Mengabadikan Sunset dari Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa - Nasirullah Sitam

Mengabadikan Sunset dari Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa

Share This
Mengabadikan Sunset dari Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa
Mengabadikan Sunset dari Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa
Langit sore ini sangat cerah. Tidak sedikitpun tampak gumpalan awan yang menutupi langit. Benar-benar cerah, memandang ke atas hampir semua terlihat biru langit. Hati ini terusik, apakah sore nanti aku mencari spot untuk mengabadikan sunset, atau diam di rumah sembari berbincang santai bersama bapak di teras.

“Cerah ini langitnya. Kamu nggak ngajak Riki buat motret sore ini?” Tanya bapak sembari asyik menulis laporan kantor desa.

Tahu saja bapak kalau aku sedang memikirkan ide untuk memotret senja atau tidak. Hati masih bimbang. Berangkat sendiri mumpung cerah atau melewatkan saja karena tidak ada teman yang diajak. Bapak mulai tahu kebiasaanku jika pulang ke Karimunjawa. Setiap sore aku biasanya pergi ke tepian pantai untuk memotret atau sekedar menghabiskan waktu.

“Nanti lah pak. Ini sudah kirim pesan ke Riki tapi belum ada balasannya,” Jawabku.

Selama di Karimunjawa, aku sering bepergian keliling kampung bersama Riki. Kami sengaja menuju destinasi wisata yang ada di Karimunjawa. Sejak pulang, aku sudah mengunjungi beberapa tempat menjelang sore hari. Tujuanku tentu mengabadikan senja, melihat sang Baskara tenggelam di ufuk barat.

Menjelang pukul 16.20 WIB, aku belum mendapat jawaban dari Riki. Sementara hati sudah kalut ingin mengabadikan senja, secepat mungkin aku memutuskan pergi sendiri. Tujuanku kali ini adalah Mangrove Karimunjawa, lokasi yang pernah kudatangi beberapa kali. Bahkan tahun 2013 aku pernah menunggu sunset di sini, namun kali itu gagal.

Rencananya ingin bersepeda, tapi kutangguhkan. Bisa jadi terkejar memotret sunset-nya, tapi pulang agak gelap. Aku segera mengambil motor metik dan menyusuri jalanan Karimunjawa. Cukup lengang sore ini, orang-orang sedang sibuk mempersiapkan waktu untuk menyambut Malam Takbiran malam nanti.

Pagar Mangrove tertutup, tapi ada beberapa mobil yang parkir. Aku menyusup melalui sela-sela pagar, lalu berlari menuju spot Gardu Pandang. Gardu Pandang yang ada di Mangrove memudahkan kita untuk memotret sunset. Sesampai di sana, masih ada beberapa tamu yang menikmati suasana sore.
Gardu Pandang di Mangrove Karimunjawa menjulang tinggi
Gardu Pandang di Mangrove Karimunjawa menjulang tinggi
“Menunggu sunset?” Tanyaku pada mereka.

“Tidak mas, hanya sebentar di sini. Nggak kuat Nyamuknya. Mas nunggu sunset?”

Aku mengangguk seraya tersenyum. Benar kata para pengunjung, Nyamuk di sini sangat liar. Hanya saja kulitku sudah kebal melawan nyamuk Karimunjawa. Bagi kalian yang ingin main ke Mangrove, aku sarankan jangan lupa menggunakan lotion agar terhindar dari gigitan Nyamuk.

“Sendirian mas?”

Lagi-lagi aku hanya mengangguk saja. Tatapan mereka agak aneh. Mungkin heran melihat lelaki kurus sendirian mengenakan celana kolor pendek dan kaos menunggu sunset serta rela menjadi mangsa Nyamuk.

Kulangkahkan kaki meniti papan-papan yang tersusun di antara pepohonan. Lalu menaiki tangga ke atas. Dari atas, aku bisa melihat bagaimana indahnya Karimunjawa di depanku. Sementara itu pengunjung lain silih berganti datang dan pulang. Namun tak satupun ada yang berminat menantikan senja. Mereka hanya berfoto sebentar, lalu pulang.
Beberapa wisatawan hanya foto sebentar lalu pulang
Beberapa wisatawan hanya foto sebentar lalu pulang
Sepertinya sunset di sini tak banyak dilirik wisatawan. Mereka pasti tertarik untuk mengabadikan momen senja di tepian pantai sambil bermain air atau sekedar rebahan di pasir. Padahal, banyak teman Karimunjawa mengatakan kalau di sini adalah tempat tak kalah asyik untuk menikmati senja. 

Angin berhembus lumayan kencang, gerombolan Nyamuk yang menyerangku di bawah tadi tak mengikuti ke atas. Atau mungkin mereka kalah terkena embusan angin. Aku duduk santai melepas lelah, berdiam diri di kursi yang penuh coretan vandal. Rata-rata coretan spidol hitam mendominasi. Nyatanya, hampir semua tempat tak luput dari tangan-tangan jahil nan usil.

Suara mesin meraung kencang, kutatap aliran air yang menyambungkan antara aliran di mangrove ke laut. Di sana sebuah boat melaju kencang tanpa ada ombak. Dari arahnya, sudah pasti boat tersebut dari Dermaga Cinta yang ada di belakang Bandara Karimunjawa. Boat tersebut milik pengelola Kura-Kura Resort yang menjemput tamu dari Bandara.
Speed Boat milik Kura-Kura Resort melintasi di area mangrove
Speed Boat milik Kura-Kura Resort melintasi di area mangrove
Jalur ini memang dijadikan rute menuju Bandara dari Pulau Menyawakan (Kura-Kura Resort). Boat menyusuri aliran yang setiap sisinya dipenuhi rerimbunan Bakau. Tentu pemandangan yang indah kalau kalian menyusuri di sini.

Di sudut lain, antara Selatan dan Barat Daya, barisan bukit Karimunjawa terlihat hijau. Salah satu puncak tertinggi yang ada di Karimunjawa tampak jelas dari sini tanpa ada penghalang. Gunung Gendero, bukit tertinggi di Karimunjawa yang berkharisma.

Berbeda dengan barisan bukit yang terlihat dari Pelabuhan Lama Karimunjawa yang berbopeng. Di sini bukit-bukit itu tak terlihat bangunan semen, sehingga tampak lebih indah. Sepanjang mata memandang di bawah, hamparan hutan Bakau mendominasi di tepian garis pantai yang memanjang.
Pemandangan lain dari atas Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa
Pemandangan lain dari atas Gardu Pandang Mangrove Karimunjawa
Sore yang kutunggu datang, sang mentari terlihat indah dipandang namun masih sedikit silau. Berbekal kamera gawai, aku mengabadikan satu persatu momen ini. Di era seperti ini, fitur kamera gawai sudah cukup mumpuni kalau hanya untuk memotret saja. Di ujung barat sana, mentari memantulkan cahayanya di air dengan sedikit kilatan silau bagi mata memandang.

Beruntung ada Gardu Pandang di Mangrove Karimunjawa. Aku bisa memilih tempat strategis untuk memotret sang mentari yang beranjak tenggelam. Menurutku, spot terbaik di Gardu Pandang Mangrove bukan yang paling atas, tapi cukup di bagian tengah. Dari sini pemandangannya jauh lebih indah. Kilauan sunset ini sangat menyenangkan hati. Aku terlarut terus mengabadikannya, bahkan untuk beberapa menit aku lupa jika di sini sendiri tanpa teman.

Benar kata bapak sewaktu berbincang menjelang sore. Beliau berujar kalau sore ini cerah, tanpa ada sedikitpun awan yang tampak. Beruntung juga aku memutuskan memilih lokasi ini sebagai tujuan, dan hasilnya benar-benar mempesona. Bisa dibayangkan kalau kalian berada di tempat ini kala senja dan sendiri. Aku yakin, kalian tidak mau melewatkan waktu sedetikpun untuk memandang sudut lain.
Momen sunset di Mangrove Karimunjawa
Momen sunset di Mangrove Karimunjawa
Momen sunset di Mangrove Karimunjawa
Sulit diungkapkan, mungkin seperti itu yang aku katakan kala memandang ujung barat. Cahaya indah menyebar di segala penjuru, pantulan di air laut yang tenang menambah nilai sendiri. Tumbuhan Bakau juga terlihat membentuk barisan hitam karena siluet. Sementara jauh di sana tampak juga Kapal Tongkang pengangkut Batubara beserta pulau yang tersebar di penjuru Karimunjawa.

Cahaya mentari mulai redup, langit semakin memperlihatkan keindahan warna kemerahan. Mentari di ufuk barat ingin menenggelamkan diri, lalu menyapa di belahan bumi lainnya. Kunikmati waktu petang ini sendiri, menyaksikan sisa-sisa semburat cahaya yang masih terlukis di angkasa. Memang benar kata teman, sunset di Mangrove Karimunjawa itu indah.
Mentari benar-benar bulat dan terlihat indah
Mentari benar-benar bulat dan terlihat indah
Mentari mulai tenggelam di ufuk barat
Mentari mulai tenggelam di ufuk barat
Sudah lama aku tak menyaksikan sunset indah di tepian pantai. Di Karimunjawa inilah aku bisa kembali menikmati pemandangan seperti ini. Tak terasa langit menjadi lebih gelap. Dari jauh terdengar adzan magrib, lalu suara takbir berulang-ulang. Sore ini hari terakhir umat musim Indonesia berbuka puasa, esok pagi pagi lebaran, dan malam ini takbiran.

Bergegas aku minum air mineral yang sudah kusiapkan dari rumah, dan makan roti. Setelah itu, aku berlari sendiri menerobos mangrove yang mulai gelap. Tak ada orang lagi, hanya aku sendiri. Suara burung terdengar sayup serasa terusik suara hentakan kakiku yang berlari di atas papan-papan. Terus berlari, mencoba secepatnya keluar dari rerimbunan mangrove tanpa alat penerangan.

Alhasil, walau harus sendirian di mangrove bertemankan Nyamuk. Aku bisa melepas rasa penasaran akan cerita teman mengenai keindahan sunset di sana. Jika kalian ingin menikmati sunset selama di Karimunjawa. Aku rasa lokasi ini bisa dipertimbangkan. Di atas tadi adalah dokumentasiku menggunakan gawai. Jika kalian menggunakan kamera lebih baik, tentu hasilnya juga lebih maksimal. *Mengunjungi Mangrove Karimunjawa pada hari Selasa, 05 Juli 2016.

Baca juga tulisan bertema alam lainnya

30 komentar:

  1. Itu dermaga mangrove udah cakep aja yaaaa, waktu dulu kesana masih proses pembangunan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang udah bagus banget om, ayo ke sana lagi hahahhaha

      Hapus
  2. itu trekking mangrove nya jauh gak sih mas? memang pas sih gardu pandangnya buat hunting sunset :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak jauh kok, cuma dua beberapa ratus meter saja.

      Hapus
  3. Kereen. Indah banget karimun jawa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas. Tapi memang sudut Indonesia itu indah kok.

      Hapus
  4. Wah sunset nya keren mas di karimunjawa.. Ada tentang tulisan berapa biaya ke karimujawa mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe makasih mas Fajrin. Ada mas ditulisan saya ke Karimunjawa Tanpa Paket"

      Hapus
  5. ah mangrove
    ditambah gardu pandang dan sunset
    kerennya minta ampun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, lokasi yang strategis juga bikin betah lama-lama di sini.

      Hapus
  6. suasanane asik mas,itu di kampung halaman bagus banget, kalo saya mau lihat yang begituan harus pergi jauh dari kampung halaman hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, tapi di kampung halaman pasti ada tempat favorit sendiri toh mas.

      Hapus
  7. Bagus sekali matahari terbenamnya... lengkap pula tanpa awan. Doh padahal matahari terbenam terjadi setiap hari, tapi kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri sampai-sampai abai pada alam. Keren sunset Karimunjawa. Apalagi bulan Juli jadi langit memang cerah-cerahnya lantaran musim panas. Hayuklah Mas ajak saya hunting sunset kalau kebetulan sedang ada di Karimunjawa, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas main-main ke Karimunjawa. Kalaupun tidak ada saya, tetap bisa main loh mas hahahhah

      Hapus
  8. Pas ke sini dulu lagi musim nyamuk juga. Galak2 je mas nyamuk2 karimun. Wakeh sisan. Tiket masih 5 ribu ke mangrove?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyamuk mah tiap hari banyak mbak. Maih kok segitu htm-nya

      Hapus
  9. wawww... sunsetnya keren banget.... saya pengen kesana... pengen lihat langsung...
    tempatnya juga keren banget..

    BalasHapus
  10. lemude akeeeh masss nek kesoren nang konooo....ahaa

    eh...ini yang katanya jepretan hape cino banget yaks? kawkawkaw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas. Akeh banget hahahahha.
      Biasa mas, hape somai hahahahhaha

      Hapus
  11. aku jadi terpesona dengan jepretan sunsetmu. Karimun jawa masih ada objek wisata berenang sama hiu gak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah disanjung aku heheheheh.
      Masih ada mas, tapi begitulah ramainya.

      Hapus
  12. Ya ampun...bagus banget kayak editan...banyak nyamuknya??

    BalasHapus
  13. syahdu banget menikmati sunset di pantai ...
    sekarang memang foto dari hp sudah oke .. bahkan bisa lebih oke daripada pocket camera .. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap pantai memang asyik buat menikmati senja kang.
      Benar kang, tapi untuk beberapa saat kadang masih dibutuhkan Kamera Pocket

      Hapus
  14. mangrove karimun jawa, sunsetnya emang paling romantis.

    Wah kayaknya harus sedia lotion nyamuk mas, takutnya kalau di gigit nyamuk yg bahayanya tinggi kan, jadi apes juga huhahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, kalau ke sini emang kudu pake lotion. Minimal pakai jaket biar kulit terlindungi hahahhahah

      Hapus

Pages