River Tubing di Sungai Oya, Imogiri, Bantul. |
Semilir angin
berhembus menerpaku yang sedang duduk di tepian pematang sawah. Keringat
dibadan mulai mengering terkena hembusan angin nan sejuk. Seru juga aktifitas
membajak sawah, lebih tepatnya duduk di atas luku yang ditarik dua kerbau dan dikendalikan seorang bapak warga
setempat. Kubersihkan kaki berlumur lumpur, dan mengambil minuman yang
disedikan pak Sakir selaku pemandu Desa Wisata Kebonagung.
“Nanti
ikut rombongan ini saja mas. Tubing
di Kali Oya,” Ujar pak Sakir.
“Memangnya
boleh gabung pak?”
“Boleh.
Itu rombongan saya. Nanti kita ke sana
naik mobil. Diantar orang dari sini.”
Tawaran
menarik tentunya. Aku bergegas ikut bergabung dengan rombongan yang menunggu
mobil. Sepertinya rombongan ini sejumlah 15 orang, jadi hanya menggunakan empat
mobil. Aku masuk ke dalam salah satu mobil paling belakang, menunggu isyarat
dari pak Sakir.
Sepanjang
perjalanan kami berbincang santai. Dari sini aku mendapatkan informasi jika
nantinya tubing tersebut di area Jembatan Gantung Selopamioro. Aku yang
sudah beberapa kali mengunjungi jembatan tersebut tidak pernah tahu adanya tubing di sini.
“Lah
memangnya di sana ada yang menyediakan pak?” Tanyaku ke pak Sakir. Aku sendiri
masih tak percaya kalau di sana ada.
“Iya
mas. Tapi tidak tiap hari ada. Kami sudah menginformasikan ke pihak sana.
Biasanya malah yang tubing ini
orang-orang yang menginap di Prawirotaman.”
Dari Desa Wisata Kebonagung, tidak
membutuhkan waktu lama akhirnya kami sampai di Jembatan Gantung Selopamioro.
Tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit dikunjungi para pesepeda. Bisa jadi, hampir tiap akhir
pekan selalu ada yang mengagendakan bersepeda ke sini. Kalaupun tidak sebagai
lokasi tujuan, mereka kadang sengaja melewatkan rutenya melalui jembatan
tersebut.
Sampai
di lokasi, kami sudah ditunggu tiga orang pemuda. Mereka mengarahkan rombongan
yang kuikuti berkumpul. Sebuah mobil bak terbuka lengkap dengan life jacket dan pelampung (ban dalam
mobil) terparkir di tepian jalan. Di sini aku baru tahu ternyata basecamp tubing ini ada dibangunan dekat ujung
jembatan, berbaur dengan warung makan.
Aliran Sungai Oya, Imogiri, Bantul |
“Pak,
aku nggak ikut tubing saja. Aku lupa
tidak membawa pakaian ganti,” Ujarku pada pak Sakir.
“Tidak
apa-apa mas. nanti basah-basahan saja pulangnya.”
“Lah kameraku
pak? Mending aku nyusur sungaii saja sambil nanti motret mereka yang tubing.”
“Manut
kamu mas,” Kata pak Sakir.
Sebenarnya
aku tertarik sekali ikut tubing, tapi
percuma saja nanti tidak ada yang mengabadikan. Terlebih dari pihak yang
memandu tidak menyediakan seksi dokumentasi. Aku bisa saja menitipkan kamera,
tapi aku sayang sekali tidak mengabadikan tubing
di sini. Walaupun tidak ikut tubing-nya,
minimal aku tahu rute dan ada dokumentasi tubing
di Kali Oya. Mungkin ini kode untuk membeli Action
Camera, atau malah ada yang khilaf memberiku secara gratis. Siapa tahu
beneran ada yang khilaf.
Rombongan
diantar menuju lokasi start tubing
menaiki mobil bak terbuka. Riuh sekali suaranya, teriakan-teriakan dari para
peserta terdengar dari tempatku berdiri. Kuseberangi jemnatan gantungnya,
menuju ke ujung satunya. Di ujung itulah terdapat sedikit pohon Jati yang
ditanam. Dan ada jalan lebih mudah turun ke tepian sungai.
Dari
kejauhan terlihat rombongan sudah di tepian sungai. Mereka berjejer dan
melakukan pemanasan. Air sungai Oya sangat bening, terlebih musim hujan
intensitasnya masih rendah. Aku bisa mengabadikan bagaimana tenangnya sungai
Oya dari sudut ini. Namun jangan salah, walau terlihat tenang, di beberapa
titik arusnya cukup deras. Kita dituntut lebih waspada ketika berada di sungai,
di manapun sungainya.
Anak-anak menjaring ikan di Sungai Oya
“Dapat
ikan banyak?” Sapaku sekaligus bertanya pada dua anak kecil yang membentangkan
jaring di sungai.
“Baru
dapat sedikit mas. Ini baru dua kali masang kok,” Jawab yang lebih besar.
Anak warga setempat sedang menjaring ikan di Sungai Oya |
Dua anak
kemungkinan berumur 12 tahun dan 8 tahun sedang sibuk membentangkan jaring
kecil. Mereka membentangkan jaring setengah lingkaran, dan yang kecil langsung
bergerak dari ujung ke tengah. Pergerakan anak yang kecil membuat ikan-ikan
merasa terancam nyawanya. Ikan-ikan tersebut berlarian, dan jika sial pasti
tersangkut dijaring. Aku cukup berpengalaman kalau menjaring Ikan. Di Karimunjawa, menjaring ikan adalah
aktifitasku tiap akhir pekan.
Sementara
itu, dua anak perempuan kecil setia menunggu di atas. Mereka tertawa melihat
tingkah kedua temannya atau mungkin malah saudaranya yang berusaha menghalau
ikan dan mendapatkan hasil. Aku kurang tahu jenis ikan yang ada di sini,
setahuku ikan-ikan air tawar itu biasanya Mujair, Nila, dan sejenisnya. Berbeda
dengan ikan laut yang sangat beragam dan banyak kuketahui namanya.
“Ini
ikannya?” Tanyaku kembali sembari memegang ikan kecil yang ada di tepi sungai.
Ikan yang terkena jaring |
Kedua
anak ini kompak menganggukkan kepala. Ada lebih dari 10 ikan masih hidup dan
menggelepar di tepi pantai. tidak Besar ikannya, rata-rata berukuran sebesar
tiga jari orang dewasa saja. Aku mengabadikan satu ikan, dan berpamitan
meninggalkan mereka.
Lebih
dari setengah jam aku duduk menunggu orang-orang yang tubing. Tapi belum ada tanda-tanda mereka bergerak. Masih terlihat
berkumpul di ujung sana. Kemungkinan mereka sulit tubing karena beberapa titik airnya dangkal, atau karena mereka
tidak semuanya berani. Aku sempat mendengar tadi kalau ada di antara mereka
yang tidak bisa berenang, dan agak takut air. Tapi mereka itu mencoba ikut
dengan bantuan para pemandu. Kalau tidak salah total mereka yang ikut tubing ada 15 orang, dan hanya ada 5
orang lelaki. Bisa dibayangkan bagaimana suasananya kalau pada ketakutan.
Aku
duduk di bebatuan yang ada di tepi sungai. Masih menunggu mereka yang akan
melintasi aliran sungai di depanku. Sementara di seberangku kedua anak tadi
melanjutkan aktifitas menjaring ikan. Ada yang menarik di sini, aku melihat
segerombolan bebek yang berenang di air sungai. Kutunggu waktu yang tepat untuk
memotretnya. Gerombolan bebek tersebut mencari makan dengan menyusuri aliran
sungai dan berharap mendapatkan mangsa.
Mencari mangsa di aliran sungai Oya |
Dilintasi river tubing
Berakhir
juga penantianku. Rombongan yang sedari tadi kutunggu akhirnya lewat juga. Satu
demi satu wisatawan yang menyusuri sungai menggunakan life jacket dan pelampung mendekatiku. Mereka yang tahu
keberadaanku berteriak minta diabadikan.
“Mas!
Foto ya. Nanti minta filenya di Kebonagung.”
Sepertinya
kehadiranku menjadi keuntungan para wisatawan itu sendiri. Mereka pun
kuabadikan satu persatu. Oya, di seberang sungai dan di atas jembatan gantung
sebenarnya ada teman-teman mereka yang berhalangan ikut. Tapi mereka tidak ada
yang membawa kamera, hanya mengabadikan pakai smartphone saja.
Aktifitas wisatawan sedang River Tubing di Sungai Oya, Bantul |
Panjang tubing di sini hanya sekitar 700 meter
saja. Jadi ada satu titik kumpul sebelum melanjutkan sampai ujung perhentian.
Tepat di bawah jembatan gantung mereka membentuk pola lingkarang dan simbol
cinta. Susah benar mengatur banyak orang untuk membuat pola lingkaran atau
lainnya.
Menurut
pemandu, aliran sungai Oya ini kedalamannya beragam. Seperti titik yang dangkal
dekat temaptku menyapa dua anak jaring ikan. Di sana setiap peserta tubing harus turun dari pelampung dan
berjalan kaki ke arah air dalam. Ban yang disediakan berbeda dengan ban
(pelampung) yang pernah kupakai ketika di Karst Tubing Bantul dan di Goa Pindul, di sana tiap pelampung
dipasangi tali dari potongan ban dalam yang melintang di tengah-tengah,
sehingga kita bisa duduk nyaman. Sempat kulihat pelampung di sini tercecer dari
peserta tubing.
Aku
abadikan mereka dari atas beberapa kali, setelah itu aku kembali turun ke tepi
sungai yang sebelahnya menuju spot perhentian selanjutnya. Di sana nantinya
tiap peserta tubing bisa melompat ke
sungai dari atas batu besar. Selain peserta yang tadi kuikuti, di sini ada juga
peserta lain yang sudah menyatu. Kulihat anak-anak memanjat bebatuan dan terjun
ke sungai.
Tidak
tinggi memang terjun ke bawah. Namun tidak semua dari peserta itu berani.
Banyak dari mereka hanya tertawa sembari bersorak menyemangati peserta lain
yang ingin ikutan terjun. Menurut pemandu, kedalaman di tempat terjun ini
sekitar 5 meter. Jadi cukup aman bagi orang yang loncat dari atas dan
menggunakan life jacket.
Terjun dari atas batu besar |
Oya,
sebelum mengabadikan para peserta menuju spot untuk terjun ke sungai. Aku
menyempatkan diri mengabadikan diri di salah satu sudut aliran sungai Oya. Di
sana ada titian jembatan kecil yang bisa digunakan untuk menyeberangi sungai.
Kutaruh kamera di atas papan tersebut. Kuatur setelan kamera dan memotretku
sendiri dari balakang. Jauh di depanku itu adalah Jembatan Gantung Selopamioro. Jembatan kecil ini hanya terbuat dari
dua batang bambu yang diikat menjadi satu dan melintang di atas aliran air.
Jika aliran sungai membesar, sudah pasti bambu ini terseret.
Menunggu peserta tubing yang masih jauh di ujung |
Sedikit
informasi mengenai River Tubing di sungai Oya, berikut aku
sertakan gambar mengenai informasinya. Mungkin jika kalian beserta teman atau
keluarga yang berlibur di Jogja dan ingin mencoba menyusui Sungai Oya bisa
menghubungi pihak yang ada digambar. Untuk lebih detailnya bisa bertanya
langsung ke pengelola.
Informasi River Tubing di Sungai Oya, Imogiri, Bantul |
Usai
sudah agenda River Tubing di sini. Tiga jam penuh aku
mengikuti kelompok ini menyusuri sungai Oya. Tepat diperhentian, rombongan
sudah ditunggu mobil bak terbuka. Sebelumnya tiap peserta mendapatkan camilan
dan air mineral. Aku yang tidak ikut tubing
pun mendapatkan jatah makanan. Ini kudapatkan karena Pak Sakir yang menghandle
semuanya. Jika kulihat, tubing di
sungai Oya ini cukup aman bagi keluarga jika sungai sedang tenang. Tidak banyak
rintangan dan malah kita bisa melihat indahnya setiap sudut sungai Oya. * Memotret Wisatawan saat River Tubing di Kali Oya, Bantul pada hari
Minggu; 18 September 2016.
Baca juga tulisan bertema alam lainnya
Baca juga tulisan bertema alam lainnya
Omaga pasti lelah berjalan nyusuri sungai itu wakssss, kamu mmg niat banget hehehe
BalasHapusHahahaha, totalitas om. Padahal niatnya bantu aja hahahahhha
HapusWanjaaaaayyy aku kepincut pengen nyeburrrrrrr adussss. Terus dapat laba berapa jadi fotografer dadakan :D
BalasHapusKamu kayaknya kudu bain di tempat air terus mas kakakakakka. Ben iso kungkum seng suwe kakakakkakak.
HapusBayarannya cukup dengan ucapan terima kasih, enak toh mas hahahahhaha
Waaaahhh... cantik banget viewnya.
BalasHapusSungainya pun jernih banget.
Bikin pengen nyebur aja liat fotonya.
Kalau pas tidak turun hujan airnya memang jernih seperti ini.
Hapusfotonya kereeeennnn abizzzzzzzzzz..........................
BalasHapusngiri saya ;)
Heeee, pemandangannya yang keren :-)
Hapuscocok banget jadi rekomendasi buat anak travelling
BalasHapusIya mbak. Airnya juga tenang kok
Hapuscocok sih, airnya gak terlalu deres juga ya mas
BalasHapusCocok mas untuk yang kurang suka air deras, Bisa buat latihan :-D
HapusOya dapat salam dari orang rumah, salamin juga ke mas Icang.
ahahaha siap :D
HapusHahaha ditunggu ke sana lagi mas :-D
Hapuswow seru ya, tempatnya juga sangat menggoda untuk di kunjungi
BalasHapusIndonesia memang kaya tempat wisata yang indah dan menantang
Kudu disamperin dan dibuat Vlog mbak :-D
HapusKeren pemandangannya. Pasti seru kalo ke sana bareng keluarga atau temen-temen.
BalasHapusYa bisa juga bareng keluarga :-)
Hapusaku belum pernah nyobain river tubing.temenku orang bantul kok gak ngajak jalan2 ke sekitar bantul ya yg ternyata byk objek wisata
BalasHapusHahahhaha, ke Jogja sini biar kuajakin ahhahahha
Hapuswah pemandanganya yang luar biasa keren, kapan bisa kesana yah :)
BalasHapusSemoga bisa ke sini, mbak.
HapusWaaahh.. airnya hijau, jernih. Rasanya pingin nyemplung disitu.
BalasHapusAyo main sini pak guru :-)
Hapusikan itu mas yang mantap dibakar hehehe....
BalasHapusDigoreng juga enak hahahhaha
Hapussepertinya ini cocok untuk orang-orang yang gak bisa berenang. Tidak terlalu deras juga aman-aman Haha
BalasHapusAman deh mbak kalau ke sini. Airnya juga tenang hehehhehe
HapusAir sungainya jernih banget, jadi nggak aras-arasan nyemplung hehehe. Boleh nih diagendakan tubing rame-rame di sana kalau musim hujan sudah mereda. ^^
BalasHapusKudu pas nggak musim ujan mas biar warnanya masih hijau seperti ini :-)
Hapussungai oya ini, yg deket ama cave tubing pindul ga sih? aku dulu itu ikutan cave tubig, tp kemudian ikut juga yg tubing di sungainya, kalo ga salah namanya OYA juga... tapi ada bagian air terjun kecil gitu mas... trs org2 bnyk yg lompat dr atasnya, kurleb 8 meter.. suamiku lompat tuh... tapi aku ga berani :D .. besok aku mw ke jogja nih... ga tau deh suami masih mau ikutan tubing ga yaa... kita pengennya sih kulineran doang di sana
BalasHapusIni agak jauhd ari Pindul. Kalau Pindul di Gunungkidul, sedangkan Oya di Bantul :-)
Hapussalah satu destinasi yang pengen saya coba .. river tubing sungai oya, tapi ga tahu kapan jalan2 ke jogja lagi .. :D
BalasHapusAyo main Jogja kang, ntar sepedaan bareng ahahahhaa
HapusWah, segarnya! Seru tuh motretin wisatawan, gak pasang tarif Mas? Haha. Oh iya apa memang selalu sepi begini atau ramai pada saat-saat tertentu? Khawatirnya kayak gua pindul yang dikhawatirkan rusak ekosistemnya, dan warganya meminta dibatasi pengunjung, apa itu betul?
BalasHapusHahahaha, pasang tarifnya dengan ucapan terima kasih aja mas. Di sini memang tidak setiap hari ada, mas. Tidar rutin seperti di tempat lain.
Hapus