Bersepeda Menuju Spot Bukit Pongol Indah Bantul - Nasirullah Sitam

Bersepeda Menuju Spot Bukit Pongol Indah Bantul

Share This
Destinasi Bukit Pongol Indah Bantul
Destinasi Bukit Pongol Indah Bantul
Nama Bukit Pongol Indah sebenarnya baru terdengar di telingaku. Sebuah postingan anggota Grup Jogja Gowes mengabarkan ada destinasi yang baru dibuka. Foto yang diunggah hanya petakan lahan dengan tambahan sepeda yang tersandar di pohon.

Meski begitu, aku tertarik mengunjunginya. Minggu pagi, kukayuh pedal sepeda menuju sekitaran Pleret. Sekilas, rute menuju Bukit Pongol Indah hampir sama arahnya dengan Bukit Ngleseh. Lokasinya pun tak begitu berjauhan.

Di perempatan setelah jembatan, aku tidak belok kanan, tapi masih lurus. Hingga bertemu pertigaan, aku membelokkan sepeda ke kanan. Di sini jalanan cukup lengang, hanya bertemu dengan dua pesepeda yang melintas. Perbukitan sisi kanan selepas hamparan sawah.

Tak lagi kulihat gawai, aku terlalu asyik dengan jalur yang lengang dan mulus. Bahkan kulewati jalan besar sedikit menikung serta agak menanjak. Tatkala hendak sampai turunan, kulihat gawai. Nyatanya aku melewatkan jalur yang benar. Segera kuambil belok kanan pada salah satu jalan kampung.

Sebenarnya, jalur yang sesuai adalah sebelum tikungan agak menanjak itu ambil jalan lurus arah kampung. Jalur ini mengingatkanku waktu bersepeda ke Gua Permoni, jalan tidak begitu luas serta banyak rumah yang berjejeran.
Bukit Pongol Indah masih sepi di awal tahun 2022
Bukit Pongol Indah masih sepi di awal tahun 2022
Dari peta di gawai, jalur yang kulintasi sudah benar. Gopro yang kupegang sempat terpelanting jatuh, mini tripodnya patah. Tapi masih bisa kugunakan. Tanjakan ini tak panjang, jalanan senyap dan menyenangkan. Pada titik tertentu, aku mendengar suara gemericik air.

Lepas jalan lengang tanpa ada rumah, kembali kulihat rumah warga setempat. Jalan agak naik, dan di depanku sebuah tembok besar bertuliskan Bukit Pongol Indah disertai arah panah. Jalan yang dilewati menyusuri samping rumah warga.

Area bukit Pongol Indah ini ternyata dekat dengan jalan utama. Hanya saja sewaktu aku datang, jalan setapaknya becek. Hujan deras semalam mengguyur daerah sini. Genangan air tampak di antara bekas ban kendaraan bermotor yang melintas.

Di tengah bukit Pongol Indah tampak lapangan luas. Posisi tanah seperti berundak, bagian tepian lapangan sudah ada gubuk kecil bertuliskan Pongol Indah. Pelantang besar terbungkus plastik. Informasi yang kudapatkan, semalam sempat ada acara musik sebelum hujan mengguyur.

Bukit Pongol Indah berlokasi di Jangkang, Srumbung, Segoroyoso Kecamatan Pleret. Jika mengikuti jalur yang kulintasi, kita bisa sampai jalan menuju Bukit Ngleseh. Aku melintasi jalur tersebut sewaktu pulang.
Warung di Bukit Pongol Indah baru buka
Warung di Bukit Pongol Indah baru buka
Pembangunan sedang masif berjalan untuk mengembangkan berbagai fasilitas di Bukit Pongol Indah. Kulihat baru ada tiga warung yang sudah siap, ketiganya baru dibuka. Aku mendekati salah satu warung untuk memesan minuman.

“Mbak, tolong buatkan teh dulu di tempatmu. Tempatku belum siap,” Pinta seorang bapak ke warung sebelahnya.

Ibu warung sebelah langsung menyiapkan minuman. Di sini, ketiga warung ini cukup akrab. Setidaknya satu visi untuk kemajuan Bukit Pongol Indah. Berhubung masih cukup baru, warung menyediakan minuman seadanya. Tidak ketinggalan kopi kemasan hingga makanan instan.

Sembari menunggu minuman hangat, aku banyak berbincang dengan pemilik warung. Katanya untuk gorengan sudah cukup beragam. Aku merekomendasikan mereka untuk membuat minuman teh serai. Minuman ini cukup banyak yang memesan di beberapa destinasi terdekat.

Tanah lapang luas di sini menjadi modal yang bagus untuk menggaet pesepeda. Tiap sudut sudah dilengkap dengan penerangan, bisa jadi kalua malam jauh lebih terang. Sudut-sudut lainnya sudah dilengkapi dengan tempat duduk yang ada atapnya.
Area tempat duduk bagi pengunjung di Bukit Pongol Indah
Area tempat duduk bagi pengunjung di Bukit Pongol Indah
Aku terdiam santai, melihat suasana pagi. Pemandangan cukup indah, terlebih sedari semalam hujan deras. Kabut tipis tampak di ujung pemandangan. Suasana sejuk menerpa kulit. Pagi ini, baru aku yang tampak menggunakan sepeda. Selebihnya warga setempat.

Tak lama kemudian, empat pesepeda perempuan datang menggunakan sepeda MTB. Sepertinya, salah satu dari mereka tidak asing. Aku pernah melihat akun Instagramnya yang menandai Instagram Jogja Gowes. Pantas tidak asing.

“Bisa difotokan, mas?” Pinta salah satu dari mbak-mbak pesepeda.

Aku sedari tadi sibuk mengambil vlog lantas memotret keempat perempuan ini. Mulai foto di tanah lapang, hingga di bagian bebatuan hitam yang di ujung sana. Bebatuan ini cukup menarik sebagai tempat duduk sembari menghadap ke perbukitan.

Bangunan semacam panggung kecil yang untuk menaruh pelantang beratapkan plastik. Sepertinya memang masih darurat dan dalam proses pembangunan, sehingga untuk sementara masih seperti ini. Barang yang ditinggalkan dirasa cukup aman.
Panggung yang digunakan untuk acara musik
Panggung yang digunakan untuk acara musik
Sembari mempercantik tempat di Pongol Indah, aku mencari tempat kamar mandi hingga fasilitas yang lainnya. Dari ibu-ibu pemilik warung, untuk sementara fasilitas seperti itu belum ada. Sementara musala ada, lokasinya menuju jalan utama.

Selang hampir tiga bulan setelah kunjunganku ini pastinya ada banyak yang berubah. Bukit Pongol Indah sempat ramai dikunjungi para pesepeda yang suka dengan pemandangannya, hingga mereka yang penasaran karena destinasi ini lumayan ramai postingannya di Grup Facebook.

Parkiran sepeda yang terbuat dari bambu ada di beberapa titik. Salah satunya berada di dekat spot pemandangan. Aku sangat menikmati pemandangan di sini. Jika di beberapa perbukitan menyuguhkan lanskap alam hamparan sawah. Di sini berbeda.

Barisan bukit hijau diselimuti kabut tipis menjadi pemandangan yang menyejukkan mata kala pagi. Bagiku, pemandangan seperti ini menjadi daya tarik tersendiri, karena agak berbeda dengan spot-spot di sekitarnya.

Aku sedikit menyesal karena tidak membawa kamera mirrolens. Biasanya kamera tersebut kubawa untuk mengabadikan lanskap yang disuguhkan. Kali ini cukuplah aku abadikan menggunakan gawai. Meski hasilnya kurang memuaskan, tapi momentum datang pagi kala ada kabut tipis menjadi penyejuk.

“Berapa bu?” Tanyaku sembari mengangkat gelas teh panas.

“Tiga ribu rupiah, mas.”
Mengeteh kala pagi di Bukit Pongol Indah
Mengeteh kala pagi di Bukit Pongol Indah
Kuambil uang pas dan membayarkan ke ibu. Bayangkan saya, niat pagi hanya ingin melihat bukit tanpa terpikir mencari konten, tapi malah mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Aku percaya, Bukit Pongol Indah bakal ramai kunjungan pesepeda.

Alasan aku percaya tempat ini bakal dijadikan destinasi tujuan pesepeda cukup sederhana. Salah satu yang jelas adalah rutenya cukup bisa dilintasi oleh seluruh jenis sepeda dan jalurnya tidak ada tanjakan tinggi, jika tidak lewat jalan ke Bukit Ngleseh.

Selain itu, area yang luas bisa menjadi opsi komunitas sepeda untuk kopdar ke sini. Tentu hal yang membuatku yakin adalah lanskap perbukitan kala pagi menjadi daya tarik para pecinta suasana syahdu. Aku percaya itu.

Lumayan lama di sini, aku pulang. Rute yang kulintasi berbeda dengan jalur berangkat. Kuambil jalur menuju Bukit Ngleseh, agak ada tanjakan sedikit, lalu turunan hingga ketemu pertigaan. Di sini, aku mengambil belok kanan sampai jalan menuju masuk ke Bukit Ngleseh.

Bukit Pongol Indah adalah salah satu contoh destinasi buatan warga setempat seperti destinasi-destinasi yang lainnya. Tentu saja harapanku masih sama. Tempat yang dibangun warga lokal ini bisa menarik perhatian para wisatawan lokal, sehingga perekonomian masyarakat bergerak. *Yogyakarta, 02 Januari 2022.

12 komentar:

  1. Balasan
    1. Kayake sesuk kudu diagendakan rene sore. Cuma males pas mulih, bengi ahhahahaha

      Hapus
  2. ada area tanah datar yg lumayan luas, oke juga buat camping ground

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo pas waktunya bisa sekalian dengerin live music hehehheheh

      Hapus
  3. Pemandangan bagus, rute bersahabat, ada warung tempat luas, dan suasana tenang sudah cukup untuk sebuah tempat untuk jadi destinasi bersepeda.

    Di semarang banyak area perbukitan yang biasa jadi tujuan para pesepeda. Walaupun dalam perjalanannya sudah melewati beberapa tanjakan terlebih dahulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang tempat ini menjadi ramai banget.
      Benar mas, biasanya pesepeda itu nyari tanjakan dulu baru mencari warung

      Hapus
  4. view yang bagus dan rute yang "ramah" plus warung ... memang sepertinya jadi bakalan destinasi sejuta goweser nih 😁

    BalasHapus
  5. wah seru banget bisa menanjak sampai bukit :D tetap sehat dan semangat ya kak :D

    BalasHapus
  6. Semoga semakin byk pesepeda ke bukit pongol ini ya mas, jadi warga setempat juga bisa jualan dsb, apalagi bukit ini cantik dan rutenya juga bersahabat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, sekarang katanya sudah mulai ramai. Menyenangkan jadinya

      Hapus

Pages