Ngeblog Asyik di Culturehead Coffee Yogyakarta - Nasirullah Sitam

Ngeblog Asyik di Culturehead Coffee Yogyakarta

Share This
Cold Black, minuman yang direkomendasikan kala main di Culturehead
Cold Black, minuman yang direkomendasikan kala main di Culturehead

*Catatan: Culturehead sudah tutup. Kali ini menjadi satu dengan Lantai Bumi Coffee di sekitaran Pandega Karya.


“Sekilas mirip kedai kopi Lantai Bumi,” Celetukku kala masuk ke Culturehead Coffee di area jalan Kaliurang. 

Aku pernah singgah di kedai Lantai Bumi sewaktu bersua dengan teman bloger. Hanya saja saat itu aku sedang berpuasa, sehingga tidak sempat mencicipi kopinya. Kali ini, kami sengaja ingin berkumpul di Culturehead atas rekomendasi teman-teman ngopi tiap pekan.

Sewaktu luang, aku coba melihat postingan instagram kedua kedai kopi ini. Nyatanya di beberapa unggahan ada sosok-sosok yang sama. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kedua kedai tersebut satu manajemen.

Tulisan berukuran sedang terpampang jelas bertuliskan “Culturehead”. Lokasinya di dekat Kopi TM, tepatnya di jalan Pandega Karya. Satu jalur jalan tersebut sudah ada tiga kedai kopi cukup besar. Malahan, ketiga kedai kopi ini lokasinya hanya sepelemparan batu.
Dinding gelap dengan cahaya lampu putih di sudut-sudut ruangan
Dinding gelap dengan cahaya lampu putih di sudut-sudut ruangan
Sekitaran UGM cukup mudah ditemukan kedai kopi. Saking banyaknya, aku sendiri baru beberapa kedai yang sempat dikunjungi. Salah satunya Antologi Coffee. Menarik rasanya melihat perkembangan kedai kopi di daerah sini.

Nuansa temaram dengan balutan tembok hitam tersaji. Sejurus aku menyapu pandangan, melihat kondisi kedai yang luas ini. Mata menyapu segala penjuru, khususnya mencari meja yang kosong. Dua kali ke sini, dengan orang sama. 

Di tiap sudut terdapat figura dengan foto yang menarik. Sudut ini cukup bagus untuk berfoto saat siang. Tak hanya memanfaatkan dua ruangan (bebas rokok dan ruang rokok). Di teras dekat pintu masuk juga didesain menjadi meja tinggi seperti meja-meja di bar. 

Aku mulai melihat menu yang ada sembari tanya minuman apa yang paling direkomendasikan oleh kedai ini. Pramusaji menyarankan aku mencicipi Cold White. Kali datang kedua aku mencoba Cold Black

Dua kali berkunjung ke Culturehead, pramusaji dan baristanya orang yang sama. Sempat kuberkenalan dengan baristanya yang bernama Yabes. Barista berbadan tanggung dengan rambut gondrong dan tato di lengannya. 

Pramusajinya sendiri perempuan. Aku tidak tahu namanya, hanya sempat tahu akun instagramnya kala melihat postingan di akun Instagram Culturehead. Keduanya juga ramah saat menyapa pengunjung. 
Seorang pengunjung sedang memesan minuman
Seorang pengunjung sedang memesan minuman 
Kedai kopi ini buka mulai pukul 08.00 WIB, pemesanan terakhir pukul 23.30 WIB. Di sini ada tiga barista dan dua pramusaji. Tata ruangan cukup baik, memanfaatkan ruang luas, Culturehead menata meja kursi di tiap sudut ruangan. 

Sebagian tempat duduknya sofa, kursi panjang, dan sebagian lagi yang berada paling depan deretan meja kayu panjang yang bisa dilengkapi enam kursi. Kali ini aku duduk di kursi kayu, niat ke sini ingin menyelesaikan artikel yang sempat tertunda. 

Ruangan yang tergabung dengan barista merupakan bebas rokok. Bagi kalian yang ingin ruangan merokok, di ruang sebelahnya. Hanya tersekat pintu kecil. Cukup luas juga ruangannya, namun lebih luas yang area bebas rokok. 

Bersantai, mengerjakan tugas, main gawai, dan menyendiri; itulah ragam pengunjung kedai kopi. Rata-rata mereka adalah kawula muda yang menghabiskan waktu bersama teman dan pasangan. Aku di sini berempat ditemani Mak Indah Juli, Aqied, dan Ardian. 
Barisan meja kursi untuk pengunjung kedai
Barisan meja kursi untuk pengunjung kedai
Layaknya kedai kopi yang mempunyai ruangan luas, di sini tiap sudut ruangan dihiasi figura. Di tempat duduk dekat barista terdapat figura menarik, pun dengan di pojokan pintu masuk kedai. Bagi para pengunjung yang suka foto diunggah di media sosial, sepertinya sudut-sudut tersebut menjadi spot favorit. 

Kusempatkan berkeliling dan memotret sudut-sudut kedai. Baluran cat hitam dengan lampu tepat di figura seakan-akan ingin menonjolkan sudut ini menarik untuk diabadikan. 

Kunjungan pertama ke sini, aku mencicipi Cold White. Rasanya terlalu manis menurut lidahku. Jika pengunjung suka dengan minuman yang manis, Cold White bisa menjadi pilihan. Rasa susunya lebih dominan. 
Tempat asyik bagi yang hanya ingin sekadar santai
Tempat asyik bagi yang hanya ingin sekadar santai
Jika ingin yang berbeda, mungkin Cold Black bisa menjadi opsi yang lain. Rasa minuman ini jauh lebih pas seleraku. Di beberapa kesempatan, aku agak menghindari minuman manis, tergantung suasananya. Semua kembali pada selera masing-masing. 

Aku paham, pengunjung kedai kopi belum tentu semua suka kopi. Pun dengan yang suka kopi, tiap orang mempunyai selera berbeda. Biarpun pesannya sama, diracik barista berbeda, rasanya juga berbeda. 

Karena tiap waktu sering kumpul ngopi bersama. Aku sedikit paham dengan selera teman kala nongkrong. Sesekali obrolan sewaktu kumpul adalah mengutarakan rasa kopi pesanan yang sama antara kedai A dan B. Pun dengan barista A dan B. Sedikit obrolan tersebut menambah wawasanku tentang kopi, barista, dan rasa. 
Sebelum dilibas habis, sempatkan memotret dulu
Sebelum dilibas habis, sempatkan memotret dulu
“Jadi apa yang kamu kerjakan?” Tanya Mak Indah Juli saat aku membuka laptop. 

“Nyicil draf artikel,” Jawabku. 

Sementara aku asyik melanjutkan tulisan artikel, Mak Indah Juli sendiri bergelut dengan berkas kertas revisi project-nya. Kami larut dengan pekerjaan masing-masing. Aqied yang datang menyusul meminjam kameraku; dia memotret minuman yang dipesannya sembari menunggu Ardian datang. 

Selain asyik melanjutkan artikel yang tertunda, aku sempatkan mengakses internetnya. Untuk sekadar berselancar, berbalas komentar blog, dan main media sosial, di sini cepat. Jika untuk mengunduh file agak terasa kurang menurutku. 
Sesekali bekerja di kedai kopi
Sesekali bekerja di kedai kopi
Kalian yang berada di sekitaran jalan Kaliurang, UGM, dan daerah dekat sana. Jika mencari tempat tongkrongan untuk bersua dengan teman, mengerjakan tugas, atau menikmati waktu sendiri bisa ke sini. 

Di kedai kopi Culturehead kami hanya beberapa jam saja. Tujuannya memang hanya berkumpul, mumpung sebelum di sini kami sedang ada acara di luar. Daripada langsung pulang, kami sempatkan untuk bersua, menyicil pekerjaan, dan tentunya melanjutkan agenda #NgopiTiapPekan. *Culturehead Coffee; Kamis, 31 Mei 2018.


Pemutrakhiran Informasi


Tahun 2019, kedai kopi ini tutup. Tertera keterangan pada Google Maps jika Culturehead tutup permanen.

32 komentar:

  1. pengen posting ini juga ah, tar headernya pake foto yg di meja bar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ndang ditulis, kan sekarang sedikit lebih luang waktumu hahahahhahh

      Hapus
  2. Padahal mau komen, ini ke kedai kopi tumben pakai kemeja :p
    Eh jebul sebelumnya ada acara. Eh, mbak yang di kasir cantik :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu sudah pernah pakai batik, sekarang pakai kemeja panjang. Besok entah pakai apa hahahahaha

      Hapus
  3. aku tertarik ama menu makannya mas ;p.. kok kayaknya enak banget itu.. agustus 16-18 nanti aku mau ke solo, tp udh planning mau singgah jogja buat kulineran :D.. kayaknya bisa lah aku ksh tau temen2 ttg tempat ini.. coffee shop di jogja sekarang sama bnayaknya kayak jakarta ya... perasaan adaaa aja yg baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah main ke Jogja juga mbak. Kali aja kita bisa kopdar kalau nggak lagi keluar kota ahahahhahah

      Hapus
  4. Berawal dari liat #NgopiTiapPekan, berlanjut ke blog walking ke sini, dan berakhir dengan nyeduh kopi sendiri. Kopi pahit, tanpa gula, hehe.

    Mas, saya beberapa kali ke Jogja tapi sama sekali belum pernah coba kedai kopi di sana. Entah ya, mungkin ngerasa 'kurang Jogja' aja kalau 'ngafe' di sana. Haha. Biasanya liburan pendek soalnya, atau bahkan transit bentar. Makanya, dengan waktu sebentar ini, rasanya sayang kalo ngga ngopi (yang sebenernya lebih nimkatin suasana) di angkringan. Hehe. Nanti kalo lebih panjang waktu di Jogja, boleh lah saya icip-icip kedai kopi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, bagi wisatawan yang main ke Jogja; kopi di angkringan jauh lebih menyenangkan dibanding kedai kopi seperti ini. Karena tujuan mereka mencari suasana Jogja yang sederhana.

      Bagi kami yang memang tinggal di Jogja, kami cari tempat seperti ini agar bisa bersantai, kalau bisa sekalian nyicil tulisan. Tidak hanya nongkrong saja heheheheh. Malahan seringnya kami kumpul, ngobrol bentar, tenggelam dengan kesibukan masing-masing, dan pulang :-D

      Hapus
  5. JOgja semakin luar biasa perkembangannya ya Mas. Terutama tempat nongkrongnya, semakin banyak aja.

    Btw, nama Mbak pramusajinya siapa Mas. Masa cuman baristanya aja yang disebutin. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak pramusaji udah tahu namanya mas. Hanya lebih baik dirahasiakan buahahahahahha

      Hapus
  6. jarang jarang nih ketemu pramusaji kedai kopi cewek, kebanyakan cowok, heuheuheu
    naksir botol cold black nya nih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jogja banyak yang cewek kok mas. Piye, mau main ke Jogja kah ahahahhah

      Hapus
  7. Wahh anak anak kuliahan jadi makin banyak opsi buat ngerjakan tugas yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ingat, untuk sementara kamu sudah nggak kuliah lagi. Tapi boleh kok main ke sini sama dedek-dedek ahahahahha

      Hapus
  8. Hmmmm, aku belum pernah ke sini ya sama #ngopitiappekan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu sama kamu, kita main di kedai kopi dekatnya mas ahahhahahha

      Hapus
  9. Wah ada agenda ngopi tiap pekan segala mas? Menarik juga :D
    Entah di foto ke berapa, ada sosok mbak-mbak yang duduk sendiri pakai laptop warna merah--gagal fokus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agenda ini cuma buat iseng-iseng aja kok. Biar kalau ada teman yang bingung nggak ada kerjaan bisa ditemani.

      Hapus
  10. Saya pun tidak terlalu suka rasa manis. Apalagi kopi memang lebih enak kalau masih ada rasa pahitnya. Meskipun saya agak mikir kalau minum black coffee. Masih belum terlalu berani juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe, sedikit demi sedikit lidah ini sudah mulai terbiasa dengan rasa pahit. Kalau manis dikit aja rasanya udah kemanisan

      Hapus
  11. Letak strategis dekat kampus, mantapp dan pramusaji nya tau lah maksud gua ckck

    BalasHapus
  12. Wahhh cakep cakep pramusaji nya ya mas, jadi makin betah dan gamau pulang nih hha :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Situ malah fokus sama pramusajinya ya. Mbok fokus sama kopinya ahahahah

      Hapus
  13. saya udah pernah nobain cultureheaad ya lumayan buat ngopi ngopi sambil buka laptop, lumayan cozy tapi masih suka lantai bumi sih, mereka ownernya sama mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dari kantor lebih dekat ke Lantai Bumi sebanrnya. Cuma agak gimana gitu mbusuk-blusuk di Pogung. Biasanya kalau bareng teman ke CH, lebih mudah ngasih tahunya hahhahha

      Hapus
  14. hhmmtt...pas kapan iku aku ditinggal #ngopitiappekan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahahaha, salahe ngabari telat hahahahaha. Suk ngopi bareng wae ben impas ahahahhah

      Hapus
  15. Seems cozy place,,
    Tapi kalo untuk foto-foto kurang ok ya,, pencahayaannya temaram dan cenderung kuning.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kalau mau untuk foto, pas ke sini lebih baik siang sampai sore. Kalau malam memang pencahayaannya kurang. Bisa diakali dengan flash kamera sih kalau mau

      Hapus
  16. Rekommended bwt dicoba saat dtg k Yogya. Mampir jg d blog sya bang www.lazwardyjournal.com Thanks

    BalasHapus

Pages