Mataku tertuju pada konten twitter yang beredar di lini masa. Informasi keberadaan kedai kopi baru di sekitaran Ambarukmo Plaza membuatku tertarik mengunjungi. Sebelum kubaca di Twitter, aku sudah mendapatkan informasi tersebut dari barista di Homi Coffee.
Biasanya aku jarang mengunjungi kedai kopi baru. Rata-rata menunggu kedai tersebut berjalan selama tiga bulan, lantas mengunjunginya jika ada waktu luang. Kali ini, aku sengaja berkunjung ke Pretty Odd Coffee Bar karena dua hal.
Alasan pertama aku ke sini adalah butuh konten blog. Postingan di bulan Januari masih butuh satu konten kedai kopi. Jadi kuputuskan untuk mencari konten di sini. Alasan yang mendukungku ke sini kedua adalah konsep kedai kopi yang ditawarkan.
Ojek yang kunaiki berhenti di jalan Nogopuro. Lantas aku menyusuri jalanan tersebut hingga sampai Hotel Paku Mas. Tepat di sisi utaranya hotel kedai kopi ini dibangun. Jika tidak salah tempat kedai kopi ini dulunya semacam bangunan untuk duduk santai dengan pagar bunga.
Dua meja tertata di bagian luar kedai. Satu meja berukuran panjang dilengkapi empat kursi di sisi timur pintu. Satu lagi meja lebih kecil dengan sepasang kursi. Bagi pengunjung yang merokok, tempat ini menjadi pilihan mereka.
Di depan Pretty Odd Coffee Bar |
Pintu kugeser, siang hari ini sudah ada beberapa pengunjung. Di dalam tampak tiga orang sedang berdiskusi di meja panjang. Meja yang mereka gunakan dilengkapi dengan enam kursi. Serta di belakang kursi sisi barat terdapat colokan stop kontak.
Pretty Odd Coffee Bar ini buka setiap pagi pukul 08.00 WIB. Untuk tutup, ada perbedaan pada hari kerja dan akhir pekan. Akhir pekan buka hingga tengah malam. Satu barista bertugas kala pagi. Serta dua barista menjelang sore. Total barista yang di sini ada lima orang.
Siang ini yang berjaga adalah Mas Doni. Kami berbincang sesaat sebelum aku melirik menu yang ada di kertas. Di sini pula aku mengutarakan tujuan untuk izin memotret. Respon mas Doni sangat ramah. Beliau mengizinkanku mengabadikan sudut kedai kopi dengan bebas.
Tak hanya siang, menjelang sore tatkala sudah berganti sif barista, akupun masih menyicil foto untuk melengkapi bahan tulisan blog. Sore hari yang bertugas menjadi barista di sini dua perempuan. Mereka pun merespon santai kala aku potret.
Barista sedang sibuk |
Di meja barista, dua daftar menu kulihat. Aku berusaha memotret, namun hasilnya kurang memuaskan. Intinya di sini tersedia minuman kopi layaknya para pengunjung inginkan. Spesialnya di sini adalah empat minuman baru.
Empat minuman yang dijadikan sebagai andalannya adalah Espresso Old Fashioned, Bluberry Sour, Stop Me If You Think You've Heard This Before, dan Beginner's Luck. Cukup panjang-panjang namanya. Untuk komposisi minuman tertera di tulisan menu.
Dari keempat minuman yang menjadi andalan, khusus Espresso Old Fashioned ini ada campuran yang tidak bisa digantikan. Bagi pecinta cocktail (Koktail; Indonesia), tentu bukan sesuatu masalah. Hanya saja bagi orang-orang tertentu ada yang menghindari. Untungnya tiap barista sigap memberi tahu informasinya.
Di saat yang hampir bersamaan pula, aku bertemu dengan pemilik kedainya. Namanya Mas Ical. Sempat kupancing beliau bercerita perihal kedai kopi ini. Saat itu aku juga mengenalkan diri sebagai bloger. Sembari beliau bertugas di balik meja bar, beliau bercerita tentang kedai kopinya sekarang.
Secara pandangan orang awam, cocktail adalah minuman beralkohol yang penyajiannya dicampur dengan bahan ataupun minuman lain yang beraroma. Konsep kedai kopi seperti ini sudah ada di Amerika ataupun negara di Eropa.
Di Indonesia, konsep kedai kopi ala minuman cocktail rasanya belum banyak, khususnya di Jogja. Ini menurutku segmen baru dan berdiri di antara para pecinta kopi manual seduh serta es kopi susu yang sekarang masih melejit.
Daftar menu dan harga di kedai Pretty Odd Coffee Bar Jogja |
Mas Ical mengambil segmen ini berdasarkan pengalamannya dalam dunia kopi. Beliau merealisasikan konsepnya di Pretty Odd Coffee Bar. Racikan minuman yang dibuat adalah sempalan dari menu dasar cocktail, lalu untuk alkoholnya diganti dengan kopi.
Jika boleh dibilang, ini adalah bar cocktail yang bahan dasarnya menggunakan kopi. Entah disepakati atau tidak, ini hanya semacam simpulan kala aku merangkum obrolan dengan Mas Ical. Menurut Mas Ical, konsep ini menggabungkan antara tehnik pembuatan cocktail dengan penyeduhan kopi.
“Kami soft-opening bulan Desember 2019. Lalu baru berani launching di Januari 2020. Selama sebulan kami fokuskan untuk melatih barista agar bisa meracik minuman. Tujuannya adalah saat pengunjung memesan, mereka sudah bisa meracik dengan rasa yang benar,” Tutur Mas Ical.
Di balik meja bar, Mas Doni meracik minumanku. Sesekali aku timpali dengan pertanyaan. Kurun satu bulan terakhir, pengunjung di kedai kopi ini stabil. Minuman sendiri berkisar antara 30-50 pesanan setiap hari.
Selaras dengan Mas Doni, Mas Ical pun tidak mempunyai target muluk-muluk sesaat membuka kedai kopinya. Namun, antusias pengunjung dalam satu bulan melebihi perkiraannya. Kunjungan lebih banyak saat selepas magrib.
Pengunjung di dalam ruangan kedai Pretty Odd Coffee Bar |
Selain dari pengunjung langsung ke kedai, biasanya ada juga pengunjung datang dari Hotel Paku Mas. Ada yang memesan dan dikirimkan ke kamar. Atau mereka langsung menuju kedai kopi. Sesaat aku ingin pulang, tampak rombongan keluarga dari dalam hotel menyempatkan singgah dan menikmati sajiannya.
Di kertas menu tidak terlihat ada makanan. Tapi pengunjung bisa memesan makanan di kedai ini. Nanti barista yang mengkonfirmasi ke hotel. Makanan di sini memang kerjasama dengan hotel. Pun dengan tempat salat. Kita bisa salat di musola Hotel Paku Mas.
Minuman pesananku sudah jadi. Segera kuambil dari meja barista. Biasanya, barista mengantarkan pesanan ke meja pengunjung. Selepas itu beliau kembali meracik Espresso Old Fashioned pesanan admin Jogja Spotlight (Instagram). Aku tidak sengaja tadi berbincang dengan dia dan tim.
Segelas Stop Me If You Think You've Heard This Before sudah di meja minuman dingin ini cukup menyenangkan dinikmati kala terik. Untuk kalian yang tidak suka kopi manual seduh, minuman seperti ini bisa menjadi opsi.
Teman yang datang ke sini pun pesannya beragam. Aku mengabadikan pesananku dan pesanan kawan. Dia memesan Beginner's Luck. Empat minuman andalan di sini semuanya dingin. Bagi yang suka minuman lainnya juga tersedia.
Minuman pesananku, Stop Me If You Think You've Heard This Before |
Minuman Beginner's Luck |
Sebelumnya, aku sudah menyempatkan bekerja di kedai kopi ini. menyicil draft postingan blog, hingga melakukan aktivitas blogwalking. Di Pretty Odd Coffee Bar jaringan internet stabil. Bisa menjadi opsi bagi yang ingin mencari tempat untuk bekerja kala pagi atau siang.
Di ruangan dalam hanya ada dua tempat duduk. Satu meja panjang yang dilengkapi enam kursi. Satunya lagi meja agak tinggi dengan empat kursi. Meja panjang ini melekat pada dinding kaca kedai serta menghadap ke jalan.
Jika datang sendirian, aku sarankan duduk di meja panjang yang berada di dalam. Stop kontak ada di bawah meja. Atau jika suka di luar, lebih kurekomendasikan duduk pada meja kecil yang hanya untuk dua kursi. Tujuannya tentu jika ada pengunjung lainnya, mereka tidak bingung duduk.
Suasana saat pagi hingga sore cukup mendukung untuk bekerja. Aku tidak tahu suasana kalau malam hari. Biasanya kedai kopi lebih ramai kunjungan pada waktu malam. Untuk kalian yang mungkin di sekitaran Ambarukmo Plaza dan ingin mencari kedai kopi, bisa coba tempat ini.
Meja yang ada di dalam kedai Pretty Odd Coffee Bar Jogja |
Menjelang sore di Pretty Odd Coffee Bar cukup ramai. Silih berganti pengunjung yang berdatangan. Sebagian besar masih satu lingkaran kawan-kawan barista. Aku sendiri di sini bersama tiga kawan. Masih orang yang sama, teman-teman ngopi bareng tiap pekan.
Sebelum pulang, aku kembali menuju dalam kedai. Memotret aktivitas barista kala meracik minuman. Selepas itu menunaikan salat asyar di musola hotel, lantas berkemas pulang. Cukup rasanya mencari konten di kedai kopi ini.
Informasi tambahan, semisal kalian ingin berkunjung ke sini. Lebih baik menggunakan kendaraan roda dua. Area parkir sepeda motor bisa di depan kedai. Untuk mobil bisa berkoordinasi dengan petugas/satpam hotel. Aku malah merekomendasikan untuk menggunakan transportasi daring. Untuk tempatnya, bisa mengambil tujuan “Hotel Paku Mas”.
Barista sedang fokus dengan aktivitasnya |
Selama di sini cukup menyenangkan. Suasana saat siang asyik untuk bekerja. Minuman yang disajikan pun rasanya unik bagiku. Kalau datang rombongan, mungkin bisa duduk di luar. Ada beberapa kursi tambahan yang disimpan di dekat lorong.
Waktu sudah sore, kami kemasi gelas bekas minuman dan mengantarkan ke meja barista sembari mengucap terima kasih. Teman-teman bubar naik motor. Aku sengaja ingin jalan kaki sekaligus mencari konten foto di Jembatan Penyeberangan Amplaz. Ingin mengopi ala cocktail? Kalian bisa ke sini. * Pretty Odd Coffee Bar; 12 Januari 2020.
Ebuseeeeeeet mau dong pesenin Cocktail siji yang Pina Colada wkwkwk. Eh ternyata diganti kopi toh alkoholnya. Piye ya rasanya? Emang sih ke sini semakin banyak minuman ato makanan kekinian dengan mengolah yang sudah ada.
BalasHapusKalau di sini bisa coba Espresso Old Fashioned hahahahah. Yakin koe seneng, yen rak seneng tinggal kuminum ahhhahahha
HapusAku suka kopi2nya di sini pada pake cold brew. Jadinya seger dan gak pahit.
BalasHapusBeginners luck itu semacam perpaduan kopi dan bir plethok ������
Nah sama kayak pikiranku, tapi ini versi dinginnya hahahahahah
Hapuspanjang banget nama menu nya yak "Stop Me If You Think You've Heard This Before", heuheuheu.
BalasHapusklo tentang alkohol, pernah nyoba Irish Cofffee , rasanya kurang cocok ama lidah ndeso,
Biar kalau ke sini bisa mengingat-ingat hahahah
HapusMungkin bulan depan akan ada menu baru bernama If You Drink Me, You're Too Late. Buahahaha
BalasHapusBisa juga tuh dibuat menunya haaaa
HapusNamanya unik, Pretty Odd. Tapi sepertinya tempat duduk sambil merokok cukup terbatas ya, Mas? Persoalan nih buat yang biasa depan laptop sendirian sambil merokok. :D
BalasHapusIya mas, memang tempatnya maksimal seperti itu. Kalau nyaman memang datang sebelum sore sambil rokokan hahahahha
HapusMatur nuwun tipsnya Mas. Kapan-kapan mampir ah ke sana. :D
HapusBerkabar aja mas, saya tinggal nyeberang hahahahahahh
HapusOm satu ini sudah bisa jadi Duta Coffee Shop Djogja hahaha
BalasHapuspostingannya selalu memberikan gambaran baru tentang coffee shop di Jogja
selalu memberi informasi yang keren buat yang mau cari rekomendasi coffee shop di Jogja
Doakan bisa dolan ke Makassar dan mengopi di sana ahahhahah
HapusAku barusan kepoin Hotel Paku Mas, ternyata menarik! Hotelnya terasa homey dengan dinding batu bata ekspos dan kaya unsur kayu. Sepertinya menginap di Hotel Paku Mas lalu menikmati kopi di Pretty Old Coffee Bar adalah satu paket agenda staycation sederhana yang menyenangkan :D
BalasHapusAku suka layout cafenya yang setengah terbuka mas
Iya mas, dulu pas Koh Dedi Huang ke Jogja menginap di sini.
Hapusada lagi kedai kopi baru ... mesti ada bedanya dengan yang lain ... konsep bar cocktail sepertinya saya belum pernah ketemu konsep seperti ini di kedai kopi yang pernah saya kunjungi.
BalasHapusKalau kata teman-teman, pas lagi cuaca panas tepatnya ke Pretty Odd hahahahah
Hapus