Kedai Sellie Coffee Jogja kala malam hari |
“Jadi kita lanjut ke Sellie Coffee? Kan dekat dengan Limasan 514.”
Aku dan teman bloger lainnya sebenarnya sedang asyik di Penginapan Limasan 514 milik mbak Bulan di Prawirotaman. Di sini kami sempat buka bersama, lanjut ngobrol santai. Jika kalian mau mencari penginapan di Prawirotaman, silakan cari penginapan Limasan 514 buat menginap.
Dari diskusi singkat, akhirnya kami pilih kedai Sellie Coffee. Kedai yang ternyata sudah sangat populer buat kawula muda karena pernah dipakai untuk syuting film AADC II. Kemana saja aku ini, setahuku kedai kopi yang dipakai syuting hanya Klinik Kopi.
“Dekat dari sini kok. Hanya di jalan setelah ini,” Terang Ardian.
Rombongan yang di Limasan 514 bubar. Sebagian pulang, dan sisanya lanjut menuju Sellie Coffee. Alamat kedai ini di NG 3 / 822, Jl. Gerilya, RT.039/RW.010, Brontokusuman, Mergangsan. Hanya beberapa ratus meter saja dari Prawirotaman.
Kupikir Sellie Coffee ini luas dan bangunannya modern. Nyatanya tidak seperti yang aku bayangkan. Kedai ini cukup kecil dengan tampilan sederhana. Di dalam sudah ramai pengunjung, kami masuk mencari tempat duduk yang kosong.
Pengunjung menikmati waktunya di kedai |
“Selamat malam mas. Minuman apa yang dipesan?”
Aku sedikit bingung menjawab. Bergegas aku melihat daftar menu yang tersedia sembari meminta waktu sejenak. Kubawa daftar menu ke meja, mencatat pesanan teman yang lain. Kertas daftar menu bagian ujungnya mulai mengelupas dimakan waktu.
Jika tadi aku kaget bangunannya sederhana. Pun dengan harga minuman di sini. Aku mengira harga kopi di sini berkisar di atas 20000 rupiah, ternyata salah besar. Harga kopi di sini berkisar 13000 rupiah sampai 15000 rupiah. Murah!
Selain kopi, di sini juga menyediakan minuman nonkopi. Malah lebih beragam minuman nonkopinya. Oya sampai lupa, camilan di sini selain murah juga enak. Bahkan kami sempat memesan lebih dari 5 porsi camilan.
Daftar harga dan menu di kedai Sellie Coffee |
Berbagai macam jenis biji kopi ditampilkan depan kasir. Sempat kubaca biji kopi Suroloyo, Kintamani, Toraja, dan Sumbing. Di daftar menu juga tersedia tulisan “Luwak 20 ribu rupiah”. Bisa jadi di sana juga menyediakan kopi Luwak.
Malam belum begitu larut, pengunjung kedai kopi sudah padat. Setiap sudut rasanya penuh. Tawa canda terdengar dari berbagai sudut. Jika dilihat dari pengunjungnya, mereka rata-rata wisatawan. Bisa jadi mereka berjalan dari arah Prawirotaman.
Sedari tadi aku bilang bangunan ini sederhana, tidak menawarkan spot foto yang menarik difoto bagi pecinta media sosial. Tapi konsep itulah yang menarik perhatianku. Jika banyak kedai kopi menawarkan tempat menarik, di sini malah apa adanya.
Mbak Diah ditemani temannya melayani pengunjung kedai kopi |
Dinding kombinasi bata dengan bilah bambu yang dipotong dan dijejerkan. Bilah bambu berwarna cokelat tersebut menjadi dinding bangunan. Di sebagian tempat malah ditambahi dengan anyaman bambu dengan cat warna putih.
Melongok bagian atas bangunan, langit-langit bangunan juga anyaman bambu dikombinasi dengan kain putih sebagai penutup. Pencahayaan di kedai ini temaram, jadi kalau untuk bersantai saja cukup bagus. Kalau untuk membaca buku aku rasa kurang terang.
Di luar, tepatnya di depan kedai menjadi lahan parkir kendaraan. Di setiap sudut dinding diberi figura. Berbagai figura foto yang terpasang di dinding anyaman bambu berbalur cat putih menjadi serasa hidup dan terang.
Bagi orang yang senang nongkrong di kedai kopi dengan pencahayaan temaram serta tidak merasa terganggu dengan hiruk-pikuk pengunjung yang lain, mungkin tempat ini cocok. Hanya saja kalian harus bisa mencari tempat duduk yang ada colokan listriknya.
Pengunjung larut dalam obrolan bersama teman-temannya |
Kedai ini dari dulu memang sudah dikenal para wisatawan, lokasi dekat dengan Prawirotaman menjadi nilai tersendiri, biarpun di jalan Prawirotaman juga ada kedai kopi. Ditambah booming-nya film AADC II juga berpengaruh ke sini. Banyak orang yang iseng mengikuti jelajah tempat-tempat yang pernah dipakai syuting film tersebut.
Terlepas dari kenyamanannya, ada sedikit yang membuatku heran. Di kedai ini musisi jalanan masuk dan bernyanyi, rata-rata satu rombongan dua orang atau lebih. Mereka bernyanyi sembari berkeliling dengan kotak uang. Ini mengingatkanku kedai-kedai kopi di sekitaran Sorowajan dan Selokan Mataram.
Lebih tiga jam kami berbincang di sini. Bersantai dengan teman sembari menikmati hidangan. Setelah itu kami membubarkan diri dan merencanakan berkumpul di lain waktu serta di tempat yang berbeda.
Jika kalian menginap di sekitaran Prawirotaman dan butuh tempat untuk menghabiskan waktu sembari bersenda gurau dengan teman. Mungkin Sellie Coffee bisa dijadikan tempat untuk berkumpul dengan teman. *Sellie Coffee; Jumat, 01 Juni 2018.
Lokasi adegan legendaris
BalasHapussaat Cinta bilang
"Rangga, yang kamu lakukan itu Jahat!!"
aku jg gak nyangka kalau kafe nya sesederhana itu
Yang sederhana itulah yang membuatnya istimewa...
HapusHhahahaha, padahal aku berpikirnya bakal gimana gitu harganya. Pas lihat menu langsung tersenyum lebar :-D
Hapusberarti kalau sudah pernah dijadikan lokasi syuting film, bisa jadi tambah laris yaa...
BalasHapustp aku belum ngeh di scene yg mana pas di kedai ini
kayaknya harus nonton lagi nih
Waktu Cinta pertama ketemu Rangga, pas bilang "yang kamu lakukan itu jahat" kalau nggak salah :-D
HapusKedai kopi yang tidak instagramable, justru akan terlihat instagramable dengan caranya sendiri. Kesederhanaannya, dan perasaan hangat+nyaman itu yang dicari.
BalasHapusBentul banget mbak, dari sudut yang berbeda malah terlihat indah
Hapussekarang sudah mulai muncul kedai2 kopi kecil seperti ini .. ada di dalam gang pula .. bagus jadi banyak pilihan dan mungkin menyasar market yang berbeda kali ya
BalasHapusBenar kang, di Jogja malah sudah ada buanya kedai yang jauh dari pusat keramaian kota
Hapus