Pengunjung ramai berendam di Candi Umbul Magelang |
Sebuah foto kolam pemandian terlihat kala aku membuka buku dari Dinpar Kabupaten Magelang. Sepertinya tempat ini menjadi salah satu destinasi yang ada di Kabupaten Magelang. Ketika perjalanan menuju Kopeng, sempat kulontarkan pertanyaan tersebut.
“Candi Umbul?” Tanya temanku memastikan.
Kucari informasi tentang Candi Umbul dari gawai. Lantas kuanggukkan kepala bahwa tempat inilah yang tadi kulihat di buku. Beruntungnya, besok sebelum pulang ke Jogja, aku diantar ke tempat tersebut.
*****
Sepulang dari blusukan di pasar Ngablak, aku kembali ke penginapan. Waktu masih pagi, hawa dingin berembus. Satu persatu barang di penginapan kuteliti agar tidak ada yang tertinggal. Kutemui penjaga penginapan, membayar biaya inap semalam.
Selang setengah jam, teman yang mengantarku ke Candi Umbul sudah datang. Kami berdua mengendarai motor metik menuju destinasi tersebut. Candi Umbul berada di Jalan Candi Umbul, Grabag, Kartoharjo, Grabag, Magelang. Sekitar 17 KM dari Kopeng.
Jalan berliku, turunan tajam disertai tikungan menjadi pemandangan wajar. Kami melintasi desa Seloprojo yang dikenal dengan adanya Curug Sumuran. Candi Umbul membuat aku menyusuri jalan menuju Telomoyo.
Rute kembali datar saat sampai di Jalan Candi Umbul, dari sini masih lebih dari 3 KM lagi perjalanan. Kami terus menyusuri jalan, sampai akhirnya di depan terlihat mobil terparkir rapi. Inilah Candi Umbul, lokasinya berhadapan dengan persawahan.
Loket tempat pembelian tiket masuk |
“Dua orang dan satu motor. Totalnya 14.000 rupiah,” Ujar petugas loket.
Dua tiket di tangan, aku masuk ke dalam umbul. Minggu ini, Candi Umbul ramai. Wisatawan didominasi keluarga banyak yang datang. Bisa jadi tempat ini menjadi destinasi favorit wisatawan dari Magelang dan sekitarnya.
Area Candi Umbul lumayan luas. Di dalam terdapat jalur jalan kaki, dan pohon rindang. Tersebar tempat sampah dan gazebo. Sayangnya, biarpun sudah banyak tong berwarna biru sebagai penampung sampah, tetap saja masih banyak yang buang sembarangan.
Sekilas tentang Candi Umbul
Candi Umbul bukanlah bangunan menjulang tinggi seperti candi lainnya, melainkan kolam/pemandian air panas yang ada di Kabupaten Magelang. Tempat ini menjadi situs purbakala. Konon merupakan bangunan pada masa Wangsa Syailendra.
Penamaan umbul sendiri dari kata “Mumbul”. Dalam Bahasa Jawa “Mumbul” artinya naik. Gelembung-gelembung yang naik ke permukaan. Air di kolam hangat, uniknya tidak berbau belerang. Menurut literatur, kolam ini dulunya digunakan sebagai tempat pemandian para bangsawan kerajaan.
Gapura kokoh menjadi penanda masuk ke area pemandian. Ada dua kolam di sini, semuanya ramai oleh pengunjung. Satu kolam yang agak tinggi jauh lebih ramai dibanding kolam yang lebih rendah. Kolam lebih rendah didominasi anak-anak.
Gapura depan pemandian Candi Umbul |
Tumpukan batu ada di sisi kolam. Bebatuan ini tidak boleh diambil karena milik purbakala. Di belakangnya lagi, dekat pagar terdapat papan informasi yang berkaitan dengan Candi Umbul. Tulisan di papan tersebut sepertinya mengambil dari literatur di Wikipedia.
Candi Umbul adalah cagar budaya yang dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Sehingga tiap bulan, petugas yang bertugas di sini harus memberikan laporan pada BPCB Jawa Tengah sebagai bahan laporan.
Tiap harinya Candi Umbul dibuka tiap pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Rata-rata pengunjung yang datang antara 100-an perhari. Pengunjung lebih banyak ketika hari libur dan akhir pekan. Menariknya lagi, warga setempat yang masuk tidak dipungut biaya.
Menunggu giliran berenang di kolam |
“Berarti gratis bu?” Tanyaku memastikan.
“Kalau warga sekitar gratis mas. Kalau mau bayar ya tidak apa-apa."
Di beberapa tempat memang ada destinasi seperti candi atau tempat lainnya yang gratis, pun di Candi Umbul, mereka tidak memungut biaya bagi warga setempat. Mungkin ini juga yang membuat warga senang berbondong-bondong main air bersama anak-anaknya.
Dua kolam pemandian tidaklah besar. Panjang kolam sekitar 10 meter dengan lebar 7 meteran. Ini hanya perkiraanku, karena memang tidak kutemukan luas tiap kolam yang ada. Sehingga ketika banyak pengunjung yang datang, kolam terlihat penuh sesak. Pun kedalamannya, kurang dari 1.5 meter.
Kolam pemandian penuh pengunjung yang mandi |
Pengunjung yang berlibur dan mandi terlihat asyik. Mereka tidak terganggu dengan ramainya orang di dalam kolam. Setelah puas mandi, bilas di tempat yang sudah disediakan, mereka momong anak sembari duduk di gazebo.
Makin banyak pengunjung yang mandi membuat kolam ini cepat kotor. Pihak pengelola rutin menguras air kolam tiap hari kamis (dua minggu sekali). Bisa jadi dikuras lebih cepat jika pengunjung jauh lebih banyak dan air sudah kotor.
Sewaktu aku berkunjung, di sini sedang ada pembangunan. Informasi dari petugas jika bangunan itu nantinya adalah toilet dan musola. Semoga bangunan tersebut cepat jadi dan bisa dimanfaatkan pengunjung umbul.
Pemandian Candi Umbul diambil dari dekat gapura |
Aku tidak ikut merendam di kolam air hangat ini. Melihat pengunjung yang ramai membuatku berubah pikiran. Sempat aku pegang airnya, lumayan hangat. Aku berkeliling, memotret Candi Umbul, dan duduk di tempat yang sudah disediakan.
Awalnya, aku mengira tempat ini sepi dari pengunjung. Nyatanya, Candi Umbul menjadi destinasi wisata alternatif masyarakat untuk berkumpul dengan keluarga. Selain Candi Umbul, di Kabupaten Magelang mempunyai destinasi wisata alam yang tak kalah indah. *Candi Umbul Kab. Magelang; 08 Juli 2018
Saya selalu penasaran dengan sumber air hangat yang tidak berbau belerang, itu dari mana yak, masak di bawah kolamnya ada kuompor guede...ahahha
BalasHapusWaini hahahahahah
HapusGimana kalau kita ikutan menguras pas hari kamis mas. Siapa tahu dapat infor lebih dalam :-D
Aku sering renang di umbul-umbul yang ada di Klaten. Tapi baru kali ini denger ada umbul dan candi jadi satu. Sepertinya menarik untuk dikunjungi
BalasHapusSaya malah belum pernah berenang di umbul yang ada di Klaten. Tiap mau ke sana kok masih mikir-mikir ahahahaha
HapusRupanya di sekitaran Magelang ada candi lain ya, nggak cuma Mendut, Boko dan Borobudur. Ketahuan kurang pikinik . hihi
BalasHapusSebenrnya Mendut dan Borobudur dekat mbak, kalau Boko beda; Boko ada di Sleman perbatasan dengan Klaten arahnya. Dari Prambanan saja masih jauh ehhehehhe.
HapusYang dekat dengan Borobudur itu Candi Pawon :-)
Kalau kolamnya rame gitu, aku paling gak ikut nyebur walau airnya hangat. Lihat yg mandi udah seru, hahaha
BalasHapusAhahahahha, akupun sama. Mending merendamkan kaki bentar, terus tinggal motret ahahahhaha
Hapushabis kehujanan main di sekitaran gunung magelang..sorenya mandi air hangat disini XD..kenangan bgt
BalasHapusDengar-dengar ada yang berempat ke sini, terus ada tragedi kepleset. Seperti itu laporan dari Mas Anno akakkakakakaka
HapusSebenarnya lumayan besar ini mas, hanya saja yang mandi orang banyak ahahahahah
BalasHapusWalaupun Candi Umbul tidak berbentuk 'candi', tapi bebatuan yang dipakai untuk gapura, pagar, sama dinding-lantai disekitar kolam sama seperti bebatuan di kompleks candi pada umumnya ya? Mirip kalau dilihat dari foto-fotonya. Lokasinya di dataran rendah berati ini mas? Bukan di perbukitan atau pegunungan?
BalasHapusBenar, ini di dataran rendah. Tepat di sisi lain bawah Bukit Telomoyo
HapusWilayah kopeng kan dingin yak. Mandi air hangat, habis itu makan tempe goreng. Mantap kayaknya.
BalasHapusBerarti kolam renangnya itu asli dari dulu ya, Mas? Bukan baru aja dibikin kan?
Kamu sesekali kudu ke Kopeng, mayan loh 9 derajat kemarin hahahahahha.
HapusKolamnya jadi situs purbakala
keren maulah kesana
BalasHapusMainkan mbak hahahahha
HapusSeberapa dalam kolamnya Mas? Lumayan ramai juga ya, kalau ikutan nyemplung ya tambah rame Mas..hehehe
BalasHapusPanjangnya sekitar 10 meter, lebarnya sekitar 7 meteran mas. Bisa lebih kecil lagi
HapusWalah baru tahu aku. Aku pernah mampir ke Grabag, di teman kuliahe bapakku. Ternyata ada tempat wisata juga ya. Berarti mas Sitam itu dari Kopeng lewat jalan dalam tembus Grabag atau turun lagi lewat Secang?
BalasHapusDi sana makan urap jagung gak? hahahhaha
HapusIya, ambil arah Secang, nanti di tengah jalan ada pertigaan alternatif ke Magelang. Jadi tidak sampai di Secang.
Gua kira candi kayak umumnya bro, ternyata nggak, trims untuk infonya dan harga tiketnya, pas dikantong hehe
BalasHapusMurah meriah malah garga tiket masuknya
Hapuswah unik iya, kolam pemandian air panasnya, seperti tempat pemandian jaman dulu nih.
BalasHapusIni memang peninggalan dari zaman dulu mas :-)
HapusBelum lama ini ke Magelang tapi ga diajak ke candi umbul, padahl cakep begini. Aku penasaran pengen nyemplung di air hangat, jernih dan ga bau belerang dengan latar belakang bebatuan candi pasti enak banget serasa putri Keraton behehehe
BalasHapusAhahahaha, pasti kalau berenang di sini bakal saingan dengan pengunjung lain yang berenang. Dua kolam ini ramai terus yang berenang :-D
Hapustunggu dulu.. airnya hangat?
BalasHapusapakah air itu memang hangat sejak pertama kali dibangun kira2?
mungkin ini agak aneh, karena yang saya tahu biasanya bangungan candi atau minimal batuan candi itu diletakkan di tempat yang kering, tetapi ini justru basah.. :D
Jika dibaca dari literaturnya memang dari awal pertama dibuat memang hangat. Bahkan menjadi tempat pemandian kerajaan
HapusBeruntungnya orang sekarang ya, bisa mandi di tempat eklusif (kusus Raja). Btw Airnya hangat aja apa hangat banget mas ?
BalasHapusHangat mas, tidak pakai banget heheheheh
Hapusbaru tau ada candi umbul.. soalnya saya paling suka hunting tempat-tempat yang nyebut-nyebut candi, apalagi ada kolam air hangatnya begini yaa..
BalasHapuskayaknya kalau kesini sebaiknya tidak pas weekend biar lebih khusyuk berendamnya.
hehehe
Ke sini asyinya hari kerja, yakin deh pasti sepi dan enak buat berendam
Hapus"Warga sekitar tidak perlu bayar." Itu bedain warga sekitar dengan warga bukan sekitar vimana caranya ya? Apa hanya berdasarkan kenal atau tidak kenal?
BalasHapusGampang ini mas, petugas biasanya orang sekitar sendiri. Jadi mereka paham mana yang warga sekiatr dan mana yang pengunjung dari tempat lain.
HapusRata-rata warga sekitar kalau main itu cuma anak-anak, jarang sama orang tuanya.
Wah sama dah, klo kondisi rame gitu
BalasHapusJd enggan untuk nyeburr
Heuheuheu
Foto foto doang
Minimal main-main air kakinya mas hahahahahh
HapusWew ternyata ada kolam air hangatnya. Kukira cuma air biasa.
BalasHapusBeberapa candi atau situs purbakala memang mengistimewakan air. Itu berarti dari jaman dulu nenek moyang kita sudah paham arti penting air bagi kehidupan.
Piye mas, mau berendam di sini sekalian cari wangsit pa? Hahhahahaha
HapusBiasanya tempat-tempat seperti ini udah kamu kunjungi duluan.
KAlau lagi musim libur kayaknya bakal rame banget, ya.
BalasHapusIya mbak ramai banget gegeggegge
HapusMas pas ke sini hari apa? Aku juga penasaran dengan tempat ini,, tapi kalo rame kok ya males. Hahaha
BalasHapuske sini pas akhir pekan. Kalau pas hari kerja dan pagi sepertinya sepi
Hapusseru amat , main air di tengah candi. Gini kali mandi ala ala zaman kerajaan dulu
BalasHapusSerasa jadi orang kerajaan ya mas :-D
HapusBeneran candi ya? ada kolamnya. Penasaran dengan sejarahnya gan.
BalasHapusbBanyak literatur yang sudah mengulasnya mas
HapusKalo aku bakal tetep nyemplung sih, hehe. Ini bisa jadi alternatif buat jalan-jalan dari Jogja. Kalo di Bandung, pemandian air panasnya malah rame dari tengah malam sampai pagi karena memang di momen-momen itulah paling nikmat berendam air hangat :D
BalasHapusKalau ke Jogja nanti fokus area lereng merbabu mas; Boyolali, Kopeng dll menarik diulas loh
Hapushuaaa tempat nyemplungnya menggoda neh.. seru
BalasHapusMenggoda lagi kalau pas sepi bang :-)
Hapusberendam air panas asyik ya.. tapi kalau kolamnya kebanyakan orang jadi males .. ga bisa nyantai :)
BalasHapusEnaknya pas lagi adem kang :-D
HapusKeren berarti ini pemandiannya bersejarah ya, bukan buatan pengusaha :D
BalasHapusSemoga tetap lestari dan terjaga bangunannya :D
Itu yang harus dijaga mas. Ketika situs seperti ini harus menjadi perhatian bersama
Hapus