Kampanye Birukan Langit dengan Bersepeda - Nasirullah Sitam

Kampanye Birukan Langit dengan Bersepeda

Share This
Berkumpul di KM Nol Jogja - Dokumentasi Journey to Zero
Berkumpul di KM Nol Jogja - Dokumentasi Journey to Zero
Berbagai gelaran sepeda cukup ramai di bulan September hingga akhir tahun. Aku sendiri mengikuti beberapa event sepeda sebagai panitia. Hingga di awal November, aku menerima ajakan kawan untuk bersepeda membirukan langit.

Agenda sepeda yang digagas oleh Journey to Zero ini mengajak kita untuk mencintai bumi, meminimalisir polusi udara, sehingga langit tetap biru tanpa ada polusi. Setahu, mereka juga membuat gerakan Birukan Langit Virtual Challenge 2022.

Aktivitas dengan tagar #BirukanLangitVirtualChallenge2022 ini, kita bisa ikut berpartisipasi melakukan aktivitas dengan mengurangi emisi. Sebagian teman pesepeda turut berpartisipasi dalam rangkaian aktivitas tersebut.

Aku sendiri hanya turut menyemarakkan ketika di Journey to Zero menyambangi kota Jogja. Selama dua hari mereka membuat agenda di Jogja National Museum (JNM). Mulai dari kegiatan jogging, bersepeda, diskusi, hingga pameran.
Menunggu pesepeda lain di KM Nol Jogja
Menunggu pesepeda lain di KM Nol Jogja
Di KM Nol Jogja, aku berbaur dengan beberapa perwakilan komunitas sepeda. Nantinya kami bersepeda melintasi sudut-sudut jalanan Jogja, lantas berakhir di Jogja National Museum. Sekilas, jalur yang kami lintasi kurang dari 10 kilometer.

Pagi tadi aku juga bertemu dengan rombongan pelari mengenakan kaus warna biru bertuliskan ‘Birukan Langit’. Rute yang mereka lintasi Tugu – Malioboro – JNM. Salah satu dari pelari membawa kantung plastik untuk mengambil sampah yang tersebar di sepanjang rute.

KM Nol Jogja – Jalan Mataram – Pedestrian Kotabaru – Tugu – Gowongan Kidul – JNM. Gambaran umum rute bersepeda pagi ini melintasi titik-titik tersebut. Aku sendiri sengaja menggunakan sepeda lipat Ecosmo yang biasa kugunakan blusukan tengah Kota.
Melintasi rute tengah kota Jogja - Dokumentasi Journey to Zero
Melintasi rute tengah kota Jogja - Dokumentasi Journey to Zero
Rombongan sepeda beriringan, sedari awal kami sudah diarahkan untuk beriringan dengan formasi dua sepeda yang sejajar. Pada ruas jalan tertentu, kami berubah formasi menjadi satu sepeda, karena jalan cenderung lebih sempit.

Tanpa terasa, kami sudah mendekati lokasi finish. Kurang dari satu jam perjalanan, semuanya sudah berkumpul di JNM. Pembawa acara menyambut kedatangan kami, bahkan dia menyebut namaku. Ternyata, pembawa acaranya temanku sesama fan Liverpool.

Deretan parkir sepeda sudah disiapkan di tempat yang teduh. Aku sendiri menggantungkan sadel sepeda pada besi parkir. Setelah itu menyapa kawan yang bertugas menjadi pembawa acara, lantas turut antre mengambil minuman.

Satu barista disibukkan melayani pengunjung yang berdatangan. Dia tampak sedikit kewalahan, aku sendiri mengantre di belakang, lantas menepi dahulu karena es untuk kopi habis. Barista tersebut kembali membawa satu kantung es.
Mengenakan kaus Birukan Langit - - Dokumentasi Journey to Zero
Mengenakan kaus Birukan Langit - - Dokumentasi Journey to Zero
“Esnya sedikit saja, mas,” pintaku.

Pagi ini kami dijamu dengan es kopi susu dan jajanan pasar. Rangkaian acara dimulai, aku duduk santai di panggung acara sembari menyesap minuman. Berbagai selingan acara berlangsung, untuk mereka yang digawainya sudah menginstal aplikasi Journey to Hero mendapatkan bingkisan.

Sebagian kawan juga menyempatkan waktu untuk swafoto pada photoboth yang sudah disediakan, ataupun berfoto dengan sepeda bambu. Pun dengan beberapa pameran yang tersebar di atas panggung. Nuansanya biru putih.

Diskusi santai ini berjalan dengan baik. Teman-teman pesepeda cukup antusias dengan topik yang dibicarakan. Seingatku, para pembicaranya adalah Pak Singgih (Spedagi), Anne Luntungan, Ican & Ucup yang membahas tentang aktivitas bersepeda jarak jauh.
Tertib di jalan ketika bersepeda
Tertib di jalan ketika bersepeda
Sosok-sosok yang berbicara ada yang kuketahui, terlebih mereka yang berkaitan dengan sepeda. Pun dengan Pak Singgih. Tahun 2016 dan 2017 aku pernah berkunjung ke Pasar Papringan Temanggung. Di sana, aku melihat sepeda bambu buatan beliau.

Dua jam bincang santai ini berakhir, sebagian kawan mendapatkan bingkisan dari penyelenggara. Di sini juga, kita bisa melihat pameran yang berkaitan dengan aktivitas Journey to Zero, ada juga semacam permainan seberapa sering kita jalan kaki ataupun bersepeda.
Teman-teman Jogja Foldingbike berfoto JNM - Dokumentasi Journey to Zero
Teman-teman Jogja Foldingbike berfoto JNM - Dokumentasi Journey to Zero
Sepemahamanku, Journey to Zero adalah kegiatan yang diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk mengurangi polusi, mencintai bumi dengan cara sederhana, dan memberi apresiasi kepada orang-orang yang ikut dalam gerakan tersebut.

Tak banyak yang bisa aku lakukan. Setidaknya, dengan menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, memanfaatkan transportasi publik, dan tidak membuang sampah sembarangan adalah cara terkecilku untuk turut membirukan langit. *Jogja, 05 November 2022

Catatan; beberapa foto yang saya gunakan adalah hasil dokumentasi panitia Journey to Zero.

13 komentar:

  1. Asyik sekali gowes rame2 di acara Journey to Zero ini, mas Sitam :) Membirukan langit menggunakan alat transportasi umum tentu cara yang mesti direalisasikan. Apalagi kalau bike to work misalnya. Adikku nih suka naik sepeda ke kantornya dari Jagakarsa Jaksel ke Blok M hahaha mantap kan. Minum es kopi susu dan makan jajanan pasar dulu pagi2 supaya nambah tenaga dan semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, salah satu cara kita ya seperti ini. Harapannya ke depan lebih banyak yang peka dengan perubahan iklim.

      Hapus
    2. Setujuuuu banget :D Dimulai dari lingkungan rumah, tempat kerja dll. Gowes sambil santai kan seru apalagi kalau rame, ga kerasa tau2 sampai.

      Hapus
    3. Terus lupa kalau sebenarnya panas banget ahahahhahah

      Hapus
  2. Seru sekali ya acaranya, apalagi dikasih es kopi susu dan jajanan pasar...sudah gitu olahraga sepeda bareng bareng menyemarakkan jalan dengan warna biru...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, menyenangkan kalau abis mengopi sekalian hahahaha

      Hapus
  3. Gowes bareng komunitas dan melakukan kampanye lingkungan itu sangat keren dan harapannya bisa memberikan dampak dan pemahaman kepada masyarakat umum.

    Kopi susunya bikin semangat gowes lagi..wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang menyenangkan kalau ada kegiatan begini hehehhe

      Hapus
  4. Suamiku hobi sepedaan memang, tapi kalo untuk ke kantor, dia masih belum mau, Krn jauh bangettt, terus macetnya parah 🤣. Jadi ttp hrs motor.

    Baguus nih acaranya. Langit di kota2 besar udah langka berwarna biru. Yg ada kebanyakan abu2 butek saking kotornya udara 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang penting bisa konsisten bersepeda, Itu sudah sangat menyenangkan kalau bisa bersepeda

      Hapus
    2. Penting sudah sepedaan, mbak. Lama-lama ntar malah konsisten hahahaha

      Hapus
  5. wah seru juga acaranya mas Sitam ... banyak aktifitasnya ngga ngebosenin

    BalasHapus
    Balasan
    1. menyenangkan pokoknya, ternyata seru juga kalau ramai-ramai

      Hapus

Pages