
Suara rinai hujan membuatku malas bangun. Kulirik jam dinding, waktu masih pagi. Belum juga pukul 06.00 WIB. Aku masih bergulat melawan rasa malas. Sepertinya hujan pagi ini membuat rasa malas makin tak terbendung. Aku tidak bangkit dari kasur meski mata sudah terbuka.
Kuubah rencana minggu ini. Sebenarnya ada keingian mengunjungi kedai kopi yang lokasinya di Ngabul. Hanya saja waktu buka pukul 10.00 WIB. Sementara targetku sebelum duhur sudah sampai di Semarang. Aku beranjak dari kamar tidur, membersihan badan, dan kembali duduk menunggu hujan reda.
Dari Homestay 89 Jepara, aku memesan ojek daring menuju Potroyudan. Di sana ada pasar tiban yang digagas sekumpulan warga. Tebersit pikiranku mengambil konten di tempat tersebut sebelum balik Jogja. Sampai di lokasi, suasana sudah sepi.
Dari warga yang kutanyai, pasar tiban tersebut dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Sementara sekarang pukul 08.00 WIB sudah bubar. Sedikit menyesal karena targetku meleset. Aku duduk santai di bawah pepohonan di tepian Kali Kanal.
![]() |
Kali Kanal Jepara kala pagi |
Sepanjang tahun 2004 – 2006, tempat ini tidak asing bagiku. Tiga tahun aku menjadi warga Kanal, tepatnya di belakang Pisang Molen Kanal. Bahkan kalau sore hari sering membantu bapak penjual molen berjualan. Acapkali aku dikira anak beliau. Sebenarnya dulu aku mengekos di rumah beliau saat sekolah SMA.
Kucari informasi kedai kopi yang sudah buka sejak pagi. Lumayan sulit menemukan kedai kopi di Jepara yang buka pagi hari. Aku kembali memesan ojek daring menuju Alun-alun Jepara. Berhenti di dekat Museum Kartini, aku hanya duduk santai.
Tiap kedai kopi yang lokasinya terdekat dari Alun-alun Jepara kulihat keterangan buka di Local Guide. Rata-rata buka pukul 10.00 WIB. Hingga aku menemukan kedai yang buka pagi. Di keterangannya sudah buka sejak pukul 06.00 WIB.
Lokasinya tidak jauh dari alun-alun. Aku cukup berjalan ke arah Pengkol, dan berhenti di Jalan Ahmad Yani No.3, Pengkol VI. Tulisan keterangan kedai kopi sudah terpasang pada plang. Aku melihat sekilas dan masuk. Kedai kopi ini tempatnya terbuka.
![]() |
Mengunjungi Kedai Kopi dan Susu Nongki Jepara |
Dari bentuk dan peralatan yang ada di meja barista. Aku tahu ini tidak seperti yang aku pikirkan sejak awal. Tak masalah, toh niatnya ingin mengopi sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja. Kedai ini menyatu dengan rumah.
Di depan, ada juga informasi tempat ini menjual bubur ayam serta sop. Ini artinya, konsep kedai ini sebenarnya lebih pada kafe dan tempat tongkrongan. Tidak spesifik layaknya dua kedai kopi yang sudah aku kunjungi sebelumnya.
Seorang perempuan yang berjaga di pagi hari menyapaku. Aku bergegas menuju depan meja dan melihat menu yang tersedia pada pajangan papan di atas. Dua kedai sebelumnya aku minum kopi manual seduh. Berhubung ini masih pagi, kuminta dibuatkan kopi susu panas.
Aku memilih tempat duduk yang berada di dekat teras. Ada stop kontaknya, sehingga dapat menyempatkan waktu mengisi baterai gawai. Sembari menunggu pesanan datang, kusapu pandangan melihat sudut-sudut kedainya.
Kopi dan Susu Nongki sudah ada sejak Desember 2019. Seminggu buka enam hari. Tiap hari sabtu libur. Waktu bukanya sangat panjang, sejak pukul 06.00 WIB hingga tengah malam puku 00.00 WIB. Pagi hari masih cukup sepi. Aku menjadi pengunjung pertama, kemudian tambah lagi dua orang.
![]() |
Daftar menu dan harga kedai kopi dan susu nongki Jepara |
Semua meja dan kursi terbuat dari kayu, menyiratkan bahwa Jepara adalah pusat mebel. Ruangan luas ini terjejer kursi dan meja diatur sedemikian rupa. Di teras yang merupakan tempat parkir pun lengkap meja dan kursi panjang yang dibuat saling berkaitan. Di atasnya tumpukan asbak.
Aku menyapu pandangan ke bagian belakang. Kedai ini mempunyai dua pintu masuk. Di ruangan yang mengarah ke bagian toilet, meja kayu panjang dilengkapi kursi-kursi berjejeran. Tempat ini bisa untuk pengunjung berkumlah enam orang.
Tepat di dekat meja barista terdapat anak tangga akses ke lantai dua. Konon sekarang lantai dua sedang dalam proses renovasi. Rencananya di lantai dua dijadikan ruangan tertutup lengkap dengan AC. Ini artinya kemungkinan besar lantai dua untuk mereka yang tidak merokok.
Salah satu yang menarik perhatianku di sini tersedia musola. Sehingga bagi pengunjung yang ingin menunaikan salat bisa lebih santai. Untuk kamar mandinya luas, sedikit ada bekas kaki sandal pengunjung yang melekat. Mungkin ini menjadi catatan tersendiri.
![]() |
Ruangan di kedai kopi dominan kursi kayu |
Kopi mendarat di meja beserta seporsi pisang goreng. Kuucapkan terima kasih saat pramusaji sekaligus kasir tersebut berlalu. Kopi susu panas dalam gelas sekali pakai polosan tanpa ada logo kedai mengepul. Aku jadi teringat kopi-kopi yang ada di minimarket, malah di sana tetap dibungkus dengan logo.
Kusesap kopi susu panas tersebut, rasanya dominan fresh milk-nya. Bagiku ini kurang pas. Tapi untuk sebagian besar orang yang menongkrong, kopi susu seperti ini memang pas. Pangsa pasar pengunjung kedai kopi ini adalah kawula muda untuk kongkow.
Selain kopi susu, aku memang memesan pisang keju. Kuminta ke kasirnya agar pisang biasa saja sehingga tidak dominan rasa kejunya. Seporsi pisang keju ada enam iris, cukup legit dan manis. Cocok untut teman mengopi pagi ini.
Menurut kasir yang bertugas, di sini pengunjungnya lebih ramai kala malam hari. Siang juga cukup ramai menjelang makan siang. Segmennya rata-rata remaja, sama halnya dengan kedai-kedai kopi yang lainnya. Sembari menunggu baterai penuh, aku menghabiskan pisang keju dan kopinya.
![]() |
Menyesap kopi manis dan pisang goreng |
Kopi dan Susu Nongki menjadi alternatif bagi orang yang ingin mengopi kala pagi di dekat Alun-alun Kota Jepara. Mungkin sedikit masukanku terkait gelas untuk minuman panas, lebih menyenangkan jika tidak polosan. Aku sempat mencari foto bagaimana gelas plastik yang untuk minuman dingin di sini. Gelas plastik beningnya terdapat logo kedai kopi.
Ini hanya sekadar masukan, terkait diterima atau tidak, bukan menjadi masalah. Kembali lagi kutekankan, bagi kalian yang sekadar ingin bersantai, tempat ini bisa menjadi opsi. Untuk harga minuman cukup sesuai dengan kantung pelajar.
Arloji menunjukkan pukul 10.15 WIB, waktunya menuju tempat bus di Saripan. Gerimis kembali menyapa, aku sudah di atas jok motor ojek daring menuju halte. Selang beberapa menit sudah melintasi jalanan Jepara menuju Semarang.
Tiga hari di Jepara yang cukup menyenangkan. Tiga kedai kopi sempat aku kunjungi, meski harus melepaskan satu kedai kopi yang sedang hits di Jepara dengan alasan pulang Jogja lebih cepat. Jika nanti ada waktu kembali, aku bakal mengunjungi kedai-kedai kopi yang lainnya di Jepara. *Jepara; 15 Maret 2020.
Jadi laper liat pisang gorengnya Mas. Sepertinya enak dinikmati kala cuaca mendung sambil ditemani segelas kopi.
BalasHapusPisang ini agak basah menurutku. Mungkin jenis pisangnya atau lumuran gulanya yang berlebihan
HapusSoal gelas polos itu, benar juga, sih, Mas. Kalau ada logo dan namanya, pasti akan lebih menguntungkan juga buat promosinya. Jadi meskipun pengunjung yang ngepos di Instagram nggak bikin caption, orang-orang bakal ngerti itu kopinya siapa.
BalasHapusNongkrong sore di sini sambil liat orang-orang jogging kayaknya seru, nih. :D
Nah, itu yang mungkin bisa digaet pemiik kedai.
HapusKalau di sini joggingnya agak terhalang mas. Bisa lah kalau orang lewat ahahhahah
aku malah gak bisa minum kopi susu atau susu di pagi hari, pasti langsung mules. Bisanya kopi hitam.
BalasHapusbtw aku udah lama gak ngemil pisang goreng polosan tanpa tepung, heuheuheu
Kalau aku tergantung keinginan mas. Kadang kopi susu ya kulibas ahahhahah
HapusKeren sih tempatnya, kayak romantis gimana gitu, hehe..
BalasHapusSepertinya keromantisanmu harus dibuktikan kalau nongkrong di kedai kopi ahahhahah
Hapuskalau reviewer cafe profesional memang beda ya? sampai gelasnya saja direview hahaha. kalau saya paling cuma suasana sama rasa kopinya.
BalasHapusHahahahaha, sebenarnya ini juga kaget daeng. Lihat gelasnya polosan. Beda dengan gelas untuk yang es, ada logonya
HapusDuhh kedai kopinya tampak nyaman buat nongki lama-lama nih. Apalagi ada pisang keju yang tampaknya enak banget itu.
BalasHapusJadi, kapan kita nongki-nongki di Jepara?? *tanya siapa*
btw, di sini gak ada makanan beratnya yaa?? kudu makan dulu nih biar gak mendadak kelaparan abis nguras isi otak ngejar deadline tulisan. Hehehe..
Tahun ini mudik ditunda, mbak. Jadi nongkrongnya di tempat masing-masing ahahahhahaha
HapusDi sini malah ada soto ataupun bubur ayam loh
Aku suka keju, tp ntah Napa kalo dipasangin Ama pisang, jd ga doyan. Pisang ya pisang aja :D. Ga suka kalo ditambahin macem2 kecualiii srikaya kayak di Kalimantan :p
BalasHapusNah kalo kopi susu, tp lebih kuat rasa susunya, aku jg ga suka. Bikin eneg :). Mungkin Krn pada dasarnya aku ga suka susu :)
Betul mbak, kalau pisang gorengnya memang enak yang biasa menurutku hahahhahah. Untuk minuman kaau susunya lebih dominam memang kurang sesuai juga di lidahku.
Hapuswaktu pertama kali ke Jepara rasanya kayak kotanya tenang dan sepi gitu ya, udah lama banget juga soalnya.
BalasHapussore-sore waktu yang tepat buat nikmati pisang seperti ini, apalagi kalau dipadu sama minuman hangat, cafenya juga menarik tempatnya
Jepara salah satu kabupaten yang tidak banyak dilewati kendaraan umum antar kota. Tapi banyak truk yang lewat di jalan besarnya. Di kotanya sendiri cenderung sepi
Hapuswah yang gini-gini yang dibutuhkan
BalasHapusreferensi :D
Hehhhhehe, buat dolan sambil ngopi yo. Atau sambil kerja
Hapussudah lama sih pagi-pagi belum pernah minum kopi susu dan pisang goreng. biasanya pagi hari hanya kopi hitam
BalasHapusKopi hitam pun menyenangkan, mas. Apalagi ada cemilannya.
Hapussedap tuh kalo pagi hari
HapusKedainya tampak tenang, pasti menyenangkan menyesap secangkir kopi di sana. Btw pisang gorengnya nampak polos, kesannya original sekali :D
BalasHapusSebenarnya pisang keju, tapi aku minta original. Manis banget ahahhahaha. Menurutku agak kurang kering sih menggorengnya
HapusSelama pandemi seperti ini masih rame gak yaa mas kalau kedai atau tempat nongkrong kopi seperti ini.. Saya kebingungan mencari kalo di jogja gini, ada yang membatasi atau tutup lebih awal.. Jadi tidak bisa menikmati kopi dengan nyaman karena dikejar waktu..
BalasHapusSama dengan di manapun. Memang selama pandemi dibatasi. Kalau pas aku ke sana, ini belum pandemi
HapusSayang sih, tempatnya udah homey, makanannya udah pisang goreng, tapi kopinya disajikan dalam gelas disposable. Aku membayangkan gelas kaca kecil seperti yang banyak dijadikan gelas hadiah deterjen. Lebih klop!
BalasHapusBenar mas, kalau gelasnya kaca atau cangkir malah keren. Tapi semua tergantung pemiliknya mas hehehehhe
Hapuswah,terimakasih atas reviewnya Kak. Iya itu soal gelasnya non sticker karena kebetulan waktu itu stickernya habis, baru pesan lagi. Biasanya pake sticker kok. hehe. Tapi terimakasih banget ini reviewnya.
BalasHapusMohon maaf jika ada ulasan yang kurang baik. Besok-besok bakal dolan lagi kalau ke Jepara. Sukses untuk kita semua
Hapus