Es Bubur Kacang Hijau Kelenteng Jombang yang Legendaris - Nasirullah Sitam

Es Bubur Kacang Hijau Kelenteng Jombang yang Legendaris

Share This
Menikmati es bubur kacang ijo di Jombang yang legendaris
Menikmati es bubur kacang ijo di Jombang yang legendaris
Warung kecil di tepian jalan dipenuhi pengunjung kala pagi. Seorang lelaki mengenakan kaos hitam dan bertopi sibuk mengaduk sebuah kuali besar. Dua orang lainnya menjadi pramusaji dan mencuci mangkuk-mangkuk kotor. Deretan meja panjang masih ramai pengunjung. Aku beserta rombongan masuk ke dalam, mencari tempat duduk sebelum memesan kuliner pagi.

“Kita kuliner bubur Kacang Ijo,” Ujar Alid selaku pemandu kami.

“Sarapan lagi?” Tanyaku tidak yakin.

Dia hanya mengangguk tertawa. Aku dan rombongan lain geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, belum setengah jam lalu, kami menikmati seporsi nasi pecel di depan penginapan. Kali ini kami jalan kaki hanya berjarak 250 meter dari penginapan untuk kuliner yang kedua.
Meja & kursi yang disediakan untuk menikmati es bubur kacang ijo
Meja & kursi yang disediakan untuk menikmati es bubur kacang ijo
Entah apa yang membuat Alid mengajak kami menikmati kuliner bubur kacang hijau; atau yang lebih dikenal dengan sebutan burjo. Aku sedikit terkesiap, nyatanya warung es bubur kacang hijau ini ramai dan menjadi salah satu warung favorit para masyarakat setempat.

Bubur kacang hijau di beberapa kota sudah mulai tergeser dan hilang. Bahkan di Jogja warung yang dulunya tempat menjual bubur kacang hijau menjadi warmindo. Tidak jarang warung tersebut sudah tidak menyediakan menu bubur kacang hijau. Rata-rata penjual bubur kacang hijau menggunakan gerobak kecil dan menyusuri jalanan.

Rombongan kami masuk ke dalam warung, duduk di kursi panjang sembari menyomot gorengan yang ada di meja. Selanjutnya mulai memesan Bubur Kacang Hijau. Sesuai dengan pesanan para pengunjung; kita dapat memilih ditambahi es atau tidak. Bagiku tambahan serutan es menjadikan lebih berselera.

Pak Mudhori pemilik warung kuliner es bubur kacang hijau. Di sela-sela kesibukan menyajikan pesanan pengunjung warung. Beliau menyempatkan bercerita padaku tentang usaha yang sudah digelutinya sejak tahun 1980. Tentu sebuah perjalanan panjang dan mempunyai proses yang berliku.
Pak Mudhori mengaduk bubur kacang ijo di dalam kuali
Pak Mudhori mengaduk bubur kacang ijo di dalam kuali
Jauh sebelum di Jombang, Pak Mudhori membuka kuliner bubur kacang hijau di Surabaya selama 15 tahun. Sampai akhirnya beliau kembali dari kota perantauan menuju kota kelahirannya, Jombang. Di kota Jombang, beliau meneruskan usaha yang pernah digeluti selama di Surabaya.

“Kenapa orang sini menyebutnya bubur kacang ijo kelenteng pak?” Tanyaku penasaran.

“Karena lokasinya dulu di depan kelenteng, mas.”

Dari penuturan Pak Mudhori, beliau menceritakan sebelum di Jalan RE. Martadinata ini, warung beliau berada di jalan yang sama namun tempat yang berbeda. Tepatnya di depan sebuah kelenteng. Di kesempatan lain, setelah makan es bubur kacang ijo, aku menyusuri jalan RE. Martadinata, dan di sana terdapat sebuah kelenteng; Kelenteng Hok Liong Kiong.

Lokasi kelenteng tepat di pertigaan, dan jalanan ramai. Kios-kios di depan kelenteng berjejeran, salah satu kios tersebut dulunya tempat es bubur kacang hijau. Tahun 2014, Pak Mudhori pindah lokasi, sekitar 300 meter dari tempat semula karena kios tersebut dijual pemiliknya.

Warung es bubur kacang hijau ini sudah sangat dikenal bagi masyarakat di sekitarnya. Bahkan sebagian orang menyebutnya es bubur kacang ijo kelenteng adalah salah satu warung yang legendaris, terlepas lokasinya bergeser beberapa ratus meter dari tempat awal. Antusias pembeli pu tak berubah.

Bagi yang ingin mencicipi es bubur kacang hijau dengan serutan es batu serta campuran santan dan susu coklat di bagian atas, kalian bisa berkunjung ke Jalan RE Martadinata. Cukup lihat jalan di sana, nanti ada warung kecil berwarna cat hijau dengan atap asbes; serta sebuah spanduk besar berwarna biru, di depannya juga gerobak berwarna biru. Tidak ketinggalan tulisan “Es Bubur Kacang Ijo Kelenteng – Pindahan”.
Mari kita santap kuliner es bubur kacang ijo
Mari kita santap kuliner es bubur kacang ijo
Es bubur kacang hijau buka sejak pukul 07.00 WIB sampai 19.30 WIB. Tiap akhir pekan atau hari libur, warung es bubur kacang hijau ini ramai. Seporsi es bubur kacang hijau harganya Rp.6000 saja. Sangat murah sekali. 

Di hari-hari biasa, Pak Mudhori menghabiskan empat kuali besar bubur kacang hijau dengan rincian; 5 kilo Ketan Hitam dan 15 kilo Kacang hijau, dan membutuhkan 6-7 susu kaleng. Itupun bisa lebih jika hari-hari libur sekolah. Tidak salah rasanya jika warung es bubur kacang hijau kelenteng ini tersemat kata legendaris.

Menarik rasaku kulineran bubur kacang hijau yang merupakan salah satu kuliner yang aku sukai sejak kecil. Dulu, kalau aku pulang ke Karimunjawa, emak pasti membuatkan bubur kacang hijau khusus untukku. Tentu saja kuliner kali ini tidak aku sia-siakan, kulibas habis satu mangkuk es bubur kacang hijau yang ada di meja. *Sabtu; 19 Agustus 2017.

40 komentar:

  1. Luar biasa hostnya :p ga membiarkan tamu-tamunya sampai ada istilah telat makan wkwkwk
    Bener, lebih menarik pas di atasnya dikasih es serut, yummiiiieee. Kalau di Pundong, selain dikasih ketan, juga biasanya dikasih irisan roti tawar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah di sini dalam kurun waktu 30 menit sudah 2 kali sarapan loh ahhahahahah

      Hapus
  2. Kelihatannya enak, Mas. Khasnya bubur kacang hijau memang begitu ya, kudu penuh sampai tumpah-tumpah, hihi.
    Kuliner ini sederhana, di mana-mana ada, tapi tetap saja ia masuk catatan kuliner yang harus dicoba kalau saya ke Jombang, wkwk. Tentunya si kuliner masih otentik sebab sang pemilik awal masih ada.
    Dan setelah membaca ini saya jadi ngidam bubur kacang hijau. Terima kasih Mas, haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bubur kacang ijo ini jadio menu favoritku mas. Dari kecil doyan banget ahahhahah

      Hapus
  3. Eh, tapi kamu merasa kemanisan gak sih mas?
    Aku kok merasa bubur kelenteng manis banget, kayak aku. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku suka yang manis-manis mas. Hahahhahahah
      Mungkin kalau lidahmu kayake kemanisan

      Hapus
  4. ini menggiurkan :D, penampakannya sedikit berbeda dr burjo umumnya.
    rekuestlah, esnya yang banyak :D

    BalasHapus
  5. Baca ini pas siang hari salah banget :(( lalu aku haus. Kalo di Yogya yg enak di mana ya mas ?

    Mas Alid ini selaku pemandu wisata tidak mau bos-bosnya kelaparan wkwkwk makan teruss

    BalasHapus
  6. Ya Allah ku tak tahan liat kuali yang isinya full bubur kacang di tenang udara yang dingin ini :(

    BalasHapus
  7. Kalau nyebut burjo di Jogja - Solo, yang langsung terlintas dipikiran ya memang warung makan khas daerah Jawa Barat'an sana. Dan bener, sepertinya mereka sudah tidak menjual burjo - tapi lebih banyak ke sajian mie instan dan magelangan :D
    Kalau saya sih lebih seneng ketan hitamnya, daripada burjo itu sendiri. Misla rikues (mesen) ketan ireng tok, saged mboten mas? Wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jogja sudah berubah mas hehehhehe.
      Kalau di sini dominan bubur kacang ijo. Biasanya sih bisa kalau pesannya hanya ketan hitam

      Hapus
  8. Bisa jadi es burjonya buat makanan penutup Mas, jadi barusan makan pecel dilanjut burjo yang manis-manis dan seger. hehehe

    BalasHapus
  9. Yaa ampun, es kacang ijoooo.. Pengeeeen, sayangnya jauh banget. Wkwk
    Murah banget cuma 6rb, di tempatku aja es kacang ijo 10rb padahal kan di desa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak apa-apa lebih mahal. Toh sekalian bantu warga setempat kakakkakak

      Hapus
  10. wah enak banget ya kayaknya, ngomong ngomong kuailinnya besar kali ya.

    BalasHapus
  11. Aku suka makan di warung-warung jadul kaya gini. Ada rasa dan bau kuno. Enak....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaha, berdesak-desakan dan menikmati suasananya

      Hapus
  12. Isssshhh kan aku jd pengen burjo malam2 wkwkwkw.. Di depan rumah ku ada sih. Tp agak ngeri mau makannya mas. Soalnya kuahnya ijo bangettttt -_- aku curiga pake pewarna :( . Baru itu loh aku nemu burjo seijo cerah gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pagi enak yang hangat sih. Kalau siang atau sore enak yang es.

      Hapus
  13. Sedap tampaknya. Apalagi pakai es. Kalau saya suka yg hangat pakai bubur ketan,santan dan sekeping roti #mabokkarbohidrat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhahahhaha, sementara pokoknya karbohidrat semua. Tapi emang enak mas :-)

      Hapus
  14. wah...bubur kampung halaman ternyata ada yang ngulas dalam blog...jadi kangen sama rasa bubur kacang ijo klenteng...
    kalo nggak salah harganya 2500 ya?,,CMIIW hehehe
    salam kenal sebelumnya hehee

    BalasHapus
  15. pagi pagi nyarap burjo .. wah asyik banget tuh .. bubur kacang ijo segede kuali gitu .. bener2 laris es burjo kelenteng ini

    BalasHapus
  16. Aku jarang banget beli bubur kacang ijo, karena ibu biasanya masak di rumah. Sekalinya beli zonk, rasanya gak enak, kuahnya cair dan banyakan kuah dari kacangnya haha. Ngeliat satu dandang penuh isi kacang kayak difoto jadi bikin ngeces.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di rumah, emak juga sering buatin om. Kalau di Jogja nyari yang jualan gerobak

      Hapus
  17. 6000 itu yo standar Mas regone nggo semangkok,, emang biasane nemu rego piro je Mas?

    bar sarapan mburjo, ben lemu Mas, untuk indonesia lebih lemu pokoke...akwakw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Neng Jogja seng tenda pas sore kui 5000 tapi lima sendok abis :-(

      Hapus
  18. Kalo sha mau bubur kacang ijo gak usah beli. Tinggal bilang sama bapak selalu di bikinin. Bapak sha suka banget soalnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu waktu emak masih sehat beliau pasti yang membuatkan. Kalau di Jogja beli di gerobak kecil saat pagi.

      Hapus
  19. Pak mudhori ngaduknya bnyak bngat ya. Rame terus keliatannya

    BalasHapus
  20. Waaah udah lama banget aku tidak nemu es kacng ijo nih, jadi ingin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cari gan, kali aja nemu dekat-dekat rumah ahahhahah

      Hapus

Pages