Menikmati Waktu Sore di Area Terbuka Embung PIAT UGM - Nasirullah Sitam

Menikmati Waktu Sore di Area Terbuka Embung PIAT UGM

Share This
Tengaran bertuliskan Embung PIAT UGM
Tengaran bertuliskan Embung PIAT UGM
Awal tahun 2023, sebuah unggahan sebuah embung di media sosial menjadi sorotan para pesepeda. Dari informasi yang tertulis, nama embung ini adalah Embung PIAT UGM. Lokasinya ada di Berbah. Aku langsung mencari lokasi melalui Google Maps, dan merencanakan menyambanginya di akhir pekan.

Pada titik koordinat di peta, belum ada ulasan terkait embung ini. Kucari informasi melalui tulisan, memang embung ini masih baru dan belum sepenuhnya jadi. Embung PIAT dibangun mulai bulan Mei hingga Desember 2022.

Berlokasi di Kalitirto, Berbah, pembangunan embung ini diharapkan menjadi sarana untuk menyimpan stok ketersediaan air pada musim kemarau. Terlebih di sekitar kulihat ada persawahan dan ladang warga sekitar.

Sepeda kukayuh melintasi Berbah, selama perjalanan aku belum berpapasan dengan sesama pesepeda. Kuambil jalan menuju Kalasan, salah satu yang kuingat adalah lokasinya tak jauh dari pohon Beringin besar di tengah jalan, nantinya aku tinggal belok kanan.
Gapura Embung PIAT UGM kala sore
Gapura Embung PIAT UGM kala sore
Dua petugas keamanan dari UGM berjaga, aku berhenti dan meminta izin. Di waktu yang bersamaan, ada rombongan sepeda UGM yang hendak menjadikan embung ini sebagai destinasi tujuan. Bahkan sudah ada stand yang menyiapkan sarapan soto serta durian.

Kusebut nama salah satu koordinator sepeda UGM, dua bapak ini sedikit kaget. Kujelaskan, aku juga masuk di WAG sepeda tersebut, hanya saja pagi ini sengaja ingin melihat embung waktu pagi. Aku diperbolehkan masuk, sebenarnya memang sudah dibuka untuk umum.

Turunan tajam dengan aspal berlubang kulintasi. Di sisi kanan petakan kebun jambu Kristal, di sisi kiri petakan perkebunan warga yang tumbuh subur. Embung PIAT sudah ada pengunjung. Rata-rata mereka pesepeda akhir pekan sepertiku.

Di sini aku bertemu dengan sesama kawan pesepeda dari UGM, dia bersama rombongan yang mempersiapkan stand untuk agenda sepeda UGM pagi ini. Kami berbincang sesaat, lantas aku melanjutkan mengambil konten, sementara kawan sibuk menyiapkan pelantang.
Area terbuka di Embung PIAT UGM
Area terbuka di Embung PIAT UGM
Sekilas ada yang menarik. Gapura pintu utama yang berbalur warna kuning terdapat ornamen Semar. Sosok punokawan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Konon, jika kita lihat dari ketinggian, embung ini pun berbentuk kepala Semar.

Hanya saja, kita tidak boleh sembarangan menerbangkan drone di wilayah ini. Dari informasi yang kudapatkan, jika ingin menerbangkan drone harus membuat surat izin. Hal ini dikarenakan wilayah Berbah masih berdekatan dengan Bandara Adisucipto.

Sebuah tengaran bertuliskan Embung PIAT UGM dengan logo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Lalu ada juga tulisan BBWSSO. BBWSSO sendiri kepanjangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Embung PIAT ini memang dibangun oleh BBWS Serayu Opak bersama Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM.

Embung ini tak luas, namun cukup nyaman dijadikan salah satu tujuan para pecinta olahraga. Ada semacam panggung terbuka berundak yang menghadap ke tengaran. Pun di depannya bisa dimanfaatkan untuk beraktivitas.

Aku sudah dua kali menyambangi tempat ini. Sewaktu pagi, tempat ini didominasi orang-orang yang bersepeda. Aku bertemu dengan rombongan ibu pesepeda asyik berfoto. Bahkan aku diminta untuk mengabadikan mereka bertiga di depan gerbang.
Fasilitas tempat main anak yang tersedia di Embung PIAT UGM
Fasilitas tempat main anak yang tersedia di Embung PIAT UGM
Berbeda pemandangan saat datang sore hari. Embung PIAT dikunjungi banyak warga setempat yang momong anak. Pintu gerbang dipalang bambu dengan tujuan sepeda motor tidak masuk. Untuk kendaraan bermesin bisa parkir di tiap dua sisi lahan kosong.

Aktivitas para pengunjung sebagian berolahraga. Mereka joging memutari embung. Ada juga yang sekadar bersantai di sudut-sudut tempat ini sembari mengabadikan diri. Ada banyak tempat duduk berbalur cat putih yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai.

Aku sendiri tertarik dengan tempat bermain anak-anak yang lokasinya tak jauh dari tengaran. Terdapat empat buah ayunan yang bisa dijadikan arena bermain anak-anak. Di Jogja, arena bermain di tempat terbuka untuk anak-anak memang dibutuhkan.

Fasilitas seperti musala pun sudah disediakan. Kita bisa memanfaatkan untuk beribadah ketika berkunjung siang ataupun sore hari. Dari kejauhan, aku mengabadikan bangunan musala tersebut. Sayangnya, pantulan musala di air tak terlihat jelas.
Masjid kecil di Embung PIAT UGM
Masjid kecil di Embung PIAT UGM
Seperti yang kuutarakan di awal, fungsi embung ini memang untuk menjaga cadangan air ketika musim kemarau. Di sisi lain, keberadaan embung ini menjadi salah satu destinasi wisata untuk masyarakat sekitar. Tidak sedikit warga datang untuk berfoto dan bermain di sekitar embung.

Di Jogja, setiap ada destinasi baru, biasanya cenderung ramai dikunjungi. Terlebih bagi para pesepeda. Seakan-akan mereka berlomba untuk menyambanginya paling awal dan mengunggahnya di media sosial, sehingga menjadi ramai.

Tak dipungkiri, keberadaan embung PIAT UGM ini bisa memantik perekonomian masyarakat. Terlebih jika ada warung yang dikelola dengan baik. Potensi ini tetap terbuka, karena tiap pagi ataupun sore, banyak pengunjung yang berdatangan.

Di sekitar embung pun ada dua lahan kosong yang sementara dijadikan tempat parkir. Bukan tidak mungkin ke depannya pihak pengelola bisa memberdayakan masyaakat setempat untuk membuka warung dengan konsep jajanan pasar.

Tentu hal ini harus dikaji lebih dalam. Sehingga keberadaan warung nantinya tidak menjadikan persoalan baru terkait sampah. Sementara ini memang sudah banyak tempat sampah yang ada di sekitar embung. Sayangnya, sewaktu aku datang, di dalam embung mulai ada sedikit sampah plastik.
Lintasan Joging untuk para pengunjung Embung PIAT UGM
Lintasan Joging untuk para pengunjung Embung PIAT UGM
Aku duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari musala. Di depanku, tiang lampu berjejer dengan baluran cat warna putih. Desain tempat lampunya pun identik dengan tiang-tiang yang tersebar di tengah kota Jogja. Kusapu pandangan, sore ini makin banyak pengunjungnya.

Waktu menjelang petang, kuputuskan pulang sebelum gelap. Toh di kamera, aku sudah mendapatkan foto-foto untuk keperluan tulisan blog. Keberadaan embung PIAT memang menarik. Selain berfungsi sebagai tempat cadangan air kala kemarau, tempat ini berpotensi sebagai destinasi wisata.

Di Jogja sendiri sudah ada banyak embung yang menjadi tujuan wisata. Salah satu yang paling populer adalah embung Nglanggeran. Selain itu, ada juga embung Sriten yang menjadi destinasi para pesepeda. Pun dengan embung Tambakboyo yang tiap hari ramai para pecinta joging.

Selain embung-embung tersebut, masih banyak lagi embung di daerah lain yang pamornya melejit sebagai tujuan destinasi wisata. Tentu aku berharap, di masa mendatang, embung PIAT ini pun menjadi salah satu tujuan para wisatawan, khususnya masyarakat sekitar. *Embung PIAT, 01 & 06 Januari 2023.

10 komentar:

  1. aku jadi penasaran dengan bentuk kepala semarnya
    dan ternyata benar, di youtube ada yang upload video dr drone, bentuknya memang kepala semar
    heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe, ada teman dari admin UGM yang sempat ambil foto tersebut, mas.

      Hapus
  2. tempat seperti ini bisa jadi pilihan sebagai tempat olahraga, bersantai, atau sekadar menikmati suasana. Jadi tidak hanya sebuah embung, tetapi juga sebuah tempat untuk kegiatan warga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjadi sangat bermanfaat ketika daerah tersebut jarang ada ruang publik atau jauh dari jangkauan area publik, mas.

      Hapus
  3. kalau tempatnya sebagus dan senyaman begini jadi bagai bunga mekar yang didatangi banyak lebah 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan semoga lebahnya tidak buang sampah sembarangan ehehheheh

      Hapus
  4. Indah juga ya jika dilihat dari atas embungnya menyerupai tokoh Semar. Suasananya juga resik. Banyak playground dan tersedia mushola juga...meski bayangannya ga kepantul terang di air hehheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. salah satu yang menyenangkan memang adanya tempat bermain anak-anak, mbak. Jadi bisa momong sambil santai

      Hapus
  5. Dari sekian banyak embung yg pernah mas tulis, ini yang paling cantik sih. Lebih mirip taman malah. 😄. Apalagi dengan tiang2 lampu putih dan conblock nya dicat merah. Aku suka. Pengen datangin yg ini kalo ke Jogja .

    Tapi sayangnya semoga sampah ga semakin banyak yaaa. Susah banget orang2 dibiasain untuk buang sampah ditempatnya 😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih baru dan konsepnya memang bagus, mbak. Semoga saja tetap terjaga kebersihannya

      Hapus

Pages