Maha Vihara Mojopahit dan Patung Buddha Tidur - Nasirullah Sitam

Maha Vihara Mojopahit dan Patung Buddha Tidur

Share This
Patung Buddha Tidur di Mojokerto
Patung Buddha Tidur di Mojokerto
Seluruh agenda yang rencananya dijalani selama dua hari sudah disiapkan matang oleh Mas Alid. Aku beserta teman rombongan tinggal mengikuti saja ke mana dia membawa. Intinya, perjalanan kali ini tak hanya menjelajahi Jombang semata. Kabupaten Mojokerto juga menarik perhatian, khususnya Trowulan. 

“Hari pertama kita main ke Mojokerto sampai sore. Besok pagi baru seharian menjelajahi Jombang.” 

Pemandu dadakan ini sengaja membuat trip agar lebih sejalur. Seharian kami diajak menjelajah Trowulan. Bagi pecinta wisata heritage, tentu ajakan ini semacam pemantik semangat tinggi. Kami adalah orang-orang yang manutan. Diajak ke mana saja asal ikut, yang penting bahagia. 

Penjemputan di terminal berjalan lancar, kami singgah di penginapan. Di sana hanya numpang meninggalkan barang, kulineran; Pecel & Bubur Kacang Ijo, dan lanjut mengendarai mobil ke Trowulan. Rombongan dalam satu mobil, bayangkan saja keramaianannya. 
Gapura Maha Vihara Mojopahit di Trowulan
Gapura Maha Vihara Mojopahit di Trowulan
Tujuan pertama adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan kala ke Mojokerto, Patung Buddha Tidur. Aku lupa berapa lama jarak tempuh dari tengah Kota Jombang untuk sampai lokasi, rasanya tidak jauh. 

Mobil segera parkir mengikuti arahan juru parkir. Kami keluar dari mobil dan langsung disapa penjual cinderamata yang menawarkan manik-manik yang tersedia. Di sini ada banyak warung kecil penjual cinderamata.

Belum begitu siang sehingga pengunjung belum ramai. Hanya ada rombongan kecil yang sudah terlebih dulu sampai. Aku menyempatkan memotret gerbang bertuliskan “Maha Vihara Mojopahit”. Di depannya sebuah bangunan berderet patung tiap sisi, terpasang tulisan batas pengunjung. 

Maha Vihara Mojopahit dibangun oleh Biksu Viriyanadi Mahathera pada tahun 1989. Bangunan ini berkonsep sebuah Jogjo. Tujuan dibangun Vihara ini untuk tempat peribadatan umat Buddha dan sebagai tempat pelaksanaan hari-hari besar lainnya agama Buddha. 

Di dalam Vihara terdapat objek wisata yang nantinya aku kunjungi yakni Patung Buddha Tidur (Rupang Sleeping Buddha). Objek inilah yang membuatku singgah ke sini, pun dengan teman yang lain. Sebuah plang bertuliskan tiket 3000 rupiah untuk dewasa dan 2000 rupiah untuk anak-anak terpajang di bagian depan. 

Langkah kaki menuju area Patung Buddha Tidur. Mas Alid segera membayar tiket masuk, kami melenggang masuk dengan santai. Trowulan tentu bukan tempat asingnya. Setiap ada teman yang singgah ke Jombang, dia pasti mengantarkan ke beberapa destinasi di Jombang – Mojokerto. 

Berlokasi di Bejijong, patung Buddha Tidur menjadi pilihan wisata alternatif sebagian besar masyarakat. Mereka berbondong-bondong mengunjungi tempat tersebut. Aku beserta rombongan sudah masuk lebih dulu, di jalan menuju patung Buddha Tidur, kulihat sekelompok anak muda sedang membersihkan area Vihara. 

Mereka menyapu area Vihara, mengambil sampah-sampah dan tidak ketinggalan ada yang memotret. Dilihat sekilas, mereka bukanlah penjaga kebersihan tempat ini. sepertinya malah sekelompok mahasiswa. 
Mahasiswa yang sedang melakukan Retreat
Mahasiswa yang sedang melakukan Retreat
“Saya Kendi, mas. Dari UI,” Jawab lelaki tanggung di sampingku. 

Kegiatan yang dilakukan selama di sini adalah bagian dari Pekan Penghayatan Dhamma. Muda-mudi remaja Buddhis melakukan Retreat. Katanya mereka di sini sebanyak 30 orang lebih. Aku hanya sempat berbincang sebentar karena mereka sibuk membersihkan area Vihara. 

Hari belum terlalu siang, pengunjung berkumpul di depan patung Buddha Tidur. Mereka mengabadikan diri dengan latar patung tersebut. Pepohonan rindang di depan membuat lokasi lebih nyaman. Sebagian besar pengunjung adalah warga setempat. Baru segelintir wisatawan jauh yang datang. 

Objek patung Buddha Tidur bagai magnet. Para wisatawan saling bergantingan mengabadikan diri di depan bersekatan pagar yang tertulis “dilarang naik pagar”. Pagar berjarak kurang lebih 10 meter, dan dibalik pagar; tepatnya di depan kami menghadap ke patung dibuat kolam ikan. 

Patung Buddha Tidur di Maha Vihara Mojopahit ini panjangnya sekitar 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi sekitar 4.5 meter. Tepat di depan pagar pembatas terdapat sepasang arca Dwarapala yang dijejerkan seperti sedang menjaga tiap sisinya. 

Posisi patung Buddha Tidur ini adalah gambaran dari posisi ketika Sang Taghatta (Yang Maha Sempurna) mencapai Parrinibbana (wafat). Di bawahnya terdapat banyak relief yang tertempel. Konon relief yang terpasang menceritakan tentang kehidupan dan ajaran Sang Buddha. Semua ini membuat terlihat makin indah. 
Patung Buddha Tidur yang menjadi objek wisata di Trowulan
Patung Buddha Tidur yang menjadi objek wisata di Trowulan
Patung Buddha Tidur yang menjadi objek wisata di Trowulan
Sejenak aku terdiam, mengambil beberapa gambar dari sudut yang berbeda. Teman lain sudah berburu foto; foto-foto tersebut nantinya kami gabung dan sebarkan di grup. Tujuannya tentu untuk saling melengkapi satu dengan lainnya. Kami pun sesekali menyebarkan aktivitas ini di media sosia dengan tagar tertentu. 

Menjelang siang makin terik, makin banyak pula pengunjung yang datang. Tak puas hanya mengabadikan patung Buddha Tidur, aku bergegas mengikuti jalan setapak yang mengeliling komplek. Ada banyak bangunan dan patung yang bersebaran, membuat aku makin asyik menikmati perjalanan siang kali ini. 

Bangunan lain yang ada di sini antara lain Bhakti Sala, Altar Kwan Im, Altar Buddha Sakyamuni, Altar Dewi Tara, Altar Dewa Brahma, dan beberapa bangunan lainnya. Pun dengan relief atau patung. Sebuah relief besar tertempel di tembok; atau miniatur candi Borobudur di sudut lain. Berbagai ragam patung biksu terjejer rapi dominan menggunakan jubah kuning keemasan. 
Sudut lain di Maha Vihara Mojopahit
Sudut lain di Maha Vihara Mojopahit
Kujelajahi tiap sudut area Vihara, lalu berhenti di bawah pohon rindang sembari menunggu teman lain. Kami cukup puas mengunjungi salah satu destinasi yang ada di Mojokerto; selanjutnya perjalanan panjang masih harus dilalui. Deretan peninggalan kerajaan Majapahit seperti sedang melambai ingin disinggahi. 

“Kita lanjut ke Candi Brahu. Setelah itu baru kuliner Wader.” 

Sebaris ucapan yang aku tunggu-tunggu. Setidaknya di Mojokerto aku tidak hanya mendapatkan konten berkaitan dengan wisata heritage, tapi juga menyempatkan icip-icip kuliner di sini. Perjalanan masih panjang kawan. * Patung Buddha Tidur, Mojokerto; 19 Agustus 2017.

26 komentar:

  1. Patung Buddha tidur ini berada di kompleks Vihara, tapi tiket masuknya bukan di gerbang masuk Vihara, gitu kan mas?
    Dari membaca TTD di Jombang ini, semakin mengukuhkan bahwa hostnya sungguh istimewa sekalii wkwk. Sekian hari, bisa menjelajah banyak destinasi dan kulinerannya mantep semuaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satu tiket itu, karena letak tiketnya di gerbang. Dan jarak antara gerbang dengan Patung Buddha tidur sekitar 150 meter saja.

      Kandani kok, itu pemandunya ngeri hahahahah

      Hapus
  2. Wuaaaa wis ditulis ae rek hahaha.

    Aku malah rung nulis blas soal trip kita ke Mojokerto-Jombang dulu. Wong aku fokus nyopir hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, dengan suara serakmu; kamu berhasil membuat kami bahagia mas buahahahhaha

      Hapus
  3. Weh, nek malam apik malahan nggo foto :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orak ono wektu malam rene. Enak siang, sekalian kulineran hahahhahaha

      Hapus
  4. wuih 22 meter, besar juga ya
    lebih panjang dari bus nih...

    BalasHapus
  5. Patung yang mirip tersebar di berbagai daerah di Indonesia yah. Mungkin memang disengaja. Di Bali bagian Utara juga ada. Megah memang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Bali yang sedang ramai dibahas Patung Garuda Wisnu Kencana bang, besar banget itu.

      Hapus
  6. Nah, sekarang saya ngerti filosofi dari patung Buddha tidur. Selama ini penasaran itu maknanya apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin tahu itu karena nyari beberapa tulisan di artikel jurnal, daeng ehhehehe

      Hapus
  7. Rupanya di Jombang ada juga patung Budha Tidur ya. Dan berwisata budaya ke Wihara juga menarik.Jadi mengenal sedikit atribut-atribut yang digunakan dalam agama Budha ya Mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bukan di Jombangm tapi di Mojokerto. Lokasinya tidak jauh perbatasan Jombang & Mojokerto

      Hapus
  8. patung budha tidur bener2 daya daya tarik, penasaan ingin lihat dan sambil foto2. btw .. saya baru tahu kalau patung budha tidur adalah posisinya ketika Parrinibbana (wafat)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kang, ini yang saya baca di beberapa artikel jurnal

      Hapus
  9. Di Indonesia, sejauh ini baru patung Buddha Tidur di Semarang aja yang aku sambangi, itu pun kecil wkwk. Sebagian besar aku liat di Thailand sama Myanmar.

    Nanti pas libur di Jogja mampir ke Mojokerto bisa kali ya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke sini sekalian nemui mas Alid mas. Beliau paham betul daerah sini

      Hapus
  10. wah, besar sekali ya mas panjangnya sampai 22m.
    di Bogor juga ada patung Buddha Tidur, tepatnya di Vihara 8 Pho Sat. tingginya sekitar 5m dgn panjang 18m.

    semoga di lain kesempatan saya bisa menginjakan kaki di sana juga :)
    terima kasih sudah sharing mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya tidak jauh berbeda besarnya mbak.
      Amin, semoga bisa menjejakkan kaki di sini

      Hapus
    2. iya mas, beda 4m cuma yang di Mojopahit letaknya di ruang terbuka.
      yang di Bogor ada di dalam vihara.

      amin mas :)

      Hapus
    3. Oalah, iya ini lumayan terbuka tempatnya mbak.

      Hapus
  11. Muda-mudi Budhis ternyata juga ada kegiatan Retreat yah, seperti muda-mudi Katholik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada mas, pas di sini mereka membersihkan lokasi vihara.

      Hapus
  12. Saya juga pernah berkunjung ke sini mas, setelah baca artikelnya baru tahu lebih detail historynya. Terima kasih infonya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca mbak
      Kali aja bisa berbagi cerita juga hehehheh

      Hapus

Pages