung |
Jalan menuju Pasar Papringan ini mulai tersendat. Jalan yang tak besar meriah penuh umbul-umbul dan banyak juga orang berjalan. Aku dan Charis bergegas mencari area parkir. Parkiran di belakang rumah warga, dan di bawah rimbun Bambu juga.
Di sini warga setempat mengelola dengan baik, dan membagi tugas masing-masing. Belum saja masuk, lahan yang hanya selebar lapangan bola ini sudah disesaki warga dan pengunjung berbaur menjadi satu.
Beragam kerajinan, kuliner, dan banyak lagi hal yang ada di sini. Menurut salah satu panitia yang bertugas, yang mengkonsep pasar Papringan adalah Pak Singgih S. Kartono. Aku pernah mendengar nama beliau sebagai pembuat sepeda bambu. Berikut aku ulas sedikit apa yang akan kalian temukan saat berkunjung ke Pasar Papringan, Kandangan, Temanggung.
Mengunjungi Pasar Papringan Temanggung, hal yang paling terlihat beda adalah uang pembayaran yang digunakan. Setiap pengunjung yang ingin berbelanja di sini wajib menukarkan uangnya dengan uang khusus untuk pembayaran.
Uang tersebut terbuat dari kayu (kalau tidak salah kayu sengon) yang berlambang sepasang tunas bambu beserta nominalnya. Nominalnya dimulai dari 1 Pring sampai 50 Pring. Dengan ketentuan, 1 Pring itu artinya Rp. 1.000.
Ini uang unik dari Pasar Papringan Temanggung, namanya Pring |
Aku sengaja memilih berbagai nominal uang. Menukarkan uang Rp. 20.000 dengan 2 keping 5 Pring dan 10 keping 1 Pring. Ada banyak titik yang menyediakan penukaran uang tersebut. Jika stok penukaran tinggal sedikit, nanti tiap panitia mengunjungi stand-stand dan mengambil uang pring tersebut dengan mencatat berapa pring dari tiap stand. Sengaja tidak kuhabiskan seluruhnya, aku menyisakan 1 Pring untuk kenang-kenangan di rumah.
Kain Batik Temanggung bermotif Tembakau
“Kainnya mas, mbak! Ini Batiknya bagus loh!”
Suara perempuan di salah satu stand menawarkan barang jualannya. Aku tersenyum sembari melihat-lihat kainnya. Ada banyak batik yang dijual, salah satunya adalah batik yang bermotif Tembakau. Ya, Temanggung memang terkenal dengan Tembakaunya, jadi kain batik di sini pun dibuat dengan motif Tembakau.
Kain-kain tersebut ternyata menarik perhatian para perempuan. Ada banyak perempuan yang sekedar melihat bahkan sampai sudah tawar-menawar. Ada yang minat beli batik bermotif Tembakau?
Kainnya menggoda banget untuk dibeli |
Sepeda Bambu dan Berbagai Radio Terbuat dari Kayu
Pernah mempunyai radio yang terbuat dari Kayu? Bagi kalian yang pecinta radio tentu sudah tahu jika Temanggung, khususnya di Kandangan sudah sangat kondang dengan pembuatan Radio kayu. Bahkan radio-radio tersebut sudah banyak diekspor ke Luar Negeri.
Aku mengetahui jika Radio Kayu dari Temanggung banyak dicari dari teman. Tahun 2010, seorang dari Jepang kenalan temanku rela ke Indonesia hanya ingin membeli Radio Kayu. Dan dia bilang kalau tempat pembuatan radio tersebut ada di Temanggung.
Berbagai barang elektronik berbahan dasar kayu |
Ternyata tidak hanya Radio, akupun terpaku dengan sepeda bambu yang dibuat oleh bapak Singgih S. Kartono. Frame sepeda terbuat dari Bambu ini menarik perhatianku. Tahun lalu, jika tidak salah awal 2015, Sepeda Bambu seperti ini pernah dipakai oleh pemiliknya ke Jogja. Sebagai pecinta sepeda dan mempunyai sepeda, tentu aku sangat berminat memiliki sepeda bambu.
Untuk membeli sepeda bambu, butuh uang tak sedikit. Jadi sementara cukup mengabadikan sepedanya saja, siapa tahu nantinya bisa memiliki sebuah sepeda bambu. Selain sepeda dan radio, masih ada barang-baranag lain seperti jam yang terbuat dari kayu.
Sepedanya menggoda banget loh |
Berbagai Hasil Kebun/Pertanian
Di Pasar Papringan ini banyak penjual yang menjual hasil bumi. Ada Singkong, Pisang, dan banyak lagi lainnya. Di sini kita bisa menawar hasil kebun tersebut. Siapa tahu bisa dapat pisang dengan harga yang cukup murah.
Oya, selain di Pasar Papringan, Temanggung juga mempunyai event menarik tiap tahunnya untuk hasil bumi. Biasanya hasil bumi se Jawa Tengah dipusatkan saat Soropadan Expo.
Pisang hasil tani banyak dijual di sini |
Duh itu pisangnya enak banget kalau digoreng ditambah dengan tepung tipis. Berbagai jenis pisang terjejer rapi dan dijaga pemiliknya.
“Ayo mas pisangnya, murah loh.”
Ubo Rampe dan Lauk Unik
Jenis lauk dan ubo rampe seperti ini yang sulit ditemukan di pasar modern. Bahkan pasar tradisional sekalipun kadang susah ditemukan. Bagaimana tidak, di Pasar Papringan ini aku bisa melhat berbagai jenis kemasan lauk unik yang jarang kulihat.
Siapa yang pernah melihat Geritan, Gono Mentah (Entah jenis apa itu). Atau menjual hasil tani yang berupa bahan-bahan membuat sambal yang dijual menjadi satu. Seperti salah satu stand yang dijaga ibu-ibu ini menjual mentahan bahan untuk sambal yang dibungkus dengan daun pisang.
Tempe Benguk pun bisa kita beli dengan mudah |
Pernah mencicipi Tempe Benguk? Atau malah baru mendengar nama lauk tersebut? Tempe ini terbuat dari kacang Koro dan bentuknya hampir sama dengan tempe yang terbuat dari kacang kedelai namun lebih besar. Siapa tahu penasaran dengan rasa tempe benguk? Bisa kalian ke sini dan membelinya.
Kuliner Enak dan Murah
Berkunjung ke Pasar Papringan itu wajib mencicipi kulinernya. Ada banyak kuliner yang bisa kalian nikmati. Mumpung aku belum sarapan, dan memang sudah merencanakan untuk sarapan di sini. Jadi semangat sekali berkeliling berburu makanan untuk sarapan. Hampir setiap makanan di sini penuh disesaki pembeli. Aku bisa melihat bagaimana stand soto yang tak henti-hentinya dipenuhi pembeli.
Bubur Ayam Kampung, salah satu kuliner asyik untuk sarapan |
Selain Soto, masih ada jenis kuliner yan pas untuk sarapan. Aku memilih Bubur Ayam khas kampung. Di sini mangkuknya nggak mau kalah sama Soto Bathok yang ada di Jogja terbuat dari Batok Kelapa. Makan Bubur ayam pun mangkuknya terbuat dari batok kelapa. Sudah enak, murah lagi. Menikmati Bubur Ayam di sini cuma seharga 5 Pring. Itu artinya satu mangkuk harganya Rp. 5.000 saja.
Jajanan Pasarnya Lengkap
Pecinta jajanan pasar semacam Klepon, Cenil, Gethuk dan lainnya jangan khawatir. Jajanan seperti itu sangat mudah ditemukan selama berlangsungnya Pasar Papringan, Temanggung. Aku berkeliling dan mencoba mencicipi setiap makanan. Bahkan dari penjualnya kita boleh mencicipi sebelum membeli.
Tuh kan, aku jadi semangat banget. Akhirnya kubeli seporsi Gethuk yang manis. Harganya murah banget, hanya 1 Pring saja. Padahal irisannya besar banget loh. Gimana nggak semangat ke sini kalau seperti itu.
Jajanan pasar tak luput dari serbuan para pengunjung pasar papringan |
Kuliner Rujak Juga Ada di Sini
Kalau dipikir di sini hanya ada Pecel, Soto, Bubur Ayam, dan jajanan pasar saja itu suatu kesalahan. Ada juga rujak dan kuliner yang terbuat dari buah. Itu mbak-mbak sedang sibuk merancik bumbu kacang dengan berbagai potongan timun serta buah lainnya yang disatukan dan dilumuri bumbu kacang pedas. Duh jadi pengen beli rujaknya, apalagi kalau ada mangga, jambu air dan lainnya.
Ada yang tahu nama kuliner seger satu ini? |
Minumannya Beragam
Sudah kenyang dan puas berburu makanan, waktunya mencari minuman yang bisa membuat badan lebih hangat. Jangan salah di sini minumannya pun tak kalah banyak. Seorang barista di salah satu stand malah sudah sibuk banget banyak yang antri minta dibuatkan kopi.
Harganya dimulai dari 8 Pring. Aku sebenarnya minat banget pengen minum kopi, tapi lihat antri kuponnya banyak, jadi kuurungkan. Aku mencari minuman lainnya.
Baristanya dikerumuni mbak-mbak cantik |
Tidak usah jauh-jauh beranjak. Di pasar ini setiap stand sudah diatur sedemikian rupa. Tempat minuman pun berjejer jadi satu. Aku akhirnya memilih minuman susu jahe plus daun sereh. Harganya hanya 2 Pring saja. Sudah hangat, jahenya terasa,dan sensasi daun serehnya juga pas. Murah banget dan langsung kuseduh sampai selesai.
Ini minuman yang aku pilih. Susu + Jahe + Daun Sereh |
Pentas Seni Budaya Wajib Ada
Gemuruh suara gong dipukul terdengar kencang. Berangsur-angsur halaman samping rumah warga yang masih di area pasar Papringan menjadi ramai. Pentas seni Kuda Lumping pun tersajikan. Aku terakhir melihat Kuda Lumping tahun 2006 langsung ikut melihat.
Anak-anak kampung di sini diberdayakan untuk menghibur para pengunjung Pasar Papringan. Benar-benar bagus sekali, semua yang dilibatkan adalah orang kampung sini sendiri. Ya, walau tidak sampai ada yang kesurupan, tapi sangat menyenangkan bisa melihat pentas seni Kuda Lumping.
Kesenian tradisional ditampilkan membuat makin semarak |
Musik Modern pun tak Ketinggalan
Usai pentas seni Kuda Lumping bukan berarti pengunjung yang puas belanja tak dihibur lagi. Ada juga musik yang bisa kita lihat performnya. Akustik gitar mengiringi vokalis yang sedang menyanyikan lagu. Asyik juga bersantai sambil melepas lelah dan mendengarkan lantunan musik dengan suara merdu. Siang ini ada dua penyanyi yang menyumbangkan lebih dari lima lagu.
Akustikan dulu setelah melihat pementasan Kuda Lumping |
Berfoto Selama di Pasar Papringan
Ini yang tidak boleh dilewatkan. Selama berada di pasar Papringan, mengabadikan diri menjadi hal yang wajib dilakukan. Aku sempat mengabadikan diri saat duduk di tempat penukaran uang. Selain itu juga mengabadikan di beberapa tempat lainnya.
Oya, setiap sudut rasanya dipenuhi juga orang-orang yang menenteng kamera. Bahkan ada tiga bapak yang sepertinya sengaja ke pasar hanya untuk memotret. Setiap orang membawa peralatan kamera satu tas besar.
Foto bareng panitia yang mengurusi penukaran uang |
Selain memotret, di sini juga menjadikan aku mempunyai banyak teman baru. Salah satunya adalah teman-teman dari Poltekkes Kemenkes Semarang yang sedang PPL di Temanggung. Sebagian dari mereka PPL di Parakan. Nama teman-teman baru ini adalah Linda Fitriana, Kiki, dan Fetriana. Kami ngobrol ketika sedang menikmati minum. Mereka bisa memesan Kopi, sedangkan aku memesan Susu + Jahe + Dauh Sereh.
Para mahasiswi dari Poltekkes Kemenkes Semarang |
Pasar Papringan Temanggung bisa ditiru kabupaten lain. Segala kreativitas warga yang terkonsep dengan baik dan diurus orang-orang yang totalitas di sana menjadi pasar seperti ini menarik perhatian banyak orang.
Pasar Papringan Temanggung menjadi geliat ekonomi warga di desa Caruban, Kandangan, Temanggung menjadi baik. Setidaknya perekonomian warga di sana menjadi lebih baik. *Kunjungan di Pasar Papringan, Kandangan, Temanggung pada hari Minggu; 07 Agustus 2016.
Pemutakhiran Informasi Pasar Papringan Pindah ke Ngadiprono. Kedu, Kandangan
Akhir pekan kemarin, aku kembali berkunjung ke Pasar Papringan yang berada di Ngadiprono. Lokasi pasarnya lebih luas dibanding yang awal. Enaknya lagi jalan di sekitaran pasar (khususnya area bambu) sudah tertata rapi dengan bebatuan.
Suasana Pasar Papringan Temanggung yang berada di dusun Ngadiprono |
Tak hanya kuliner, kalian di sini juga bisa membeli hasil karya warga lainnya. Bahkan di sudut sebelum aku masuk, terdapat plang bertuliskan ternak. Di sana ada kambing dan hewan ternak lainnya yang terikat. Bisa jadi dijual oleh pemiliknya.
Susu Kedelai seharga 1 pring/ Rp. 2000 |
Untuk informasi tambahan, kalian cukup menukarkan uang seperlunya saja, karena uang yang sudah tertukar tidak dapat ditukar kembali. Jika dirasa uangnya kurang, kalian bisa menuju stan-stan yang ada di dalam untuk menukar uang kembali.
Bagi yang membawa kendaraan besar/rombongan bus. Kalian bisa memarkirkan bus di lapangan sebelum jembatan, kemudian menggunakan ojek motor untuk rombongan. Sepengelihatanku kemarin sudah ada warga yang mengkoordinir ojek motor. *Pasar Papringan Temanggung, Minggu 25 November 2018.
Wah keren banget ini, baru tahu aku ada pasar papringan.. biasanya di papringan itu sepi, apalagi malam.. beuh ini kreatif banget..
BalasHapusApalagi kalau bisa miliki sepedanya itu, asik kayaknya buat keliling Jogja ya mas.. hehe
Selain itu batik2nya juga bagus2,, makannya juga menggoda banget ini.. hehe
Dulu Pak Singgih pernah bawa sepeda ini ke Jogja loh. Kerennn
Hapuspasar papringan uniak banget, beneran bikin penasaran untuk datang langsung.
BalasHapusitu sepeda bambu keren banget, pasti jadi baper ya mas :) brapa harganya?
banyak makanan tradisional juga, top banget
Beneran unik mas heheheh.
HapusWah sepedanya agak mahal mas hahhahah
Pak Singgih Kartono tak takoni lg neng Ostrali, pengen rono jane tgl 11 karo ktm wonge..
BalasHapusBapake jarang neng TKP, wingi koyoke yo rak neng kono.
HapusJadi mesti nukar uang dulu yaaa buat trabsaksi, jadi inget jaman bazaar sekolah dulu
BalasHapusIya om. Kalau misalnya nanti kelebihan bisa ditukar lagi ke uang asli
Hapusbener2 kreatif ... unik ... lihat suasananya yang di bawah pohon bambu .. kayaknya asyik benerrr, jadi penasaran pengen kesana juga.
BalasHapusSeharusnya di tiru oleh daerah2 lain nih
Agenda seperti ini yang bisa menggeliatkan perekonomian warga setempat kang. Angkat topi untuk mereka yang mempunyai ide sehingga pasar ini bisa terealisasikan.
Hapuswah kulinernya bikin ngiler, mas Nasir pinter ya nyari dedek2 gemesh anak poltekkes buat difoto hahaha
BalasHapusKulinernya emng menggoda. Sebenarnya ada sih foto kami selife bareng-bareng, tapi ntar banyak yang protes hahahah
Hapusiki koyo pesta kebon yoo. diselenggarakan d desa. tapi sing teko mba e manis2. hahaee.
BalasHapusHemmm, mau bikin acara resepsi nikahan seperti ini? Bisa dicoba loh ahahhaha
HapusHmmm.. Pasarnya cukup menarik. Duitnya itu lho.. Cukup unik. Jadi pengen ke sono *nyepakke duit pring sing okeh* :3
BalasHapusCukup bawa uang asli kak, ntar ditukar di sana hahahahha
HapusMas Sitam tiap punya kenalan baru ki mesti adek-adek unyuu ngono kui :p
BalasHapusEmmm kalau aku kenalan sama kamu ntar mas-mas admin pada marah ahhahahha
HapusMenarik pake banget nih! Sempat denger tentang Pasar Papringan, tapi nggak sangka semeriah itu. Duhh Sitam sebut nama pak Singgih bikin aku pingin ketemu belio langsung. Pingin pegang sepeda bambu karyanya ama selfi bareng aja sih hahaha.
BalasHapusHahahahahah, kudu ke sini mas. Pas kemarin katanya beliau lagi ada acara jadi nggak ada dis ini. Tapi tenang, aku bisa foto bareng dedek-dedek manis kok :-D
HapusAku jadi pengen kesini :D. Ayo kapan-kapan ke sini lagi masbroh. Ajakin si Charis lagi biar bisa nginep gratis wkwk
BalasHapusRencananya sih memang masih mau ke sna sekalian nayri spot lain buat didatangi ahhahahah
Hapuspasar yang sangat unik, bahkan tari tradisional pun di selenggarakan disana, saya baru tahu kalau ada pasar semacam ini..
BalasHapusSemakin banyak konsep pasar yang membuat pengunjung ingin menyempatkan berkunjung.
Hapusselain menyimpan berbagai tarian dan pesona kuliner yang menggoda pasar ini juga menyimpan hasil kreatif warga sekitar.
BalasHapusSerta membuat ekomoni di tempat tersebut menggeliat :-)
Hapuspasarnya unik banget, di pasar tersebut menjual makanan dan minuman tradisional yang jarang temui! kyaknya asyik dan seru banget dah!
BalasHapusDengan seperti ini ekonomi warga setempat menjadi lebih baik :-)
HapusAsli, ini kece banget. Mesti mampir nih kapan-kapan kalau jalan jalan ke sini
BalasHapusKalau mau pas barengan waktunya Minggu Wage tiap bulannya mas. hehehhe
HapusKak, seriusan ini keren banget!
BalasHapusYa ide Pasar Papringannya, ya tulisan kamu. Aaakkk, syukaaa .. :)
Hehehehhe, minggu ini tanggal 20 minggu wage loh. Siapa tahu minat ke sana.
Hapuskonsep pasar papringan ini emang keren banget ya, memberdayakan warga lokal, mengangkat kearifan lokal, berasa jateng gayengnya, guyub ala ndeso namun tetap kreatif kekinian. sayangnya bagiku agak susah menjadwalkan agar pas minggu wage bisa main kesini. tapi it's a must! someday!
BalasHapusAsyik loh mas. Di sini banyak kulinernya hehehhhee. Seru ada Pasar Papringan yang sangat dinanti-nanti warga Temanggung dan sekitarnya.
HapusAh pengen ngunjungi pasar Papringan sekalian refresing, tdk melulu kerja terus
BalasHapusHehehehe, bekerja adalah sebuah tuntutan. Dinikmati hehehehhe
HapusKeren gan itu, makanannya juga belum pernah saya coba pasti mantap jadi pengen ke sana
BalasHapusMakanan di sini rata-rata khas kampung. Pokoknya bikin kangen
HapusJoss, salah satu spot unik di temanggung, support kreativitas warga....
BalasHapusBenar mas, antusias warga juga sangat keren.
HapusBuat pengelola pasar papringan
BalasHapusslam hormat tgl 28 01 18 say kemarin datang ke tkp poensi ekonomi rakyat kecil menggeliat tapi perlu diperbaiki sana siniantara lain
1. Perlu dipiukirkan {arkir yang memadai
2. Perlu dita ta dandiseragamkan tukang ojek dan diberi identitas jika melangar aturan bisa dikanli misal narik ongkos yang semaunya.
3. Penukaran uang supaya diperbanyak tempat atau dibatasi setiap orang max 10 atau 20 koin saja dan sudah di pak agar cepat pelayanan
4. perlu disiapkan toilet di penduduk / tempat startegis diluar pasar
5. okkkkkkkke, bravo selamat berjuang mengembangkan pasar tradisonal ramah lingkungan
sajiman yogyakarta
Terima kasih sudah mengunjungi Pasar Papringan di Temanggung.
HapusSemoga saran njenengan dibaca dengan baik pihak pasar papringan :-)
Bagus sekali pasar Papringan pasti pengunjung betah dengan pasar unik tersebut walau saya belum pernah kesana seperti tidak panas lokasinya. Dan pasti seru menggunakan alat tukar dari kayu apalagi terdapat radio dan sepeda dari kayu juga
BalasHapusSekarang masyarakat memang dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga bisa membuat seperti ini mas
Hapuswah kreatif sekali warga temanggung ini.
BalasHapusBeberapa kali dengar cerita tentang Pasar Papringan yang populer ini,, tapi belum jadi kesini. Baca-baca artikelnya dulu untuk mengobati rasa penasaran.
BalasHapusPasar ini menyenangkan kok, jadi bisa lah kalau nantinya singgah ke sini.
HapusBisa dicontoh nih untuk daerah lain. kreatif
BalasHapusIya mas, semoga bisa menginspirasi tempat-tempat lain :-)
Hapuskeren.. salam kenal dari travesia
BalasHapusAku dari dulu penasaran banget sama tempat ini, tapi belum kesampean kesana, kalau nyampe sana jam 9an gitu panas nggak mas?
BalasHapusNggak panas kok. Di tempat yang sekarang, Pasar Papringan tetap nyaman dan teduh. Saya pernah datang pukul 10 siang :-)
Hapus