Dam air yang berliku seperti air terjun di Jembatan Mangunsuko, Magelang |
Aku tak bereaksi cepat. Saat luang, aku mengetik kata kunci “Jembatan Mangunsuko”. Alhasil sudah banyak foto yang bagus beredar. Keseluruhannya tentu dengan olahan foto para pecinta Instagram.
“Baik, sabtu kita ke sana,” Jawabku mantap.
Sebuah pernyataan yang harus aku tepati. Aku harus menyiapkan tenaga ekstra untuk mengayuh sepeda menuju destinasi wisata yang sedang hits di Magelang kurun waktu beberapa bulan terakhir.
Di warga setempat, Jembatan Gantung Mangunsuko ini lebih dikenal dengan sebutan Jembatan Gantung Jokowi. Hal ini dikarenakan Pak Jokowi yang meresmikannya. Jembatan gantung ini pula menjadi destinasi tujuan para pesepeda.
* ****
Kuatur ritme mengayuh pedal. Hari masih pagi, belum juga pukul 05.30 WIB, aku sudah menyusuri jalanan. Semalam, aku sudah ada janji dengan teman sesama pesepeda untuk menjelajah Kawasan Magelang, serta sepakat titik kumpul di samping Klenteng Hok An Kiong Muntilan.
Sudah lama aku tidak bersepeda jarak jauh. Terakhir mengayuh pedal dengan jarak lebih dari 50 KM itu bulan Maret 2018. Di jalanan datar menuju Muntilan, aku sengaja mengayuh pedal santai agar otot-otot kaki kembali terbiasa.
Dua jam berlalu, akhirnya aku sampai di Klenteng Hok An Kiong. Selang sebentar, teman tandem sepedaku sudah sampai. Om Z Triono, salah satu pentolan sepeda eNTe Jogja yang sudah tidak diragukan lagi jam terbang sepedaannya.
Aku menaiki sepeda MTB, sedangkan Om Z menggunakan sepeda lipat. Kami sempat sarapan angkringan di dekat Klenteng. Tepatnya di samping kuliner legendaris “Nasi Empal Muntilan”. Kuliner tersebut sudah sangat ramai.
Selain kami berdua, di tempat yang sama juga menjadi titik kumpul pesepeda lainnya yang dari Jogja. Rombongan berjumlah 15 orang itu mempunyai tujuan berbeda. Ada yang ke Ketep Pass, sebagian lagi ke Telomoyo. Sejenak kami berbaur sembari mengenalkan diri.
Tempat kumpul bersepeda di dekat Klenteng Hok An Kiong Muntilan |
Seandainya masih kebingungan, tinggal tanya ke warga setempat “Jembatan Mangunsuko” atau malah “Jembatan Jokowi”. Pasti warga setempat langsung paham dan memberikan rute yang akurat.
Perjalanan sesungguhnya dimulai dari Klenteng Hok An Kiong ke atas. Menyusuri jalan Veteran – Jalan Talun. Ini rute yang tanjakannya tidak begitu terlihat namun tak berujung. Rute ini lumayan panjang, sehingga menguras tenaga bagi orang yang jarang sepedaan seperti aku.
Tepat sampai Pasar Talun, kami tidak belok kanan di pertigaan pertama. malah lurus dan mengambil belok kanan di pertigaan kedua. Ini lebih jauh jalannya. Berhubung kami salah menandai lokasi, jadi santai saja.
Dari pasar Talun, kami masih naik sampai jalan Sewukan. Di dekat Sub Terminal Sewukan, kami istirahat. Rombongan yang tadi berangkatnya bareng masih di bawah. Sembari istirahat, kami membeli air mineral di warung rumah warga sekalian bertanya lokasi yang kami tuju.
“Bu, kalau jembatan gantung Krinjing masih jauh nggak ya?”
“Masih lebih 3 KM, mas. Lah masnya mau ke mana?” Tanya ibu tersebut.
“Ke Dam Air yang di jembatan Krinjing bu.”
Ibu tersebut bingung, beliau menerangkan jika Jembatan Gantung Krinjing itu tempat pengamatan Gunung Merapi. Sedangkan Dam Air yang hits itu ada di Jembatan Gantung Mangunsuko.
“Keliru mas. Kalau Dam Air yang difoto-foto itu di Jembatan Gantung Mangunsuko (Jembatan Jokowi) dekat sini. Mas kelewatan. Harusnya lewat pertigaan pertama pasar Talun, belok kanan.”
Kami berdua tertawa, beruntung mendapatkan informasi tersebut. Nasib baik tadi sempat beli air mineral dan bertanya. Akhirnya kami dilewatkan jalan setapak berbalut semen. Kami blusukan lagi. Keuntungan nyasar naik sepeda adalah mendapatkan jalan kecil yang asyik untuk dilewati.
Blusukan lewat jalan setapak di Sewukan |
Sedikit informasi, jika kita menulis Jembatan Gantung Krinjing di pencarian, nanti yang muncul foto ada air terjun aliran Dam Air itu sebenarnya Jembatan Gantung Mangunsuko, bukan Jembatan Gantung Krinjing. Kedua jembatan gantung tersebut diresmikan oleh Presiden Jokowi pada bulan September 2017.
Dari atas jembatan gantung, aku melihat aliran dam air yang membentuk tangga. Tiap tangga tidak tinggi, air mengalir mengikuti belahan sungai yang melintang di bawah jembatan. Spot memotret dari atas jembatan ini menurutku bagus. Hanya saja perlu dicatat bahwa jembatan gantung ini cukup ramai hilir-mudik masyarakat setempat.
Jembatan Gantung Mangusuko atau dikenal dengan Jembatan Jokowi |
Mumpung bawa sepeda, kami putuskan mengangkat sepeda turun. Ada akses jalan kecil untuk turun. Kudu hati-hati, agak sedikit curam. Jika musim hujan sudah pasti jalan tersebut licin. Sepeda aku parkirkan di tanah lapang, lalu mengabadikannya.
Aku sebenarnya membawa tripod, dan berencana memotret slow speed. Sementara aku tangguhkan, di dekat aliran air ada dua pengunjung yang asyik berfoto ria. Sengaja aku tunggu mereka sampai selesai foto-foto.
Air terjun DAM air di Jembatan Gantung Mangunsuko yang hits di Instagram |
Tidak sedikit pengunjung mengabadikan diri di atas jembatan atau mengambil gambar aliran air dari atas. Sempat terlihat pengunjung berkumpul sekitar 10 orang di atas. Ini menyebabkan warga yang melintas tersendat, terlebih di sini warga banyak yang membawa rumput pangan ternak.
Ada juga coretan-coretan yang berjejer di besi jembatan gantung. Miris rasanya jika masih ada yang bertinggah buruk di suatu tempat. Pun dengan sampahnya. Lahan tepat di bawah jembatan, sudah mulai berceceran sampah bekas air mineral. Tetap bawa sampahmu sendiri dan jangan buang sembarangan.
Tanah yang ada di terjun itu sedikit berlumpur. Jadi tanah yang tertutupi rumput bakal membuat sepatu kita basah dan kotor. Ada baiknya menggunakan sandal atau sepatu yang tepat agar tidak terpeleset. Jika musim hujan, aku pastikan jauh lebih berlumpur.
Memotret sepeda di Spot favorit DAM air Jembantan Gantung Mangunsuko |
Satu lagi yang harus dicatat. Foto yang beredar di Instagram sudah melalui proses olahan. Jadi jangan disamakan dengan pemandangan yang asli. Jika ingin memotret dengan hasil yang bagus kudu menggunakan filter pada kamera dan mengatur setelan kamera yang tepat.
Menurutku waktu yang tepat memotret di sini malah sore hari. Aku datang pagi sampai siang, objek yang difoto masih cukup silau. Padahal jika waktunya pas, kita dapat memotret aliran air dengan latar belakang gunung Merapi.
Memotret slow speed di air terjun jembatan Mangunsuko |
Cukup lama aku di sini, kami berbincang sembari merencanakan destinasi selanjutnya di waktu yang lain. Asyik juga kembali mengayuh pedal sepeda sekitar 80 KM (pulang – pergi). Biarpun tidak direncanakan, kami pakai kaus yang sama. Kaus panitia Le Tour De Jogja 2018.
Waktu berlalu cepat. Kami bergegas membopong sepeda naik, lalu menuntaskan perjalanan pulang ke Jogja. Destinasi seperti ini memang dilirik para pecinta foto, khususnya kawula Instagram. Semoga para pengunjung bisa berlaku bijak sehingga tempat seperti ini tidak kotor, jembatan gantung terjaga, dan tidak kumpul di tengah-tengah jembatan penyeberangan.
Teman gowes di Jogja yang mempunyai referensi lokasi bagus |
kata orang juga kalau malu bertanya sesat dijalan ..
BalasHapusundakan air-nya jadi membuat foto2 kece ... makanya jadi salah satu tempat instagramable
Dan benar sempat tersesat di jalan kang hahahahha
HapusUjung-ujungnya pakai GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) cara yang ampuh sih. Haha.
BalasHapusSering terjadi juga ada kesalahan nama, seperti yang lazim: Hutan Pinus Mangunan yg lebih dikenal Hutan Pinus Imogiri, padahal Mangunan dan Imogiri itu beda.
Rata-rata memang seperti itu. Bahkan beda kawasan pun dikira sama
Hapushaha iya, kadang foto di IG suka menipu
BalasHapusbeda ama aslinya
dan dari awal aku sudah membayangkan bakalan seperti apa. Tidak muluk-muluk
HapusKayak jembatan gantung yang ada di Ende, yang pernah saya lewat pakai sepeda motor terus ngeri sendiri haha. Tapi Jembatan Jokowi ini jauh lebih kokoh kelihatannya dan pemandangan dam nya itu, jadi kayak air terjun mini bertingkat. Keren sekali pemandangannya.
BalasHapusJika lokasinya banyak sungai, tentu jembatan seperti ini dibutuhkan masyarakat agar bisa menyeberang mbak.
HapusIya, dan di sini banyak juga jembatan gantung serupa :D
HapusKalau di Jawa malah jadi tempat buat foto-foto mbak
HapusKalau kemarin aku lagi sehati sama Mbak Aqied, sekarang Mas Sitam lagi sehati ro Mas Mblusuk postingannya. Haha. Tapi dia ke sananya nggak nyepeda :p
BalasHapusYa kalii aku nggak kuat kalau diajak nyepeda sampai sana.
Pas sampai sana, turun gitu duhhh ternyata pas nginjek rumput-rumput malah kebecek-becek. Banyak airnya ternyata. Jadi aku urung motret dari bawah. Naik lagi.
Baline puanass banget nggak mas?
Kami kan sama-sama suka sepedaan, jadi seperti janjian.
HapusPulangnya enak kok, di Magelang melibas jeruk manis & mie ayam, sampai Moses lanjut satu biji kelapa muda, lanjut makan.
Penamaan lain jembatannya yg dipaksain pake nama presiden trus keinget Waduk Gajahmungkur Wonogiri hahaha. Oke nih viewnya, banyak yang post di Instagram jadi bikin hits tempat ini. Brarti kata kunci buat tanya ke penduduk lokal pake Jembatan Mangunsuko yah?
BalasHapusHahahaha, begitulah koh cara penyematan nama biar diingat.
HapusBenar koh, bilang saja jembatan mangunsuko, pasti tahu lokasinya
Wahh luar biasa banget nih pengalaman kakaknya ini, kita punya hobi samaan loh
BalasHapusbersepeda😅, hampir sama nih pengalamannya, kalau kakaknya ini beruntung kan nggak kesasar sampai jembatan krinjing, kalau aku sama temen2ku kesasar sampai jembatan krinjing😅😅
Ya ampun hahahhaha
HapusBerarti benar-benar sarapan tanjakan mas :-D
Setrong banget mas, bisa sepedaan puluhan kilometer,, gile gile..
BalasHapusTempatnya bagus juga ya,, apalagi dengan slow speed kece banget tuh untuk feed instagram.. Tapi lucu aja penamaan lainnya jembatan jokowi ahaha..
-Traveler Paruh Waktu
Hahahahha, penamaan yang entahlah. Kadang mudah diingat sama warga.
HapusBentar lagi jadi kebanggaan Magelang nih. hahaha
BalasHapusMulai jadi destinasi tujuan bersepeda loh mas :-)
HapusOh, jembatannya memang tempat untuk warga beraktivitas ya? Kasihan juga ya orang yg mau lewat kalau banyak yg mengantri di atas jembatan untuk berfoto.
BalasHapusKalau saya sih lebih tertarik air terjun DAMnya :)
Benar mas. Kita harus bisa memposisikan diri kala berada di tempat seperti itu. Sehingga warga yang melintas tidak terganggu
HapusLah temenku pecinta sepeda juga baru aja nge-tag aku tanya di mana tempat ini pas liat fotonya... kini kutemukan jawabannya. Thank youuu
BalasHapusHehehehhe, ternyata teman mbak sudah sampe sini juga :-)
HapusGila tempat gini gara-gara sudut foto jadi bagus ya. Jadi inget curug di bekasi hahahaha
BalasHapusBenar mas, hahahahhaha.
HapusKita kudu pinter lihat bacaan blog orang lain biar tau sedikit gambaran aslinya :-D
Saya baru sebulan ini menetap di Magelang. Nanti mau explore sekalian ke tempat ini juga aah. Magelang banyak destinasi alam yang berlimpah ya.
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi, mas. Salam kenal.
Magelang mempunyai banyak destinasi indah yang belum bisa saya kunjungi mas. Jika mas mau ke sini pas musim hujan, lebih baik pakai sepatu atau sandal gunung, karena di sana pasti berlumpur tanahnya. Terus biasanya kalau hujan, air melimpah, warnanya cenderung keruh.
HapusOwalah... kemarin ke Magelang nyari tempat ini ngga tau apa namanya :D oke next jembatan gantung mangunsuko ..
BalasHapusWaiki yang punya kawasan Jateng mau nyamperin hahahahha
HapusWah rajin yaa naik sepeda sejauh itu hahaha
BalasHapusanyway, sayang ya masih banyak orang yang tidak bertanggungjawab. corat-coret sembarangan, buang sampah sembarangan.. merusak keindahan
Tahun 2018 termasuk sedikit sepedaan,
HapusBenar, asal ada tempat putih rata-rata jadi vandal
Wah air terjun mini nya keren yaa mas.. bertingkat-tingkat.. kapan2 mau nyoba kesana kalo di Magelang. :)
BalasHapusLebih tepatnya ini hanya aliran air yang berundak sih. Jadi jangan berpikir kalau ini sebagus di foto :-)
Hapus